30

7.2K 321 64
                                    

Xavier terus menggenggam tangan mungil nan lembut itu, sesekali mencium nya lalu sesekali mengelusnya dan sesekali di letakkan di pipinya.

" Apalagi ini tuhan, aku benci melihat wanita cantik ini tidur di ruangan seperti ini lagi" desahnya

Xavier memandangi wajah pucat itu dengan miris, menyalahkan dirinya sendiri karena selalu lalai menjaga queensha.

"Bangun lah queen, aku sangat merindukan senyuman mu"

Cairan hangat menyentuh tangan itu, queensha yang merasa kepala nya begitu sakit, mencoba untuk membuka matanya, pelan-pelan dia membuka mata yang terasa berat itu, sinar lampu sedikit menganggu penghilatannya, ia mengerjakan mata berulang-ulang membiasakan dengan cahaya di ruangan itu.

"Mmmm...sakit" lirih nya

Xavier kaget, mendengar suara pujaan hatinya, walau ia hanya bergumam pendengaran Xavier begitu tajam

"Astaga..akhirnya kau sadar, aku merindukan mu" tanpa ba-bi-bu Xavier memeluknya.

"Sa...sa..sa... sakit"

"Oh maaf... love aku lupa, aku akan memanggil dokter untukmu"

Xaavier bergegas keluar, lalu di depan pintu kamar perawatan queensha, dia memanggil anak buahnya

"Hai kau...sini"

Anak buah-nya saling pandang wajah ceria Xavier terpatri jelas saat ini, senyum merekah yang amat sangat tidak pernah mereka lihat dari bios nya itu

"I...iya bos"

"Sini" geram Xavier

"Sa...saya bos?"

"Iya. Kau ...yang botak. Sini cepat"
Gemasnya.

Pria botak yang sebenarnya bernama Peter itu segera menghampiri bosnya.

" Iya bos"

"Panggil dokter.cepat!! Queen ku sudah sadar"

" Baik bos"

"Jika lama, akan ku pisahkan kepala dengan badanmu" ancamnya

Peter hanya mengangguk sambil menelan ludah, tanpah buang waktu. Dia segera berlari. Heyyyy... Tidak lucu dia bekerja tanpa kepala kan.

____________

"Brengsek...brengsek, sialan" makian itu terus keluar, ruangan yang semula rapi hancur berantakan,

"Tuan tenanglah"

"Tenang?...tenang? Tenang kau bilang. Bagaimana aku bisa tenang ha. Bajingan itu membawa tunangan ku"

Duarrrrr

James kembali melemparkan guci mahal iti. Nyaris mengenai kepala orang itu.

"Bagaimana dengan pencarian nya. Dimana Mereka?"

" Kami sednag berusaha" jawabnya gugup

"Bodoh, apa kerja mu ha? Kenapa sangat lamban"Sial....pikir James.

Saat ini roda sedang berputar beberapa waktu lalu, dia yang berhasil menyembunyikan diri dari Xavier Mackenzie tapi lihat lah kini, bajingan itu bahkan sangat lihai dan begitu licin.

"Pergi dari sini" usir James

James hanya tertunduk lesu, dia menerawang jauh sebelum semua ini terjadi, dahulu dia sangat bahagia bersama queensha, dia terkekeh pelan sangat bayangan queensha cemberut saat James lupa membawakan eskrim kesukaan nya.

"Aku merindukan momen itu"
Rapalnya dalam hati.

Tok..tok..tok....

"Bolehkah aku masuk"
James menoleh, dan benar saja dugaannya si menyebalkan itu datang.

"Ada apa kau kesini"sinisnya

"Oho....ayolah James, ketus sekali kau ini"

"Aku sedang tidak ingin di ganggu"

"Aku tidak menganggu mu kok"

"Lalu?"

"Hanya mau memberikan sedikit informasi"

James menaikan alisnya, lalu dia terkekeh. Informasi apa. Tidak ada informasi yang lebih penting selain keberadaan queensha baginya

"Kau tidak ingin tau"tanya logan. James hanya diam tanda tak berminat

"Baiklah kalau begitu, aku pergi saja, ku kira kau belum move on dari gadis kecil itu, ternyata sudah" logan berdiri namun di tahan oleh James

"Apa maksudmu?"

"Gadismu sepertinya akan mendapatkan ingantan nya kembali"

Deg....
Jantung James rasanya ingin berhenti.
" Tidak...tidak...tidak boleh. Queensha hanya boleh mengingat aku sebagai tunangannya" gumamnya.

"Kau tau dari mana?" Tanya James

"Hey boy...kau lupa siapa aku. Aku logan, mencari informasi adalah keahlian ku"
Sombongnya.

"Sialan"

Ya James lupa bahwa logan ahli dalam mencari informasi dan meretas, kenapa dia tidak kepikiran itu sejak awal..

Bodoh


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIMERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang