8.3) Domino Apophis

523 91 15
                                    

Note:
Kisah dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang mungkin saja dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Mohon bijak dalam membaca.

"Masalahnya..."

Mereka terdiam menunggu Chaewon melanjutkan.

"Kita masih butuh bukti lebih kuat untuk menyeret Hong ke meja hijau."

"Bagaimana dengan bukti-bukti yang sudah terkumpul? Belum cukup?"

"Kita harus pastikan menang di pengadilan nanti. Kita membutuhkan bukti yang dapat memberatkan posisinya."

"Bagaimana dengan meminta para remaja yang bekerja di club itu untuk melapor ke polisi?" Saran Yujin.

"Terlalu berisiko! Mereka gak akan bersedia karena nyawa mereka yang jadi taruhannya."

"Kemarin aku berbicara dengan Annie, salah satu anak yang bekerja di club Hong. Dia bersedia menjadi narasumber kita selama kita bisa menjamin keamanannya. Aku sudah berjanji gak akan membahayakan dia."

"Annie juga sempat bilang kalau mereka gak akan segan menghabisi mereka jika mereka sampai ketahuan membocorkan bisnis ini ke orang luar."

"Kita gak boleh gegabah atau mereka akan tahu kita sedang menyelidiki mereka. Kita gak ingin jika hal yang menimpa Jieun terjadi lagi."

"Selain itu, aku juga curiga keterlibatan oknum kepolisian dalam kasus ini."

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Minjoo.

"Kamu ingat kan hasil autopsi yang dilakukan team forensik kepolisian? Hasilnya berbeda dengan yang kamu dan Hyewon lakukan. Aku curiga mereka sengaja membuat laporan palsu."

"Wow Chae! Itu tuduhan yang serius! Hati-hati, itu berarti kamu meragukan integritas dokter forensik di team kepolisian!"

"Aku belum sampai menuduh mereka! Itu hanya satu dari sekian kemungkinan yang bisa terjadi. Lagi pula jika dugaan itu benar akan semakin menguatkan bukti keterkaitan kasus club politikus Hong, kasus korupsi politikus Cha, dengan kasus bunuh diri Jieun."

Yujin segera mengalihkan pembicaraan mereka saat Chaewon dan Minjoo mulai bersitegang.

"Wah itu berarti kita bisa membuat efek domino dengan mengungkap kasus politikus Hong? Kita senggol satu, tiga domino pun rubuh!"

"Benar, ada yang bilang saat ingin menyingkirkan tanaman yang terkena virus, maka cabutlah hingga akarnya agar tak menular ke mana-mana."

"Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan bukti itu?"

"Itu dia, Hong terkenal licik dan manipulatif. Aku khawatir dia akan memutarbalikkan bukti-bukti yang kita punya sekarang dengan mudah."

"Bagaimana kalau membuat mereka mengakui sendiri keterlibatan mereka tanpa mereka sadari?" Saran Wonyoung.

"Ide bagus! Bukti itu gak akan bisa mereka elak lagi nanti di pengadilan!"

"Sekarang tinggal mencari cara agar kita bisa mendapatkan pengakuannya."

"Memata-matai lalu menjebaknya? Kita buat mereka mengaku tanpa mereka sadari." Tambah Wonyoung.

"Maksudmu?"

Wonyoung mulai menjelaskan ide cemerlang yang muncul di kepalanya kepada Chaewon, Minjoo, dan Yujin.

17:24, Masih di Kedai Ice Cream.

"NO! AKU GAK SETUJU! AKU GAK BAKAL BIARIN KAMU MASUK KE DALAM TEMPAT GILA ITU SENDIRIAN!"

Yujin berteriak, menolak mentah-mentah apa yang baru saja Wonyoung sarankan.

"Yujin, sebenarnya aku juga akan masuk ke dalam sana." Ucap Chaewon tapi tak dihiraukan oleh Yujin.

"Hanya itu cara agar kita dapat bukti yang kuat! Aku akan membuat mereka mengaku tanpa mereka sadari."

Wonyoung coba memberi pengertian kepada Yujin.

"Ya tapi kenapa harus kamu!?"

"Lalu siapa?"

"Aku!"

Yujin sedikit membentak.

"Yuj, kita semua tahu itu gak mungkin."

"Kok gitu!?"

"Oke, dengerin! Pertama, kamu gak bisa bohong. Kedua, kamu gak bisa nahan emosi, seperti sekarang. Ketiga, kamu kalau gak suka ke orang itu kelihatan banget."

Yujin hanya diam terpaku. Ia ingin sekali membantah apa yang dikatakan Wonyoung tersebut. Tapi itu semua benar. Melihat Yujin yang terbakar emosi, Wonyoung meraih tangannya dengan lembut. Ia mengusap pelan jemari Yujin. Ia tahu Yujin khawatir, tapi ia tetap harus melakukannya.

"Yuj, dengerin aku! Kalau kamu yang menyamar itu terlalu berisiko buat kita. Kamu pasti akan ketahuan bahkan sebelum kita dapat bukti yang kita inginkan. Kamu gak pingin malah bikin bahaya kita semua kan?"

"Lagian kamu lupa ya kalau aku ikut ekstra drama di sekolahku? Jangan ragukan bakat acting-ku! Jadi, tolong percayalah padaku, oke?"

Wonyoung melempar senyum manis ke Yujin untuk membuatnya sedikit tenang.

Yujin menelan ludahnya sendiri. Ia ingin sekali mengelaknya, tapi jauh dalam dirinya Ia tahu apa yang dikatakan Wonyoung itu benar. Satu-satunya yang cocok untuk peran ini adalah Wonyoung. Ia menutup matanya untuk menenangkan diri meski wajahnya masih terlihat merah padam.

Sementara itu di sisi lain meja, dua orang dewasa hanya bisa melongo melihat kedua remaja tersebut pamer kemesraan di depan mereka. Minjoo dan Chaewon yang memang payah dalam percintaan saat masih SMA dulu, bahkan sampai sekarang, hanya bisa menggerutu di dalam hatinya masing-masing.

"Aku baru sadar saat masih SMA gak ada yang pernah semanis itu ke aku."

"Melihat mereka berdua membuatku teringat masa sekolahku dulu yang hambar. Aku pas SMA dulu ngapain aja sih?"

Last part buat chapter ini, singkat sih tapi semoga suka hehe

SECRET || 2KIM (END ✔)Where stories live. Discover now