11) My Reels

595 90 39
                                    

Note:
Kisah dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Cerita ini mengandung unsur kekerasan yang mungkin saja dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Mohon bijak dalam membaca.

"Ma, ini sudah malam tapi papa masih belum pulang juga?"

"Papa masih menangkap orang jahat, Chae. Nanti pasti pulang kok!"

Wanita patuh baya itu mengelus rambut anaknya dengan penuh kelembutan membuat mata anak itu perlahan terpejam.

(Letnan Kim tertembak dalam bertugas menangkap bandar narkoba)

"Mama kalau pergi nanti siapa yang jagain Chae?"

Anak itu menangis di samping ranjang ibunya yang terbaring lemas. Sang ibu hanya tersenyum sembari mengusap air mata anaknya.

"Paman Choi yang akan menjagamu, sayang. Kamu gak boleh nakal ya? Kalau Chae jadi anak baik kayak Papa, kita bisa barengan lagi di surga nanti."

Seoul, 2:11 PM

Orang pertama yang Chaewon lihat saat membuka matanya adalah Yena beserta paman dan bibi Choi. Ia juga mendapati Minjoo berdiri di samping tempat tidurnya. Minjoo bergegas memanggil Dokter saat tahu Chaewon akhirnya tersadar. Dokter mengatakan Chaewon beruntung karena bisa melewati masa kritisnya. Peluru yang tertembak tak sampai mengenai organ penting dan telah berhasil dikeluarkan dari tubuhnya. Dokter menyuruh Chaewon istirahat untuk pemulihan setelah melakukan pemeriksaan singkat.

Namun saat Chaewon terbangun dari tidur siangnya, Ia tak mendapati seorangpun dalam ruangan. Lengan kanannya menyentuh sesuatu saat Ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia mengedipkan mata beberapa kali saat menemukan sebuah buku sketsa di sampingnya.

"Oh ini milik Minjoo! Kenapa di sini?"

Ia mengambil buku itu dan membaca sticky note bewarna pink yang tertempel di covernya.

Hey Chae,
Buka buku ini saat kamu bangun nanti.
-Minjoo

Sudah lama Ia penasaran dengan apa saja yang Minjoo gambar dalam buku itu. Terlebih Minjoo selalu terlihat asyik sendiri saat sedang menggambar. Pernah sekali Ia mencoba menjahili Minjoo saat tengah fokus menggambar di bangku dekat lapangan sekolah dan membuat Minjoo marah besar padanya. Semenjak itu, Ia tak pernah berani lagi mengganggu rivalnya itu saat sedang menggambar. Walaupun mereka selalu berkompetisi untuk mendapatkan peringkat pertama pararel di sekolahnya, walaupun Chaewon sering kesal pada Minjoo, namun tetap ada batasan yang tak mau Chaewon langkahi.

Chaewon membuka lembar pertama. Sketsa dua orang gadis yang Chaewon yakini sebagai Minjoo dan kakaknya tersenyum lebar. Melihat gambar itu membawa senyum di wajah Chaewon.

Lembar berikutnya. Sketsa seseorang yang tengah menyandarkan dagunya di tangan kanannya. Model dalam gambar itu seperti tak asing bagi mata Chaewon. Ia mencermatinya dengan seksama sebelum menyadari sesuatu. Itu dirinya! Minjoo menggambar dirinya. Chaewon terkejut. Dari gaya rambutnya, Ia yakin itu dirinya saat baru masuk SMA. Ia juga menemukan catatan kecil yang Minjoo tulis di pojok bawah lembar tersebut. Ia pun membacanya.

Hi, aku ingin sekali berbicara denganmu.

Chaewon membuka lembar berikutnya. Kali ini Ia menemukan gambar dirinya dengan raut wajah marah. Minjoo menambahkan efek asap mengepul keluar dari telinga Chaewon.

Aku rasa Chaewon membenciku! Bagaimana ini? (╥﹏╥)
Ah tapi wajah marahnya sangat lucu! >_<

Satu persatu lembar Chaewon buka. Satu persatu pula Ia menemukan momen tentang dirinya yang Minjoo abadikan melalui sketsa gambar beserta catatan kecil di bawahnya. Sampailah Ia pada lembar baru. Dalam lembar itu terdapat sketsa dirinya tengah memejamkan mata menikmati sunset di sebuah pantai. Ia tahu betul kapan Minjoo menggambarnya. Guam.

SECRET || 2KIM (END ✔)Where stories live. Discover now