65|INIKAH AKHIR DARI HIDUP BOCIL?

821 123 40
                                    

"Erik ...." gumam Isya seraya keluar dari tempat persembunyiannya.

Masih ingat, kan sama Erik? Cowok yang waktu itu ngasih alamat Kinan ke Isya. Inget, kan? Inget dong.

Erik sedikit tersentak. Raut kaget terlihat sangat kentara di wajahnya, tetapi segera ia tutupi dengan senyuman canggung.

"E-eh, hai."

"Jadi, selama ini Erik yang jadi scret admirer Isya?"

Erik menghela nafas panjang lalu mengangguk pelan. Toh, ia tidak bisa mengelak lagi. Karena, Isya sudah memergokinya.

"Tapi kenapa? Kenapa Erik jadi scret admirer Isya?"

"Karena gue, kagum sama lo. Mungkin juga ... gue jatuh cinta." Erik mengambil nafas panjang, agak sulit menceritakan rahasia terbesarnya. Terlebih lagi selama ini Erik adalah tipikal cowok pendiam. Hobinya adalah membaca buku, hingga akhirnya Isya datang dan menjadi hobi keduanya, yaitu menatap gadis tersebut dari kejauhan. Dan memberikan beberapa balon dengan cara menyamar menjadi scret admirer.

"Dari awal kita ketemu, mata lo seakan menghipnotis gue. Lo udah berhasil mengambil hati yang udah gue kunci rapat-rapat. Gue gak pernah rasain ini sebelumnya terhadap gadis lain. Cuma lo yang berhasil ngebuka gembok hati gue. Dulu, hobi gue itu cuma belajar, tapi setelah ketemu sama lo, gue jadi suka mandangin lo dari kejauhan. Sampai akhirnya gue berhasil dapetin nomor hape lo dan berubah menjadi scret admirer lo. Gue cinta sama lo. Tapi gue gak berani ngungkapin nya. Sampai di suatu ketika, gue kalah cepat sama Alex. Gue cuma mengagumi lo. Gue sama sekali gak berniat hancurin hubungan kalian. Jadi, tolong jangan benci gue." Nada Erik terdengar lirih diakhir kalimat. Ia menunduk dalam. Jujur ia malu dan takut. Takut jika setelah mengetahui yang sebenarnya, Isya akan membencinya.

Isya menggeleng cepat. "Nggak. Meskipun cara Erik salah, tetapi Isya gak akan membenci Erik. Erik udah ngebantu Isya dua kali. Pertama, waktu Isya minta lokasi alamat Kinan. Kedua, waktu Isya hampir dipatuk ular."  Gadis itu mengusung senyuman lebar.

Erik mendongak, membenarkan letak kacamatanya. "Beneran? Lo nggak benci sama gue? Setelah semua yang gue lakuin?"

"Iya. Tapi Erik jangan kayak gini lagi. Saran Isya, ya kalo Erik suka sama seseorang itu ungkapin sebelum terlambat," ceramah Isya. Tumben sekali gadis itu bijak. Biasanya juga kalo dihadapan Alex otaknya selalu nge-load.

"Tapi semuanya udah terlambat. Orang yang gue suka udah jadi milik orang lain." Erik memamerkan senyuman getir. Jangan salahkan orang lain. Salahkan saja diri sendiri. Seharusnya Erik gercep. Akan tetapi, jangan salahkan Erik juga. Salahkan saja kepribadiannya yang tergolong pemalu dan sulit bersosialisasi.

Isya menepuk bahu Erik bertujuan memberikan semangat. "Bangkit, jangan diem aja. Cari jati dirimu dan temukan teman hidupmu yang sebenarnya. Karena rencana Tuhan pasti jauh lebih indah." Setelah mengucapkan motivasi tersebut, Isya berlalu meninggalkan Erik yang terdiam membisu.

Demi apapun jika Alex ada disini mungkin dia akan langsung mengadakan party. Lihatlah, dari mana Isya mendapatkan kata-kata bijak seperti itu? Ini benar-benar luar biasa!

"Isya benar, gue harus bangkit. Gue gak boleh kayak gini terus. Gue selalu merasa sendiri, tapi ternyata tidak! Banyak orang-orang yang selalu berada di dekat gue, namun gue selalu memisahkan diri."

Erik menatap Isya yang sudah menghilang dari pandangannya. Ia tersenyum manis seolah Isya masih berada di hadapannya. "Terimakasih Isya. Gue akan bangkit. Gue akan menemukan teman hidup yang sesungguhnya. Thanks God, kau menunjukkan jalan untukku melalui Isyana."

∆∆∆

Isya tersenyum sumringah. Demi apapun ia sangat bahagia. Kini terjawab sudah rasa penasaran yang beberapa hari ini menghantuinya. Isya benar-benar tidak menyangka jika scret admirernya adalah Erik. Meskipun mereka satu sekolah, tapi mereka baru satu kali bertemu; saat Isya meminta lokasi alamat rumah Kinan. Dan Erik tiba-tiba datang menjadi scret admirer dengan alasan menyukai Isya kali pertama mereka bertemu. Oke, anggap saja inilah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang