17|VAMPIR x POCONG

959 153 79
                                    

_Please help me find the typo_

Gadis dengan rambut hitam legam itu berjalan pelan. Kaki jenjangnya menuntun memasuki lorong berwarna merah yang terlihat mencekam lantaran kosong melompong tak berpenghuni. Tak lama, suara-suara aneh mulai mengalun memasuki indera pendengarannya. Isya memejam sembari bersusah payah mengusir suara-suara itu dengan cara menutup kedua telinga menggunakan telapak tangannya.

Suara tersebut lenyap seketika. Membuat Isya menghela nafas lega. Namun, tak disangka, saat Isya membuka kelopak matanya, bertepatan dengan itu muncul sosok-sosok mengerikan dari balik tembok.

Ia membekap mulut agar tidak berteriak. Air matanya sudah mengalir deras. Merembes ke permukaan karpet merah yang tengah dipijaknya.

Dengan langkah gontai, Isya berjalan ke sebelah samping. Niatnya ingin bersembunyi, namun ... wow, beyond estimation! Dia menemukan sebuah pintu dengan gambar tengkorak dibagian tengah. Tetapi, hal yang membuat Isya menggaruk kepala adalah ... diatas gambar tengkorak tersebut terdapat tulisan yang sama sekali tidak Isya mengerti. Bahasa Yunani yang berbunyi,

απαγορεύεται η είσοδος

(Dilarang masuk)

Tak ambil pusing, tangannya terulur memutar knop pintu berwarna perak. Kepalanya menyembul dari balik pintu—memastikan keadaan aman atau tidak. Isya mengernyit, mendapati sebuah meja rias dan berbagai macam makeup.

"Tempat apa ini?"

Matanya menatap jajaran topeng yang sangat menakutkan. Ia mengambil salah satu dari puluhan topeng tersebut. "Kalo Isya pake ini, hantu-hantu itu pasti takut, dan bakalan lari," gumam Isya. Setelahnya memasang topeng berkarakter pocong ke wajahnya.

Di sisi lain, "Vin, jangan kesana! Gimana kalo ada setan beneran?" pinta Arthur dengan raut ketakutan setengah mati.

Ada tiga lorong disana. Lorong hitam, lorong merah dan lorong putih. Mereka bingung harus memasuki lorong yang mana? Jadi, Nattan sepakat untuk membagi para manusia sableng itu menjadi tiga kelompok.

Alex, Alvin dan Arthur memasuki lorong merah. Ciko dan Nattan memasuki lorong hitam, sementara Ezzy dan Neervan memasuki lorong putih.

"Astaghfirullah! Lailahaillallah! Muhammad Rasulullah!" Arthur semakin memeluk erat lengan Alvin. Membuat sang empu menatapnya sinis.

"Thur, apaan, sih? Lebay banget. Lepasin!" sentak Alvin. Bukannya melepaskan, alih-alih Arthur malah semakin mempererat pelukannya.

"Vin, liat itu disana ada kepala doramonyong, nyembul dari balik tembok," gidik Arthur.

"Doramonyong bapak kau!"

Alex hanya menggelengkan kepala, menanggapi tingkah Arthur yang kelewat batas normal itu. Langkah lelaki berjaket Levis tersebut terhenti, saat matanya tak sengaja menangkap sebuah objek yang cukup menarik atensi.

Sebuah topeng dengan karakter vampir tergantung di tembok bernuansa merah. Seketika, ide konyol terbesit di pikirannya.

Alex mengendap, bersembunyi di balik patung kuno. Setelah memastikan jarak dirinya dengan Arthur dan Alvin terpantau cukup jauh, dengan cekatan ia mengambil topeng itu dan langsung memakainya.

Diseberang sana, Isya berjalan mundur supaya hantu-hantu itu tidak bisa melihat wajahnya. Dan, yah! Nantinya Isya akan membalikkan badan kemudian mengagetkan mereka. Oke, idenya sudah sempurna.

Bertepatan dengan itu, Alex juga berjalan mundur. Alasannya sama, namun berbeda. Jika Isya berniat mengagetkan hantu-hantu, lain dengan Alex yang ingin menakuti Arthur.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang