06.| Night.

433 92 3
                                    

Happy Reading🐣

°°°°

"Ibu tidak pernah mendengarkanku! Lebih baik aku pergi saja!"

Abigail mengenakan sepatunya lalu pergi ke luar rumah dengan mata berair. Ia dengan jaket coklatnya itu berjalan di sepanjang jalan tanpa tau harus ke mana. Ini sudah jam 11 malam,sungguh berani jika seorang gadis keluar di jam seperti ini. Ditambah jalanan yang sudah sepi.

Dan tak terduga,ketika ia tengah berjalan dengan kepala menunduk, sesorang menabraknya. "Ah! Aduh!" Orang itu segera berdiri dan menarik tangan Abigail. Membawanya pergi.

"Hey!  Lepaskan tanganmu!" Seperti orang yang tuli,orang itu semakin membawa Abigail berlari.

"Hey Lepaskan aku atau aku akan berteriak!!" Bela Abigail. Orang itu kemudian membawa Abigail memasuki sebuah gang kecil. Ia memepetkan Abigail di salah satu tembok dan membungkam mulut gadis itu dengan tangannya.

Kepalanya sibuk mengintip apa yang terjadi di jalan yang baru ia lewati. "Ump! Huei!"

"Sttt! Diamlah!" Gadis itu menatap wajah pria di depannya lamat-lamat. "Kai?" Batinnya.

Orang itu kemudian mengintip ke tempat yang sama. Lalu melepaskan tangannya dari mulut Abigail. "Maaf." Ucapnya. Ia lalu kembali berjalan ke arah lain.

"Hey! Apa-apaan kau ini?" Abigail berlari kecil mengejar Kai. "Apa yang kau lakukan tadi,kau membuatku takut." Kai hanya menoleh sebentar.

"Kau sangat berdosa." Ejek Abigail.

"Apa?!" Jawab Kai tidak terima. Kai kemudian berhenti melangkah dan menatap Abigail tidak terima sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku sudah meminta maaf ingat?!" Abigail yang ikut menatapnya itu kemudian menunduk. "Tapi kau tidak menjawab pertanyaanku..." Ia kemudian mengakat kembali kepalanya " ..Tuhan tidak akan mengampunimu."

Kai memerengkan kepalanya. "Ha?"

"Ibuku berkata seperti itu jika aku dituduh melakukan kesalahan." Ucap gadis itu seadanya.

Kai terdiam sesaat. Dia tidak tau betapa 'tega' nya seorang ibu berkata "Tuhan tidak akan mengampunimu" kepada anaknya sendiri.

"Baiklah,baiklah. Aku dikerjar oleh satpam karena memecahkan sebuah kaca. Alhasil akupun lari. Kau sendiri? Kenapa keluar larut malam?"  Abigail tidak menjawab. Ia kemudian berjongkok di tempat dimana ia berdiri.

"Aku tidak ingin pulang." Ucapnya samar-samar. Kai memandang gadis itu. "Yasudah." Ia kemudian kembali berjalan.

"Hey." Kai berhenti. "Apa aku boleh menginap di rumahmu?"

"Apa maksudmu?! Bagaimana jika mereka mengira yang tidak-tidak?" Abigail kembali menundukkan kepalanya. "Aku tidak ingin pulang." Keluh Abigail,namun Kai hanya mendengarnya samar-samar.

Kai mendekati gadis itu. Ia kemudian berjongkok di depannya. "Apa kau ingin menjadi temanku? Ingin membalas budiku karna sudah mendengarkanmu?"

Gadis itu mengangguk pelan. "Kalau begitu pulanglah." Tiba-tiba Kai mendengar tangisan Abigail. Ia tentu terkaget,tidak menyangka bahwa Abigail akan menangis.

"Kau,,,kau tidak menge..rti" ucapnya di tengah sendu tangisnya. "Mereka tidak per...nah mengerti! Mere...ka selalu mendeng...arkan kakak-adikku tanpa memperdulikanku! Apa aku ....tidak ada di mata mereka?! Apa aku ini tidak terlihat?! Katakan Hueningkai! ...APA AKU INI TIDAK TERLIHAT?!"  Jelas gadis itu dengan nada yang kian meninggi. Ia kemudian menatap Kai dalam,menantikan jawaban. 

"Kau terlihat. Kau bisa melihatnya di mataku jika tidak percaya." Ucap Kai sembari menunjukan matanya. "Lalu kenapa mereka...tidak bisa me...lihatku?"

Kai kemudian berdiri," Aku tidak tau. Kenapa tidak kau cari tau." Abigail masih diam berjongkok. Kai semakin tidak mengerti apa yang gadis ini inginkan.

"Berdirilah. Setidaknya duduklah di halte bus. " gadis itu berdiri. Rambut hitamnya bergerak ke kanan-kiri saat ia berjalan ke halte bus. Ia kemudian duduk di halte bus tersebut.

Kai menghampirinya lalu berdiri di depannya. "Aku harus pulang. Kau juga sebaiknya pulanglah."

"Kau akan meninggalkanku?" Tanya gadis itu hati-hati. "O..oh."

"Baiklah. Aku akan tidur disini. "

Dasar keras kepala!

Kai kemudian berjalan menjauhi gadis itu. Disisi lain,karna tangisannya Abigail terpejam bersandarkan kursi halte bus. Ia sudah pernah melakukan hal seperti ini dulu,bahkan ia pernah tertidur di jalan sampai-sampai orang-orang mengira dirinya adalah orang yang 'tidak waras'.

Tapi malam ini berbeda,jika ia biasa tertidur dengan kepala yang pusing. Sekarang ia merasa lebih tenang dari biasanya. Jika ia biasanya akan menangis sembari tertidur,kini ia tertidur dengan lelapnya.

━─ೋ❈ೋ─━

Kai memang orang yang pendiam dan dingin belakangan ini. Namun ia tidak setega itu membiarkan seorang gadis tidur diluar rumah malam-malam buta seperti ini. Setelah memastikan bahwa Abigail telah tertidur,ia berjalan kembali ke arah gadis itu berada.

Ia menatap lamat gadis di depannya itu. Bukankah dia seharusnya menyusahkanku?. Kai kemudian duduk di sebelah gadis itu. Pria yang hampir tidak pernah tidur saat matahari tidak muncul itu menutup matanya,ikut tertidur bersama gadis yang berada di sebalahnya.

Di saat mereka sedang tidur dengan lelapnya,dari kejauhan terlihat seorang wanita berkulit putih memperhatikan mereka berdua. Wanita itu tersenyum lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia kemudian membawa mobilnya pergi menjauhi lingkungan ini.

━─ೋ❈ೋ─━

-Kai Kamal Huening-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Kai Kamal Huening-


sleep boy ·· hueningkai [✓]Where stories live. Discover now