"Astaga, apa yang kalian lakukan!" pekik Nyonya Ruangroj kaget melihat posisi Singto dan Krist. Tak hanya Nyonya Ruangroj, ada Gun yang melebarkan matanya.

Bagaimana tidak kaget kalau yang mereka lihat adalah, tangan Singto dan Krist berada di celana Krist; terlihat seperti hendak membuka celana.

Singto segera melepas tangannya. Krist juga. Berdehem salah tingkah. Nyonya Ruangroj dan Gun kemudian terkikik.

"Kau ini kenapa mengganggu Kit masak? Sudah tidak betah, huh?" goda Nyonya Ruangroj.

Hawa panas merambat ke wajahnya, Krist yakin sekali kalau sekarang wajahnya memerah malu. Dia tahu maksud ibu mertuanya. Siapapun yang melihat posisi mereka pasti berpikiran yang iya iya.

"Tidak. Bukan begitu. Aku ...," Singto tak melanjutkan ucapannya. Ia melirik Krist yang diam saja sambil malu.

"Ya, sudah ... Sana, kalian ke meja makan! Semuanya sudah berkumpul. Biar Mae saja yang bawa sop ayamnya."

Tak menunggu lama Singto lebih dulu kabur. Krist menatapnya dengan jengkel.

***

Makan malam berjalan dengan khidmat. Seluruh anggota keluarga menikmati hidangannya. Bahkan Tuan Ruangroj sempat memuji sop ayam buatan Krist. Tak ada percakapan serius, hanya obrolan ringan saja selagi makan. Terkadang mereka disuguhkan dengan Off yang memanjakan Gun sampai mendapat cibiran dari Singto.

Krist sejak tadi hanya diam. Dia masih malu dengan kejadian di dapur. Masih kesal juga dengan Singto yang seolah tak terjadi apa-apa.

"Sebenarnya, kalian mengundang kami ada acara apa? Tumben?" Singto akhirnya menanyakan hal yang sejak kemarin malam mengganggunya. Tidak mungkin mereka mengumpulkan seluruh anggota keluarga kalau bukan untuk membicarakan sesuatu.

"Jadi ... Sebenarnya aku yang mau kasih tau berita ini," Gun angkat bicara. Semuanya menyimak. Gelagat Off yang tiba-tiba meraih tangan Gun tak luput dari pengamatan mereka semua. Nyonya Ruangroj hanya mengulum senyum melihat keduanya.

"Gun hamil," celetuk Off yang membuat seluruh anggota keluarga terkejut senang. Kecuali Nyonya Ruangroj yang memang sudah tahu.

"Benarkah?" Krist tampak berbinar, ikut senang mendengarnya. "Selamat P'Off ... P'Gun. Akhirnya, ya ...."

"Ai'Off, kau akan menjadi seorang Ayah, bro!" Arm antusias sekali. Off dengan sombong menaik turunkan alisnya.

Satu kabar bahagia itu disambut riuh. Mereka mengucapkan selamat serta pengharapan yang baik pada pasangan tersebut.

"Wah, tak menyangka aku akan menjadi seorang Paman," ucap Singto.

Tawa dan bahagia mengiringi keluarga Ruangroj malam itu. Bahkan Krist sampai lupa dengan rasa malunya perihal kejadian di dapur.

"Oh, ya ... Singto sama Krist kapan menyusul?" tanya Tuan Sangpotirat. Tuan Ruangroj tampak setuju dengan pertanyaan besannya tersebut.

Krist yang hendak minum menghentikan pergerakannya di udara. Melirik pada Singto yang nyengir. Pria itu remat sendok garpunya kuat.

"Tujuan menikah, 'kan punya keturunan. Walaupun tidak sekarang, pasti kalian ada rencana," tambah Nyonya Ruangroj. Diamini seluruh anggota keluarga semakin membuat kedua pasangan itu panik. Tampak dari pergerakan matanya.

Kemudian Krist lanjut minum, buru-buru. Tenggorokannya mendadak kering. Membicarakan tujuan menikah membuatnya tersindir keras. Jika orang lain memiliki tujuan menikah untuk mendapatkan keturunan dan sebagainya, maka Krist dibingungkan dengan tujuan pernikahannya dengan Singto. Sampai sekarang, ia tak tahu pernikahan seperti apa yang sedang mereka jalani.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now