29

6.2K 333 60
                                    

Quensha perlahan membuka kelopak matanya walaupun rasa kantuk masih menyelimuti dirinya, pantulan sinar bulan yang indah membuat nya terkagum untuk sementara.

"Mmmm"

"Astaga" quensha kaget bukan main saat dia menyadari seseorang memeluknya bahkan meletakan kepalanya di leher miliknya dan sesekali menciumi leher itu.

Dengan jantung yang berdegup kencang dia melihat tangan kekar itu

"Ini bukan tangan James" batinnya

Dia menelan ludah kasar,melihat lengan itu kemudia menyusuri perlahan hingga bahu lalu ......

Damn
"Lelaki itu"

Dengan sekuat tenaga queensha melepaskan tangan itu dari tubuhnya dan tak lupa pula dia menyikut perut Xavier dengan kuat

"Wow astaga queen sakit sekali" adu Xavier

"Lalu aku peduli" sarkas queensha

"Kenapa  kau jadi kasar begitu" Xavier mengusap sayang perut berototnya itu

"Sudah lah hentikan drama mu itu. Dimana aku saat ini ha" marah queensha

"Tentu saja di wilayah ku" Xavier kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut lagi

Quensha yang geram melihatnya, langsung saja menarik selimut dengan kasar, membuang nya ke lantai dan dia kembali marah dan bercakak pinggang

Xavier hanya memandang nya dengan geli, queensha tampak cantik dan imut ketika sedang marah

"Kenapa aku baru sadar dia akan menggemaskan disaat marah ya" batinnya

"Heh, aku bertanya padamu kenapa kau malah senyum seperti orang gila"

"Ya memang aku gila, gila karena cintamu sayang"

"TUAN!!!" Teriak queensha kesa

"Sudahlah lebih baik kita tidur saja, aku lelah sekali hari ini, kemarilah queen aku begitu merindukan mu"

" Tidak aku tidak mau, aku ingin pulang"

" Pulang ke mana yang kau maksud?"

"Tentu saja kerumahku"

"Kau bilang padaku, bahwa aku rumah mu, apakah kini sudah berganti pemiliknya queensha"tanya Xavier, raut wajahnya yang sedih dan suaranya yang terlihat murung dan sendu, membuat queensha terdiam, di sudut hatinya seperti ada sesuatu yang menikam dan rasanya luar biasa sakit

"Ak...aku..."

" Jika memang begitu, tidak ada lagi yang bisa ku perbuat,jika kau mau pergi dan kembali kepada pria itu pergilah...." Xavier menutup tubuhnya dengan selimut kemudian memejamkan mata dan tidur membelakangi queensha

...........

Pagi hari suasana mansion tampak sepi, queensha memperhatikan setiap sudut mansion ini, tidak terlalu banyak orang seeprti di mansion milik James.

"Selamat pagi nyonya " sapa kepala pelayan mansion itu

"Oh selamat pagi "sapa queensha ramah

"Ada yang bisa saya bantu"

"Dimana tuan yang membawa saya ke sini" tanyanya

"Oh tuan Xavier, dia sedang keluar untuk  berolahraga"

"Olahraga?"

"Iya nyonya"

"Baiklah terimakasih, aku akan mencarinya"

Dengan langkah tergasa queensha menuju pintu utama, saat dia sudah membukanya, alangkah terkejutnya dirinya saat ini

" Astaga dimana ini"

Ya hutan, lagi lagi mansion didalam hutan, Xavier memang sangat suka mengkoleksi dan membangun mansion di kawan hutan, itu letak sempurna untuk menutupi kebrutalan dalam dirinya

Queensha kembali memperhatikan hutan ini, sepertinya ini hutan yang jarang di jamah manusia, masih sangat asli dan begitu asri, bahkan dia bisa melihat jajaran rusa lewat.

Sekelabet bayangan muncul di kepalanya,

"Ahh kepala ku sakit sekali" teriaknya

Gambaran gambaran yang tak asing muncul di kepalanya, mansion, hutan, harimau, kantor bahkan Xavier turut datang bertubi tubi dalam ingatannya.

"Ah...hentikan.. stop...sakit...sakit..sudah" queansha memegang kepalanya hingga menarik keras rambutnya, kepalanya begitu berdenyut dan seolah ingin pecah

"Astaga..queen...kau kenapa?"

Xavier yang baru saja memasuki pekarangan rumah begitu terkejut melihat queensha berteriak kesakitan di depan pintu

"Ahh...sakit..ini sakit sekali"

"Apa yang sakit, bicara padaku "

"Kepala ku....ahhhhh"

Gelap....
Queensha tak sadarkan diri

"Bodoh kenapa kalian diam saja haaaa
Ayo ke rumah sakit bodoh" maki Xavier

Dengan cepat mereka langsung menyiapkan beli untuk menuju rumah sakit....

"Apalagi ini Tuhan"cemas Xavier

LIMERANCEOnde histórias criam vida. Descubra agora