5|SATRIA MARAH

1.6K 341 183
                                    

_Please help me find the typo_

"Sya, mana? Satria kok belum dateng?" tanya Xia sambil memasukkan sepotong donat kedalam mulutnya.

Saat ini mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut yang keroncongan serta mengembalikan tenaga yang tadi cukup terkuras oleh ulah Pak Harto.

"Iya, nih. Dah gak sabar gue," celetuk Selena yang sedang memakan gulai.

"Ya udah, kalian tunggu dulu di sini," ucap Isya seraya bangkit dari kursi.

"Eh, Sya, lo mau kemana?" tanya Tata.

"Udah, kalian tunggu aja di sini. Jangan kemana-mana, yah," pesannya sambil melangkah pergi.

∆∆∆

Manik hazelnya bergerak kesana-kemari—mencari sosok figur kawan sejolinya.

"Satria kemana, yah?" gumam Isya. Kaki minimnya berjalan tak tentu arah, menyusuri setiap koridor yang cukup ramai.

Anjir, lo berani sama kita?!

Bugh!

Maju lo sini!

Sialan!

Isya tersentak saat mendengar suara teriakan yang cukup keras. Dengan gerakan cepat, ia berjalan mencari sumber suara itu. Entah apa yang terjadi, tapi instingnya mengatakan bahwa saat ini Satria sedang tidak baik-baik saja. Isya ketar-ketir tak karuan.


Tubuhnya seolah membeku ditempat, kala melihat sahabatnya tengah dipukuli secara massal oleh siswa-siswa bertubuh jangkung.

Tanpa pikir panjang Isya langsung berlari dengan air mata yang sudah berlinang. Tak peduli dengan orang-orang yang menatapnya aneh sekaligus heran.

Tujuannya saat ini adalah Satria. Hanya Satria.

"Satria!" pekik Isya yang sudah mulai dekat dengan lelaki itu, hanya beberapa langkah lagi untuknya agar bisa mencapai Satria.

"Isya! Pergi dari sini!" suruh Satria dengan suara parau.

"Nggak! Isya gak bakalan ninggalin Satria!" Isya hampir menggapai Satria, namun dua orang lelaki bertubuh kekar langsung menghadang dan memegangi kedua lengannya.

"Lepas!" Isya memberontak, tetapi apalah daya? Kekuatannya tak sebanding dengan lelaki yang tengah mencengkram nya saat ini.

Rahang Satria mengeras saat melihat gadis kecilnya itu tengah dicekal kuat oleh dua orang lelaki yang merupakan anggota Dangerouz. Dapat dilihat luka memar kebiruan di area lengan gadis itu.

"Damn it!" umpatnya.

"Jangan sentuh dia, sialan! Atau kalian bakalan nyesel seumur hidup!" ancam Satria dengan amarah yang sudah memuncak.

"Lepasin Satria, Isya mohon," lirih Isya dengan suara bergetar.

"Isya! Jangan memohon!" bentak Satria. Namun, Isya tetaplah Isya. Tekadnya sudah bulat, dia tidak akan mundur. Kepalanya menggeleng kuat. "Isya mohon, lepasin Satria," pintanya lagi.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang