19.| Promise.

213 64 0
                                    


Kedua orang itu hanya diam. Terduduk,tidak melakukan hal yang lainnya selain gerakan refleks seperti bernafas,mengedipkan mata dan lainnya.

Hari ini,Bahiyih ada latihan,Ibu Kai ada urusan dengan restorannya,sedangkan Lea? Dia sakit. Setelah perjalanan gang melelahkan,akhirnya ia istirahat di rumah.

Abigail lah yang menjaga Kai saat ini. Namun,sepertinya apa yang mau ia jaga? Patung? Bahkan Kai tidak bergerak sedikitpun dari tadi,begitupun dengan dirinya.

Ia sendiri bahkan tidak tau kenapa susana menjadi seperti ini.

Abigail menyamankan duduknya,lalu berbicara "Kau mau makan?" Kai menggeleng. Abigail menghela nafas. Ayolah,ia tidak tau harus apa sekarang.

Di tengah kesunyian itu,terdengar suara pintu dibuka. Kedua orang itu segera menoleh ke sumber suara.

"Oh,Apa kabar Kamal?" Abigail terdiam. Jadi 3 nama pendeknya dipanggil oleh orang berbeda?

Ia pun menyimpulkan bahwa 'Kai' itu panggilan biasa,'Huening' biasa panggilan keluarganya selain Ayahnya,tapi Kai juga pernah bilang ia tidak suka dipanggil 'Huening'. Sedangkan Kamal? Ayahnya. Mungkin karna ayahnya berasal dari 'bagian barat' bumi,ia lebih nyaman memanggil Kamal daripada Huening.

Kini pria tinggi itu masuk. Pakaian yang terlihat mewah menggambarkan dirinya. Abigail segera berdiri lalu memberi salam.

"Teman Hueningkai." Kai mendengus kesal. Kenapa harus memakai nama itu? Memalukan saja.

Ayah Kai mengangguk lalu menjelaskan siapa dirinya. Ia lalu berbincang dengan Kai. Abigail hanya diam menyimak. Setelah diperhatikan dari oembicaraan seperti:

"Apa kau baik-baik saja?"

"Ya."

"Bagaimana kata dokter? Apa parah?"

"Tidak terlalu."

"Maaf ayah baru bisa berkunjung. Ayah sangat sibuk."

"Memang Ayah orang sibuk,'kan?"

Kai ternyata tidak terlalu dekat dengan Ayahnya. Dan ya,Kai memang bukan orang yang banyak bicara.

"Kamal,dengar. Keadaanmu ini memang bisa disembuhkan,tapi, tidak disini." Ucap Ayahnya. Kai masih diam. Ia yakin masih ada lanjutan dari kalimat itu.

"Tapi di tempat lain,di tempat Ayah."

"Aku bukan anak kecil yang bisa di iming-imingi. Katakan saja intinya." Pria berpakaian rapi itu menghela nafas. Abigail yang merasa mengganggu segera izin untuk keluar. Meninggalkan ayah-anak itu berbicara.

━─ೋ❈ೋ─━

Abigail berjalan ke arah luar. Namun belum sampai pintu,ia sudah bertemu dengan Ibu Kai. Wanita itu mengajaknya masuk setelah Abigail menjelaskan tentang tadi.

"Kapan ia sampai?"

"Baru saja." Jawab Abigail. Mereka pun masuk ke ruangan Kai.

"Aku tidak mau." Ucap Kai yang membuat Ibunya dan Abigail bingung. Pria yang duduk di sofa itu hanya dapat menghela nafas.

"Ada apa ini?" Tanya. Ibu Kai.

"Aku akan mengajaknya ke tempatku,agar mendapatkan perawatan lalu sembuh. Bukankah itu bagus?" Ibu Kai juga kaget. Ia senang jika putranya itu sembuh,tapi tidak ingin jauh dari putranya lagi.

Sudah cukup setahun kemarin ia jauh dari putra satu satunya itu. Tidak lagi.

Namun,ia tidak boleh egois,bukan? Semua demi putranya.

sleep boy ·· hueningkai [✓]Where stories live. Discover now