12

4.7K 386 18
                                    

Dipta berjalan cepat menuju musholla , dia sudah ditinggal Tania sejak 10 menit yang lalu untuk sholat subuh berjamaah, Dipta baru tidur 2 jam yang lalu sejak tadi malam dia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Bian


"Ahhhh kapten sialan, kalo aja ngga selalu muncul dikepala gue, gue pasti bisa tidur dan ngga ketinggalan kaya gini" umpatnya disetiap jalan

Dipta segera mengambil wudhu, seluruh jamaah sudah selesai salam, Dipta menunggu didepan pintu musholla tiba-tiba dari arah berlawanan Bian juga baru selesai mengambil wudhu.

Jantung Dipta kembali berdetak kencang "masyaallah ganteng banget"ucapnya dalam hati, baju Koko dan sarung warna putih dengan sedikit motif kain tenun berhasil membuat Dipta terpesona dengan ketampanan laki-laki itu

"Jadi gini ya yang namanya orang ganteng karena air wudhu" gumamnya pelan, sambil memandang kagum laki-laki itu

"Hah apa tadi kamu bilang apa" tanya Bian datar

"Nggak bukan apa-apa" elaknya cepat, mencoba menyadarkan dirinya dari mengagumi ketampanan laki-laki dihadapan itu.

Mereka berdua menunggu, setelah semua jamaah selesai mereka masuk kedalam musholla bersama, Dipta merasa canggung hanya ada mereka berdua

"Saya imami kamu "

Deg

Jantung Dipta kembali bergemuruh, ada kupu-kupu yang menggelitik diperutnya

Dipta hanya bengong, otaknya tiba-tiba tak berfungsi dengan normal

"Maksud saya imami kamu sholat, jangan berfikir terlalu jauh" ucapnya lagi

Dipta mendecih
Ahhh Bian ini menyebalkan sekali, selalu berhasil menjatuhkan ketika sudah membawa terbang perasaan.

"Ya ya bawel"

"Cepat sini berdiri dibelakang saya" titahnya lagi
Akhirnya mereka melaksanakan sholat subuh bersama.

Setelah selesai salam mereka sibuk untuk berdoa masing-masing, Dipta memandangi tegap punggung laki-laki itu, entahlah apa yang sedang dia fikirkan saat ini.

Terimakasih karena sudah mau menjadi imam dalam sholat ku,tak banyak yang dapat kuharapkan darimu, duduk dan sejajar dengan mu, rasanya duduk dibelakang mu seperti ini sudah lebih dari cukup

Dipta tersenyum getir.
Tiba-tiba laki-laki itu berjalan kearah lemari mengambil Al-Qur'an membuka kitab itu dan melantunkan surah Ar-rahman.

Dipta masih duduk ditempatnya, terpaku dengan suara merdu laki-laki itu, Dipta menunduk menghayati setiap ayat itu, hatinya lebih tenang.

"Masyaallah" ucapnya berkali-kali

***********

Dipta berjalan sendirian ditepi sebuah tanah yang terbentang luas, terlihat beberapa anak anak yang sedang bermain layang-layang dan bercanda dibawah pohon mangga, Dipta melihat ada keributan kecil disana, cepat-cepat dia berjalan menghampiri anak-anak itu.

"Ada apa ini ?" Tanya nya

" Ini Bu guru layangan aku nyangkut diatas sana hiks" ucap seorang anak bertubuh gempal yang sedang menahan tangis

Dipta mendongak ke atas, ternyata benar ada layangan yang menyangkut diatas pohon mangga itu.

"Kamu tenang ya ibu ambilin dulu" ucapnya sambil menurunkan tas dan beberapa buku diatas tanah

"Memangnya ibu guru bisa manjat ?" Tanya seorang anak yang cewe disana

"Bisa dong, kalian tunggu disini ya, ohh liat deh itu mangga nya juga banyak sekalian aja ya kita petik mangga nanti kita makan sama-sama" ucapnya

"Oke Bu" ucap anak-anak itu bersemangat

Cepat cepat Dipta memanjat pohon mangga itu, tidak terlalu tinggi memang jadi mudah untuk dia memanjat nya, susah susah dia manjat mengambil layangan itu dan melemparnya kebawah ,kemudian dia mengambil beberapa mangga yang ada disana dan kembali melempar keanak-anak itu.

Tak jauh Bian berjalan dia melihat anak-anak yang berkerumun dibawah pohon mangga sambil berteriak-teriak menunjuk mangga yang ada diatas pohon sana

Dia menghampiri mereka
"Heii kalian lagi ngapain, keliatan nya seru sekali" tanya nya penasaran

"Itu kapten kita sedang menunggu ibu guru yang sedang memetik mangga, kita makan mangga sama-sama ya kapten" ucap seorang anak

Bian mengikuti arah telunjuk anak itu, begitu kagetnya dia melihat Dipta diatas pohon, yang masih sibuk memetik mangga.

Dipta melihat Bian dibawah sana dia melambaikan tangannya kepada Bian dan tersenyum
"Kapten" ucapnya

Astaga gadis macam apa ini, diatas sana masih saja sempat menyapa nya, Bian menggelengkan kepalanya tak percaya, benar-benar gadis yang aneh

Setelah dirasa cukup Dipta segera turun dari pohon itu, terlihat sangat santai sekali dia turun, namun berbeda dengan Bian yang terlihat khawatir

Bug
Dipta terjatuh diatas tanah, dia salah pinjak ranting akhirnya dia terjun bebas disana, cepat-cepat Bian menghampiri nya

"Kamu ngga papa ?" Tanyanya khawatir

"Aduhhhh bokong gue" keluhnya

Ada beberapa luka disiku dan lututnya untung saja Dipta menggunakan celana jadi kakinya tidak terlalu banyak luka .

Segera Bian membantu nya
"Ibu guru ngga papa ?" Tanya anak-anak yang sudah mengerubungi

"Ngga ngga papa kok kalian tenang aja ya ibu guru kan kuat, Yoo kita makan mangga nya" sambil mencoba berdiri berjalan santai dan mengajak anak-anak itu memakan mangga

"Kapten ayoo" ajak seorang anak
Bian hanya tersenyum dan mengikuti mereka

Mereka duduk dibawah pohon mangga dan menikmati mangga itu, sambil bercanda bersama.

Bian mengupas mangga dan memotonginya menggunakan pisau komando nya.

Bian termenung, heran setengah mati dia memperhatikan gadis yang ada didepannya itu yang asik memakan mangga dan bergurau dengan anak-anak, bisa bisanya gadis itu setelah jatuh dari pohon mangga masih bisa bercanda, benar-benar gadis ajaib pikirnya.

BIANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang