#9 - Tutorial Membuat Anak 🔞

Start from the beginning
                                    

"What the fuck!"

—heboh. Krist maupun Singto jadi rusuh di dalam kamar. Umpatan bersahutan. Singto yang nyaris membanting laptopnya—melempar ke atas kasur. Krist yang menjauh sampai mundur mentok punggungnya sama headboard. Sedang Singto berdiri, napas tersengal dengan mata menatap horror pada laptopnya yang masih memainkan adegan kekerasan seks.

"Singtuan, matikan!"

"Iya. Iya!" Singto dengan hati-hati; tangannya terulur panjang, kepalanya menengok ke arah lain. Ia mematikan videonya. Berhasil. Singto dan Krist bernapas lega.

"Apa itu tadi?" tanya Krist retoris sambil mengelus dada.

"Gila, kenapa pasangannya di borgol seperti itu?" Singto geleng kepala tak percaya.

"Kakinya diikat juga, matanya ditutup kain. Dia kira sedang main petak umpet apa, ya?" Krist masih blank perihal video yabg ditontonnya baru lima menit tadi.

"Terus itu dadanya ditetesi lilin, lagi spa?" sahut Singto lagi.

"Singtuan, sepertinya BDSM tidak cocok untuk kita," Singto mengangguk setuju.

"P'Off gila, pasti dia melakukan hal seperti itu pada P'Gun. Ck, parah! Mending kita cari video lain saja, ya?" Kali ini Krist yang mengangguk.

Kali ini mereka kembali duduk seperti semula. Singto mengarahkan jarinya ke folder selanjutnya. Seperti sebelumnya, banyak nama asing yang tak dikenal. Singto maupun Krist saling berpandangan.

"Orgy?" Suara Krist lirih. "Apa itu?"

Lagi-lagi Singto menghendikkan bahu sambil menggeleng.

"Buka jangan?"

Karena penasaran, Krist menganggukkan kepalanya agak ragu. Maka dengan itu Singto membuka folder yang berisi kurang lebih sepuluh video.

Asal buka, dan sekarang mereka di hadapkan dengan banyak orang dalam video tersebut.

"Kenapa banyak sekali?" Krist bersuara. "Astaga, mereka kenapa buka baju semua. Itu mereka tidak malu apa? Astaga ... Astaga ... Mereka ngapain itu? Oh, God ... Bergantian!" hebohnya sambil menutupi mukanya dengan telapak tangan, namun jarinya merenggang.

Jika Krist sudah menutupi sebagian muka, maka Singto melongo menonton video itu. "Shit! Ini namanya sex party!" Lalu ia mematikan video tersebut.

Lalu terdengar helaan napas lega dari Krist. Singto menoleh pada Krist.

"Lanjut video lainnya?"

"Yang normal saja tapi, jangan aneh-aneh."

Singto mengangguk. Dengan mengumpulkan keberaniannya kembali, Singto akhirnya membuka satu persatu video. Macam-macam, ada yang versi rape, ada yang threesome, ada juga yang di public.

Pusing sekali rasanya. Krist tak sanggup lagi. Ini sudah video ke dua belas yang mereka tonton tapi tak ada satu pun yang normal. Bahkan tak ada satu pun video yang ditonton sampai selesai. Mereka keburu heboh dan mematikan videonya.

Krist tidak sanggup jika harus menonton video porno seperti itu. Apalagi Singto, mati-matian dia menahan hasrat. Jangan sampai adik kecilnya terbangun seperti waktu lalu. Atau dia akan malu lagi di depan Krist.

Lelah dengan itu, beberapa saat Singto maupun Krist menemukan diri mereka masing-masing terdiam. Krist merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit dengan hampa. Sementara Singto duduk di tepi ranjang dengan memangku laptopnya.

"Kit, kurasa video terlalu ekstrim bagi kita. Bagaimana kalau kita cari cara lain saja?" tawar Singto, tiba-tiba angkat suara.

"Singtuan, kau yakin akan melakukan ... Err ... Seks denganku?" Krist mendudukkan tubuhnya. Ia meragu sampai menggaruk dagunya yang tak gatal. Tatapnya tepat lurus pada punggung Singto.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now