Red Light-8.

Mulai dari awal
                                    

Sakura sesekali melihat luka di punggung tangan Gaara yang terbalut perban itu, luka akibat menyelamatkan Sakura dari lemparan pisau.

"Apa itu masih sakit?" Sakura bertanya. Gadis itu kini juga sudah melunturkan ego nya, ia tidak terlalu kesal pada Gaara sekarang.

Gaara menggerakkan tangan nya perlahan, mengepal kemudian terbuka lagi. "Masih, tapi mungkin akan membaik nanti."

"Jika bukan karena kau, aku pasti sudah mati." Gumam Sakura yang menatap Gaara sendu.

"Ini kedua kalinya kau rela terluka untuk ku."

Gaara menatap mata emerald Sakura yang terlihat sedih, gadis itu seperti merasa amat bersalah pada nya. Lagi-lagi ia membahas hal yang seharusnya tidak perlu di ungkit, kenapa Sakura tidak bisa memegang ucapan nya sendiri?

"Apa kau masih akan mengganti posisi ku dengan Kiba?" Tanya Gaara akhirnya.

"Kau masih memikirkan nya?" Sakura memberikan pandangan tidak percaya pada Gaara. "Kau masih terbawa perasaan oleh penegasan ku itu?"

Gaara mengernyit heran, "Siapapun akan terpengaruh jika pekerjaan yang selalu di lakukan nya tiba-tiba berubah."

"Aku hanya menggertak!" Sakura berseru pelan lalu tertawa kecil. "Aku hanya menakuti mu, yah, aku berpikir menggoda mu sesekali tidak apa."

"Hei, kau sering melakukan nya!" Gaara berseru tidak terima membuat Sakura malah tertawa lagi. Ini pertama kali nya Gaara membantah dengan wajah kesal.

"Ya itu kan karena kau menyebalkan! Jadi wajar saja."

Mendengar hal itu Gaara langsung sweatdrop.

"Lagi pula kakak ku juga tidak menanggapi permintaan ku. Dia hanya mendengar nya bagai angin lalu." Sakura meyakinkan. "Aku berhutang nyawa pada mu dua kali, tidak mudah bagi ku untuk membiarkan orang lain mengganti posisi mu begitu saja, Gaara."

Gaara mendekati Sakura tanpa sadar dan pria itu duduk lebih santai, mereka saling berhadapan pada satu sofa yang sama. Televisi yang menyala tidak mereka perdulikan.

"Kau suka menggoda ku, apa itu menyenangkan?" Gaara bertanya lagi, wajahnya lebih santai dari biasanya.

Sakura mendekati Gaara juga dan bersandar di dekatnya, matanya tidak terlepas dari wajah Gaara. Senyum Sakura begitu terlihat tulus dan gadis itu tampak sangat bahagia, Gaara tau mana senyum jahil dan mana yang bukan.

Kali ini, Sakura tidak berniat menggoda nya. Gadis itu hanya bersikap apa ada nya.

"Menyenangkan, itu menjadi hobi baru ku setahun terakhir ini. Termasuk membuat masalah hingga kau datang untukku." Jawab Sakura, ia kemudian meraih tangan Gaara yang terluka dan memegangnya.

"Rasa nya aneh jika sehari saja aku tidak bertemu atau mengganggu mu. Seperti ada yang kurang."

Gaara menghela napas pelan, ia memilih untuk mendengarkan dulu semua yang ingin di utarakan Sakura malam ini. Gadis itu lebih menarik untuk ia perhatikan seperti ini, hanya cukup mendengarkan nya dari dekat, Gaara merasa hangat di hati nya.

Ada sesuatu yang membuat diri nya nyaman ketika begini bersama Sakura, semula ia tepis jauh-jauh semua itu karena hanya membuat fokus nya menghilang dan menghancurkan hari nya.

Ketika otak nya di penuhi oleh Sakura, maka Gaara akan bersikeras melupakan nya. Menghempas nya jauh-jauh namun itu malah semakin mengganggunya. Harusnya sejak awal Gaara membiarkan perasaan itu daripada dirinya tersiksa.

"Ketika kau rela tertembak demi menyelamatkan ku, aku berpikir berkali-kali, bagaimana jika bagian tubuh mu yang lain yang tertembak?" Sakura mengingat kenangan pertama nya dengan Gaara di ruang rapat setahun yang lalu.

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang