Hampir satu Minggu sudah mereka disana, belajar menjadi petani, mengurus kolam ikan, mengolah hasil pertanian, mengajar anak-anak desa disana, melakukan kegiatan penanaman, pemeriksaan kesehatan gratis untuk para lansia dan balita-balita disana.
Senang rasanya bisa mendapatkan pengalaman baru.
Sekarang Dipta sedang berada ditengah kebun kangkung dia sedang ikut memetik kangkung bersama ibu-ibu kebetulan hari ini jadwalnya untuk berkebun bersama ibu-ibu.
"Nak, nanti kamu bawa ini ya kerumah" ucap seorang ibu sambil memberikan beberapa ikat sayur kangkung dan selada air disana
"Ohh iya Bu terimakasih, kalo begiu saya pamit dulu" ucapnya sopan dan berlalu meninggalkan perkebunan
Dipta berjalan sendirian,Tania datang menghampiri nya dan membawa 3 ekor ikan mas yang berukuran lumayan besar, sekarang adalah jadwal Tania mengurus kolam kebetulan hari ini kolam sedang dipanen ikannya dan akan dijual kepasar.
"Widih gede gede nih ikannya"
" Ya dong, makan enak nih kita"
"Hahhaha sae lu Tan, Alhamdu"
"lillah" sambung Tania seperti anak kecil mereka tertawa bersama
"Pokoknya lu harus masakin ini yang enak" pinta Tania
"Beres boss, serahkan kepada chef Dipta" dipta menunjuk dirinya bangga
Mereka berjalan sambil bercerita tentang kegiatan mereka hari ini
Dipertengahan jalan Tania melihat Bian"Kapten Bian" panggil nya
Sang punya nama merasa namanya terpanggil berhenti
"Tunggu" Tania menggambil langkah seribu untuk menghampiri sang kapten
"Ada apa?" Ucapnya datar
Dari jauh Dipta hanya memperhatikan gerak-gerik yang dilakukan sahabat nya itu, apa yang sedang mereka bicarakan gumamnya dalam hati
Bian menengok ketempat Dipta berdiri, Dipta tersenyum kepada sang kapten namun sang kapten hanya melihatnya saja tanpa berniat untuk membalas senyum nya dan kembali berbicara kepada Tania
Bodoh memang kau Dipta mempermalukan dirimu lagi didepan kapten Bian, umpatnya dalam hati
Bian berlalu meninggalkan Tania, dan Tania kembali menghampiri Dipta
"Ngomong apaan lu sama manusia batu itu" ucapannya sinis
"Ehhh dia itu bukan batu, tapi pangeran es" ucap Tania memuja
Dipta memicingkan mata nya
"Ngomong apaan sih" Dipta merasa kepo
"Ada deh, rahasia pokoknya, ayoo cepetan takut keburu sore " .
*********
Didapur Dipta asik mengolah sayuran-sayuran yang dia dapatkan dari kebun mengubahnya menjadi tumisan kangkung ala rumahan, menggoreng ikan, tahu, tempe dan sambal.
Semua masakan sudah selesai dan diletakkan dilantai beralaskan tikar
"Tan gue mandi dulu ya" pamitnya pada Tania
Setelah beberapa menit dia sibuk dengan urusan dirinya intan sudah merasa segar dan wangi keluar dari kamar mandi ketika dia masuk kedalam ruang tengah ternyata Bian dan Damar sedang duduk disana dan memandangi nya, Dipta merasa gugup dan bingung.
"Ehhh Dip, lu udah selesai ? Sini duduk kita makan bareng " namun Dipta masih diam ditempat
"Sini cepetan, kasian kapten udah laper " Tania menarik tangan Dipta dan mendudukkan nya disebelahnya
Kemudian mempersilahkan mereka untuk makan.
Beberapa kali suapan
"Maaf ini siapa yang masak ?" Tanya damar penasaranNamun justru Dipta merasa takut apa masakannya tidak enak dia lupa mencicipi nya, Dipta memandang wajah tenang diseberang sana nampaknya dia menikmati nya
"Ini gue yang masak, sory mungkin ngga seenak masakan istri atau pacar kalian" ucap Dipta pasrah
Namun mereka hanya tertawa, Dipta merasa semakin bingung
"Hahaha pacar kata mu, kami masih singgel, menurut saya ini makanan yang lumayan bahkan bisa dikatakan ini makanan yang enak" puji Damar tulus
Deg syukurlah dia sudah takut kalo kalo masakan nya acak-acakan rasanya
"Dipta ini jago masak kapten, makanya saya mengundang kapten untuk bisa mencicipi hasil masakan Dipta " terang Tania kepada kedua laki-laki itu.
"Ohhh gitu, kalo begitu kalau saya punya istri saya akan les privat kan sama kamu untuk masak" ujar Damar
Dipta dan Tania hanya tertawa, Dipta melirik laki-laki yang ada didepannya laki-laki itu tampak tenang tanpa ekspresi, Dipta jadi bingung laki-laki ini sedang menikmati makanannya atau menahan untuk tidak melepehkan hanya sekedar untuk menghormati undangan makan malam temannya.
Dipta hanya geleng-geleng kepala, mereka melanjutkan makan malam bersama sembari beberapa kali melempar lelucon.
Saatnya sang 2 kapten berpamitan pulang, Tania dan Dipta mengantar nya didepan rumah
"Terimakasih atas makan nya, sering-sering saja kalian undang kita makan ya" ucap Damar sambil tersenyum
Dipta dan Tania hanya tertawa
"Kalo begitu kami pergi dulu" pamit Damar namun Bian masih diam ditempatnyaSetelah kepergian damar Tania pergi ke dalam dan Dipta hendak menyusul Tania namun Bian yang masih berdiri disana menahannya.
" Terimakasih sudah mengobati rindu saya" ucap Bian tulus
Dipta hanya menahan senyum dan menunduk
"Masakan kamu mengingatkan pada seseorang yang paling saya cintai" lanjutnya lagi
Deg
Dada Dipta merasa sesak
"Ya sama sama" Dipta berjalan meninggalkan Bian dengan perasaan kecewa
"Masakan kamu seperti ibu saya, saya merindukan dia dan terimakasih karena kamu sudah mengobati kerinduan saya" ucap Bian tulus
Dipta tersenyum malu dan berlari meninggalkan Bian yang masih berdiri disana.
Cepat cepat dia masuk dan berteriak-teriak seperti orang gila.
Ternyata Bian masih setia berdiri disana dan tersenyum mendengar kegaduhan penghuni rumah itu.
"Dasar gadis aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA
Teen FictionGanendra Biantara adalah laki-laki bertubuh atletis, dengan seragam loreng khas TNI kebanggaannya, berwajah tampan dan tegas yang siap melumpuhkan pertahanan lawan jenisnya, laki-laki yang tak pernah ramah pada seorang gadis yang bernama Pradipta Au...