Bonus Chapter

815 91 58
                                    


10:15 AM, Seoul

Wonyoung berdiri depan tempat tiket sebuah taman bermain, seorang wanita paruh baya di sampingnya.

"Serius, Ma? Memangnya aku anak SD harus ditemenin?"

"Mama gak akan pergi sebelum Mama melihat batang hidung Yujin."

Wonyoung memutar bola matanya, protes sekeras apapun tak akan membuat Mamanya bergeming. Untungnys tak lama setelah itu Yujin datang dengan senyum lebar seperti biasanya. Ia membungkukkan badan saat melihat Mrs. Jang.

"Tante harap lain kali kamu datang lebih awal saat kalian janjian. Jangan buat Wonyoung menunggu!"

"Maafkan saya, Tante."

"Ma! Kita yang terlalu awal datang dari jam yang seharusnya! Jangan salahin Yujin!"

Mrs. Jang tak mengindahkan protes anaknya. Ia mengebakkan tangannya ke kedua anak remaja itu.

"Udah sana masuk! Mama jemput nanti jam 3 sore. Mengerti?"

Wonyoung cemberut saat mereka berjalan masuk taman bermain. Walaupun bagi Yujin wajah cemberut Wonyoung sangatlah lucu, namun Yujin ingin Wonyoung menikmati acara mereka itu. Terlebih mereka sebentar lagi kelas 3 dan akan semakin jarang waktu luang yang bisa dihabiskan bersama.

"Hey, jangan cemberut gitu dong!" Yujin mencoba menghiburnya.

"Mama keterlaluan! Aku dibuat seperti gak bisa bernafas karenanya." Keluh Wonyoung.

Yujin paham dari mana asal keposesifan Mrs. Jang. Ia tak ingin Wonyoung sampai membenci Mamanya.

"Tante begitu karena dia gak mau kehilangan anak kesayangannya."

"Ya aku tahu, tapi gak gitu juga caranya!"

"Biar nanti aku bantu ngomong, okay? Sekarang wahana permainan udah memanggil kita."

Kedua remaja itu mencoba hampir semua wahana di taman bermain itu. Mereka menikmati bagaimana adrenaline mereka memuncak setiap naik wahana ekstrim. Mereka tertawa saat baju mereka basah kuyup oleh cipratan air salah satu wahana, yujin yang sedikit mual saat turun dari rollercoaster, sampai mencoba hotdog berukuran jumbo. Mereka menikmati hari itu.

Saat mereka akan mencoba wahana lain, Yujin melihat Wonyoung berkali-kali mengipaskan tangannya di depan wajahnya. Ia menghentikan langkahnya, membuat Wonyoung sedari tadi bergandengan tangan dengannya ikut terhenti.

"Wonyoung, kamu ngapain pakai syal? Ini musim panas, kamu kepanasan kan jadinya?"

Tangan Wonyoung dengan sigap menghentikan tangan Yujin yang akan melepas syal di lehernya. Ia melihat Yujin membatu sesaat, terkejut, lalu tersenyum menatap tepat ke matanya. Yujin melepas genggaman tangan Wonyoung dengan lembut. Ia kembali meneruskan membuka syal Wonyoung yang membuatnya kepanasan. Yujin melihat bekas luka jahitan di leher gadis itu yang sedari tadi ditutupi dengan syal. Kemudian Ia mengusap lembut luka itu dan mengangkat pandangannnya ke mata Wonyoung.

"Wonyoung, dengarkan aku. Kamu gak perlu malu dengan luka ini, okay?"

"Bagiku luka ini adalah bukti kamu selamat saat berjuang membela keadilan temanmu, bukti keberanian dan ketulusan hatimu. Bagiku... luka ini adalah bukti saat ini kamu di sisiku, hidup, dan bernafas. Aku bangga padamu."

"Luka ini gak akan mampu mengaburkan kecantikanmu! Baik itu kecantikan wajahmu, apalagi hatimu. Aku akan melindungimu! Gak akan ku biarkan siapapun mengejekmu karena luka ini."

Air mata Wonyoung tak mampu Ia bendung saat mendengar ucapan Yujin itu. Seketika Ia melompat ke dalam dekapan Yujin, memeluk erat tubuhnya sambil membisikkan kata sayang dan terimakasih.

SECRET || 2KIM (END ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang