23

7.1K 336 13
                                    

James berlari tergesa-gesa bahkan dia melewati 2 anak tangga sekaligus, padahal bisa saja dia menaiki lift di kediaman nya itu. Memang akal nya sudah tidak bisa di ajak kompromi saat ini

Brak....

"Queensha" Ucapnya sedikit teriak
Membuat beberapaa orang di ruangan itu cukup terkejut.

Matanya menatap kasur tempat gadis yang ia cintai selalu terbaring disitu. James melangkahkan kaki nya dengan pelan, rasanya masih belum percaya bahwa gadis itu tidak lagi terbaring lemah dengan mata yang terpejam.

Yah... Queensha telah sadar kabar yang membahagiakan buat James dan semua orang. Queensha duduk dengan menyandarkan punggung di kepala ranjang. Menebar senyum indah walau seluruh badannya masih lemah.

Tanpa babibu James langsung memeluk queensha mengucapkan kata aku merindukan mu berkali kali, yang membuat queensha tersenyum senang.

"Aku merindukan mu... Sangat... Kau lama sekali tidurnya... Aku merindukan mu moon... Aku rindu" James tak henti hentinya menciumi seluruh wajah queensha membuat gadis itu terkekeh geli melihat tingkah pria didepan nya.

"James.. Hentikan.  Cukup. Ini geli "
Namun James tak mendengarkan dia masih ingin memeluk dan mencium queensha sepuas hatinya.

"Aku merindukan"

"Aku tau, tapi cukup James... Hentikan. Mereka melihat kita" Cicit queensha malu.

pelayan dan penjaga pun tersenyum samar melihat tuan mereka yang sebulan ini menjadi pemarah telah kembali menjadi seorang yang ceria. Dan mereka merasa lega akan hal itu

"Shit... Keluar. Kenapa masih disini Ha"

"James.... " Tegur queensha

Para pelayan dan beberapa penjaga pun keluar, mereka tau batasan, dan akan memberikan ruang untuk tuan muda nya itu menghabiskan waktu bersama sang pujaan hati.

"Kita sedang dimana, tempatnya begitu asing" Tanya queensha. Dia heran pasalnya dia belum pernah melihat kamar ini sebelumnya, ini bukan kamar di mansion James.

James yang mendapati pertanyaan seperti itu, sedikit kelabakan. Apa reaksi queensha jika dia dan James berada di pulau ini. Apa reaksi queensha bahwa Xavier tidak di sini. Apa reaksi queensha jika dia tau hanya dia dan James di pulau ini. Bagaimana jika queensha ingin pulang dan kembali pada Xavier Mackenzie Dan beberapa pertanyaan yang kini memenuhi otaknya.

"James... Kenapa melamun. Ini bukan kamarmu"

"Queensha... Aku... Mm... Aku.. "

"Hey kau kenapa" Queensha memegang pipi James dan membelai nya, membuat James semakin deg degan.

"Kita sedang ada di pulau pribadi ku"

"What" Teriak queensha, setelah itu dia kembali meringis akibat sakit di kepalanya yang begitu terasa

"Pelan pelan moon"

"Kita dimana katamu? Ah kenapa kepala ku sakit sekali" Keluhnya

"Kau lebih baik istirahat"

"Jelaskan ada apa?" James memandang queensha dengan tatapan aneh. Ada apa katanya.

"Kau tidak ingat? "

"Tidak kepala ku sakit sekali James" Jantung James bahkan sudah berdisko dengan cepat. Apa yang di fikirkan nya kali ini membuat nya memiliki suatu pengharapan yang luar biasa.

"Sungguh? " Tanya James memastikan.

"Kau kenapa? Apa pekerjaan mu membuat otakmu melemah" Sarkas queensha dengan nada lemah.

"Kau tidak ingat apa pun?" James kini melihat mata queensha. queensha bingung dengan sorot mata yang di tampilkan James. Disana terlihat kebahagian, putus asa, cinta, dan entahlah.....

"You okey" Tanya queensha. James mengangguk cepat.

"Katakan apa yang kau ingat? "

Queensha terdiam sejenak... Dia kembali mengingat, namun sakit tak tertahankan membuat meringis kesakitan. Membuat James panik dan meminta dokter yang sudah standbye kembali masuk ke kamar.

James memperhatikan bagaimana dokter itu menangani queensha dan memeberi pertanyaan pertanyaan kecil, namun to the point membuat James. Menganga tak percaya.

Sungguh? Sungguh akan seperti ini ???

_____

"Kami sudah menjelajahi hingga pelosok terpencil negara itu, dan mereka tidak kembali ke rusia tuan" Lapor George

Xavier dan Arthur duduk bersebrangan, sebenarnya Xavier enggak melibatkan ayahnya, namun watak keras dari seorang Arthur Mackenzie tidak ada yang dapat melawan.

"Kau yakin? " Tanya Xavier

Kini Xavier dan sang ayah saling tatap seolah sedang berdiskusi dan memperkirakan kemana seorang James Pattinson membawa queensha. Xavier yakin James tidak akan gegabah dalam mengambil langkah jika itu berurusan dengan queensha.

" Xavier... Seandainya kau ada di posisi james... Kau menginginkan tetap bersama gadis mu. Melindunginya dari dunia luar, menikmati hari hanya berdua tanpa gangguan siapapun. Kemana kau akan membawanya" Tanya Arthur sambil menatap tajam Xavier.

Xavier yang mendapatkan pertanyaan seolah mendapat signal dan jawaban. Kepalan tangannya semakin erat menampilkan urat urat yang terlihat jelas itu, wajah nya merah padam serta tatapan mata nya yang lebih tajam dari sang ayah. Lebih parahnya seringaian Xavier membuat orang orang yang menatapnya menelan ludah dengan susah payah.

"Sang iblis kembali" Itu kata yang mampu di ucapkan seluruh anak buahnya di dalam hati.

"Jika itu aku makan aku akan membawanya ke gunung atau pulau, yang tak bisa di jangkau orang luar"
Desis Xavier

" Ya kau benar... Hanya 2 itu kemungkinan ya"

Xavier seolah memutar kembali otak dan memorinya, berharap mengingat sesuatu atau mendapat clue dari rasa penasarannya

"Kenapa? " Tanya Arthur

" Dia James pattinson. Jika gunung dan pulau... Maka pasti dia memiliki aset tersendiri, oleh karna itu tidak bisa sembarang orang yang masuk"

"Maksudmu? "

"Dia seperti ku dad. Aku memiliki hutan pribadi yang tak mungkin orang lain masuki, namun bukan hanya aku yang tau, kau dan yang lain  juga tau. Tapi James ku rasa tidak"

Arthur bingung dengan apa yang di utarakan Xavier.

"Hanya dia dan orang kepercayaan nya yang tau. Aku merasa keluarga nya juga tak tau dengan itu"

"Bagaimana kau yakin?

" Beberpa waktu lalu, salah satu orang ku memberikan informasi, dimana tn. Pattinson tampak frustasi dengan keberadaan James. Bukan kah itu tandanya dia tak tau anaknya dimana? "

"Kau benar. Gunung atau pulau yang memang hanya miliknya tanpa keluarga nya ketahui"

"Lalu?? " Tanya Arthur

" Kita akan mencari nya di Eropa"

"Why....? "

" Queensha menyukai Eropa" Jawab Xavier sendu

"Ya kita akan bergerak di Eropa"

Dengan keyakinan mantap dan harapan besar, kali ini Xavier yang akan mencarinya langsung. Dia tak bisa duduk tenang menunggu kabar. Dia akan bergerak dengan gesit kali ini.

Tunggu aku sayang..... Rapal nya dalam hati

LIMERANCEWhere stories live. Discover now