8.1) Penthouse

535 94 15
                                    

Note:
Kisah dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang mungkin saja dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Mohon bijak dalam membaca.


Hari berganti hari. Siang itu Chaewon menghampiri Hoku dan Minjoo yang tengah bersantai di balkon. Ia melepaskan kacamata kerjanya lalu memijat pelipisnya. Kemudian meletakkan laptopnya di depan mereka sementara Hoku dan Minjoo melihat ke layar laptop.

"Udah ketemu?" Tanya Hoku direspon dengan anggukan Chaewon.

"Caesar, nama aslinya Kang Soohan."

"Oh ya, kalian lihat anjing yang digambar oleh Jieun ini? Ternyata dia gak asal menggambar."

"Maksudmu?"

"Dari yang aku telusuri siapa Caesar ini, ternyata dia anggota Inurex, salah satu geng mafia terkemuka di korea. Dan yang menarik adalah..." Chaewon mengganti slide gambar di laptopnya.

"Ciri khas anggota geng ini! Mereka mempunyai tato bergambar anjing di pergelangan tangan mereka."

"Jadi itu maksud Jieun? Gadis itu, mengapa gadis secerdas dia harus habis di tangan para bajingan seperti mereka?"

"Aku gak akan pernah memaafkan mereka!"

Kemarahan terlihat jelas di mata Hoku saat mendengar penjelasan dari Chaewon.

"Chaewon-ssi, izinkan aku ikut bersamamu untuk menghabisi mereka!"

Chaewon melirik Minjoo. Seakan mengerti maksud Chaewon, Ia membalasnya dengan anggukan.

"Hokuchan, kami gak bisa membawamu kembali ke Korea. Itu terlalu berisiko." Ucap Minjoo sambil menepuk pundak Hoku pelan

"Jangan khawatir Hoku! Kami berjanji akan mengungkap keadilan yang selama ini Jieun ingin ungkap."

Janji Chaewon pada pria itu. Tekad baru menyebar ke seluruh sanubarinya.

08:20 AM, Korea

Chaewon melihat Minjoo meregangkan kedua tangan sembari menutup matanya. Ia menghirup udara dengan kencangnya sesaat setelah mereka landing di Korea.

"Ah aku rindu bau Korea." Teriaknya membuat orang di sekililingnya menoleh pada ke arah mereka.

"Kamu akan membunuh paru-parumu kalau gak segera menghentikan apapun yang kamu lakukan sekarang! Cih, bau Korea? Bau polusi yang ada!"

"Apa sih gak bisa lihat orang seneng?" Chaewon tak mengindahkan omelan Minjoo dan berjalan meninggalkannya.

Minjoo terkejut saat tiba-tiba Chaewon menarik lengannya lalu mendekat tubuhnya ke dalam pelukannya. Jantungnya berdebar tak karuan, Ia sontak merasakan wajahnya memanas.

"Ada petugas Bandara membawa kardus besar lewat tadi. Kamu menghalangi jalannya, untung aja gak tertabrak."

Jelas Chaewon. Walaupun Minjoo merasa dimanjakan oleh suara lembut Chaewon tepat di depan telinganya, namun tak bisa ia pungkiri sedikit kecewa saat mengtahui alasan Chaewon memeluk(menarik)nya.

Saat Chaewon akan melepaskan pelukannya, Minjoo malah semakin mempererat pelukannya. Wajahnya bersembunyi di dalam dekapan Chaewon. Ia sadar wajahnya masih merona, Ia tak mau kalau sampai Chaewon melihatnya lalu menggodanya nanti. Walau Chaewon sedikit terkejut, namun Ia membiarkan Minjoo memeluknya.

09:04 AM

"Chaewon-ssi!" Eunbi yang telah menunggu kedatangan mereka melambaikan tangan padanya.

"Eunbi-ssi, lama tidak berjumpa. Kamu sudah menerima pesanku kan?" Eunbi mengangguk.

"Selamat datang kembali Chaewon-ssi, Minjoo-ssi. Saya akan mengantar kalian pulang."

Seorang supir dari keluarga Cha membukakan pintu mobil untuk mereka setelah menaruh koper di bagasi. Ketiganya melanjutkan percakapan mereka di dalam mobil selama perjalanan.

"Mereka memutuskan Politikus Cha ditahan di lapas selama persidangan berjalan. Sebelum dijemput oleh polisi, Politus Cha memintaku untuk mengurus semuanya."

"Kami tidak bisa berbuat apapun mengenai itu." Ucap Chaewon.

"Kami mengerti. Sedari awal Politikus Cha menyewa jasamu bukan untuk melepaskan tangannya dari apa yang telah ia perbuat tetapi untuk mengungkap kematian anaknya."

"Jieun sudah ku anggap seperti adik sendiri. Kematiannya bukan hanya pukulan berat untuk keluarganya tapi juga untukku." Chaewon dan Minjoo terdiam mendengar ucapan Eunbi itu.

"Jieun pasti gadis yang baik." Ujar hati Minjoo, air matanya hampir jatuh melihat kesedihan Eunbi. Ia memalingkan matanya keluar jendela, tak ingin mereka melihatnya menangis.

Minjoo menyadari mobil yang mereka tumpangi tidak mengarah ke apartemen Chaewon maupun apartemennya.

"Uhm Eunbi-ssi, kita mau ke mana? Ini bukan jalan menuju apartemen kami?" Tanya Minjoo.

Chaewon pun sontak ikut mengintip ke luar jendela.

"Ah maaf saya lupa bilang pada kalian. Kami telah menyewakan sebuah apartemen di dekat tempat kami untuk kalian tinggali selama penyelidikan."

"..."

"Dengan begitu kami bisa lebih mudah memantau perkembangan proses penyelidikan sekaligus meminimalisir jika ada yang mencoba meretas percapakan kita."

Chaewon dan Minjoo menggigit ujung lidah mereka. Begitu mudahnya orang-orang ini menyewa apertemen baru sedangkan mereka selama ini harus banting tulang membayar uang sewa apartemen kecil mereka.

Tiba-tiba Chaewon teringat sesuatu.

"Anu, Eunbi-ssi soal-"

Belum sempat ia merampungkan kalimatnya, Eunbi menyela dengan cepat.

"Oh ya, saya sudah menyuruh orang untuk memindahkan Elsa ke parkiran apartemen baru kalian." Tambah Eunbi seolah bisa membaca apa yang ada di pikiran Chaewon.

"Kita sampai, mari ikut saya!"

Eunbi membukakan pintu untuk mereka. Mulut Chaewon dan Minjoo terbuka lebar saat mereka sampai di salah satu unit apartemen yang Eunbi telah siapakan untuk mereka.

 Mulut Chaewon dan Minjoo terbuka lebar saat mereka sampai di salah satu unit apartemen yang Eunbi telah siapakan untuk mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini sih Penthouse namanya!!!" Teriak Minjoo.

Minjoo langsung berlarian menyusuri tiap ruang di apartemen itu. Ia membuka gorden apartemen selebar-lebarnya, pemandangan kota Seoul terlihat jelas dari tempat mereka.

Tak jauh berbeda dengan Chaewon yang terlihat masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

20:04 PM

Minjoo tengah menyiapkan makan malam saat Chaewon datang dengan seorang gadis.

"Serius? Dia membawa gadis ke sini?"

"Oh Annie, kenalkan ini Minjoo, rekanku."

Minjoo dengan malas membalas senyum gadis itu. Ia mengalihkan matanya ke Chaewon.

"Siapa dia?"

Entah mengapa tatapan Minjoo padanya membuat bulu kuduk Chaewon berdiri.

"N-n-narasumber kita." Jawabnya sedikit gemetar.



Selamat siang, semoga suka.

Oh ya hampir lupa! HAPPY BIRTHDAY CHAEWON! HIP HIP HOORAY~ 😍🎈🎂🎁


SECRET || 2KIM (END ✔)Where stories live. Discover now