6

5.8K 418 1
                                    

Sudah 2 hari berlalu,para mahasiswa menghabiskan waktu kegiatan di asrama dan selama 13 hari kedepan mereka akan tinggal didesa ditepi hutan, mereka akan mengabdi disana.

Seluruh mahasiswa naik ketruk TNI, yang akan segera berangkat, namun Dipta masih sibuk mengepak barang-barangnya

Ketika dia keluar dari asrama ternyata dia sudah tertinggal, jika sang kapten tau habislah dia

Dipta jongkok dibawah pohon beringin, tiba-tiba suara berat Bian terdengar

"Hei kamu, lagi ngapain kamu disana" ucap nya datar

"Gue punya nama, nama gue Dipta bukan heh ngerti" cerocos Dipta

"Hei harusnya kamu sudah berangkat ke desa bersama rombongan kenapa kamu masih disini" nada Bian tinggi

"Gue kan udah bilang nama gue Dipta bukan heh, gue tadi ketinggalan gue sibuk ngepak barang"

" Kenapa kamu tidak lakukan tadi malam" ucap Bian sinis

" Gue ketiduran karena gue kecapean, gara gara kemarin lu nyuruh gue buat ikut latian bapak- bapak TNI itu"

"Semua ini juga gara gara lu "

"Kenapa saya yang disalahkan, itu salah kamu siapa suruh berani memandangi saya"

"Helehh, kepedean banget sih jadi cowok"

Bian tak perduli meninggal Dipta yang masih asik bingung dibawah pohon beringin, Bian berlalu dan mengambil motor nya

Dipta merasa selalu ditinggal Bian, tanpa mau menjawab lagi omongan nya, kesal sekali rasanya

Bian berhenti didepan Dipta dengan motor gedenya

"Cepat naik, atau saya tinggal biar saja kamu berjalan ratusan meter kesana" perintah nya

Dipta hanya menganga selalu selalu saja diperintah tanpa diberi pilihan, dengan terpaksa Dipta mematuhi perintah Bian

Dalam perjalanan mereka hanya saling diam, enggan untuk mengajak ngobrol

"Stop stop stop" perintah Dipta tiba-tiba

"Puter balik"

Bian mengerutkan keningnya

"Saya pengin pipis, plisss" ucap Dipta memelas

Akhirnya Bian memutar balik motor nya kesebuah SPBU

Dipta langsung berlari menuju toilet sedangkan Bian menunggu diatas motor nya

Setelah beberapa menit menunggu Dipta datang dengan wajah leganya

"Kamu itu merepotkan sekali" cibirnya

"Ya ileh siom gitu aja dibilang repot"

"Kamu membuang-buang waktu berharga saya ngerti" cibirnya lagi

Dipta tak mau meladeni lagi akhirnya mereka melanjutkan perjalanan

Sepanjang perjalanan mereka tetap diam, hingga tiba-tiba

Sttttt

Kening Dipta terbentur helm Bian

"Bisa bawa motor ngga sih lu" ucapnya kesal

Bian turun dari motornya dan berlalu meninggalkan Dipta

Dipta merasa kesal selalu ditinggal dengan digantung kan obrolan nya.
Dipta ikut turun ternyata Bian membantu seorang kakek yang akan menyebrangi sungai kecil namun membawa beberapa tundun pisang sehingga menyulitkan nya.

Bian mengambil alih pisang pisang itu membawanya ke seberang sungai terlebih dahulu, dan setelah itu menuntun sang kakek untuk menyeberang.

Terlihat sang kakek mengucapkan terimakasih kepada Bian, dan Bian tersenyum ramah kepada kakek itu

Dari jauh Dipta terpana dengan senyum tulus Bian kepada sang kakek

"Ternyata bisa senyum juga itu manusia batu" cibirnya dalam hati  namun merasa miris jika mengingat bahwa Bian tidak pernah seramah itu  dan tersenyum jika didepannya

Justru jika bersamanya Bian akan memasang wajah judes seperti selalu mengibarkan bendera perang padanya.

Bian sudah kembali dan menjalankan motornya, dari kaca spion Dipta memandang wajah serius Bian lama

Bian mlirik spion dan kena lagi Dipta sedang menatapnya, Dipta mengalihkan pandangannya ke arah lain

Tiba-tiba ngeng Bian menambah kecepatan nya, refleks Dipta memeluk pinggang Bian dan segera melepaskan nya

Bian tersenyum jail, namun sang penumpang dibelakang justru kesal dan beberapa kali memukul ransel Bian dibelakang.

Sampai ditempat tujuan sebuah desa yang asri, sawah dan ladang yang luas.
Mereka akan dilatih untuk bisa mengabdi pada masyarakat, ikut menanam padi, sayuran, mengajar anak-anak didesa.

Semua rombongan mahasiswa dan para anggota TNI yang lain sudah berkumpul di kantor kepala desa, sudah ramai orang disana disuguhi berbagai macam hidangan

Tania yang sejak tadi keluar dari asrama hingga ada disini tidak melihat keberadaan sahabat nya itu.

"Maaf pak, saya mau tanya apa kapten Bian sudah datang ?" Tanyanya pada Damar

"Belum, sebentar lagi dia akan menyusul kesini, memang nya kenapa ada hal penting yang mau kau sampai kan pada dia" ucap Damar penasaran

Memang Damar itu orang yang mempunyai kepekaan sosial paling tinggi saking tingginya hingga lebih kearah kepo.

Kemudian Tania menceritakan segala kegundahannya saat ini tentang Dipta

Tak berapa lama Bian datang bersama Dipta

Membuat dua orang yang sejak tadi membicarakan nya melongo
Heran ,, ya mereka heran karena Dipta dan Bian sulit akur namun justru mereka bersama

"Lu dari mana aja sih, gue khawatir tau" cerocos Tania

Dipta dan Bian hanya diam, dan Damar memperhatikan Bian tajam
Bian tau arti tatapan Damar yang menuntut sebuah penjelasan, namun Bian tak terlalu menanggapi, dan berlalu meninggalkan mereka, menuju kepala desa dan meminta maaf atas keterlambatannya

BIANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang