Entah itu benar anaknya atau tidak, walau begitu Gara tetap merindukannya dan ingin mencoba menyentuh maupun mengusap-usap lembut perut Gilfa.

"Berapa, Bu?"

"Tiga puluh ribu, Mas."

Gara memberikan uang itu dan langsung mengendarai motornya ke rumah mertuanya.

Kemudian....

"Gilfa udah tidur kamu langsung ke atas aja ya," perintah Sandra.

"Iya, Ma. Ya udah, Gara duluan."

Sesampainya di kamar Gilfa. Gara menatap sekitaran dengan intens. Tumben sekali Gilfa mematikan lampu kamarnya, biasanya perempuan itu tidak suka tidur dengan lampu yang padam.

Tanpa berpikir panjang lagi. Gara membuka jaketnya yang dipakai dan setelah itu bergabung untuk tidur bersama Gilfa. Tak lupa tangan besar beruratnya memeluk erat pinggang serta perut Gilfa.

Tonjolan di perut Gilfa dapat dirasa oleh Gara. Seutas senyum terbit di bibirnya. Di usapnya perut itu dengan lembut.

"Maafin gue gak akuin lo," katanya pada sang jabang bayi.

Di pagi harinya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Di pagi harinya. Ketika Gilfa terbangun, tubuhnya serasa berat dan diperutnya juga pun sama. Mata yang awal mula masih terpejam, kini terbuka lebar setelah melihat siapa pelakunya.

Namun....

Gilfa tidak berteriak. Malahan perempuan itu mulai menyentuh permukaan wajah Gara. Oh ya, kemarin Gilfa itu mengidam. Dan dia mengidam ingin menyentuh serta memeluk tubuh Gara. Dan hari ini, adalah hari yang baik menurutnya.

"Puas usap-usap wajah gue?!" suara serak Gara ketika bangun. Dan Gilfa langsung mebuang jauh-jauh tangannya dari permukaan wajah Gara.

Tubuh Gilfa sedikit ke belakang kan, namun Gara malah mengeratkan.

Mata Gara menusuk dalam ke arah retina Gilfa. Seperkian detik kemudian, tatapan Gara menjadi teduh menatap bola mata kecoklatan milik Gilfa.

"K-kapan kamu ke sini?"

"Malem," jawabnya dan langsung menyimpan kepalanya di atas permukaan leher Gilfa.

Gilfa sampai menahan napas akibat ulah Gara. "T-terus tangan kamu kenapa gini?"

Gara mengangkat sedikit kepalanya untuk menatap Gilfa. "Gak boleh gue kayak gini? Sentuh sama peluk lo?"

"Hal macam ini 'kan yang lo mau? Lo ngidam pengen gue peluk ditambah sentuh wajah gue."

Gilfa melotot. Kenapa Gara bisa tahu?

"Dari Mama. Malam tadi Mama bilang sama gue," jawabnya lagi. Dan langsung menempatkan kepalanya ke leher Gilfa. Kini leher Gilfa merasakan napas hangat dari Gara serta kecupan-kecupan yang menurut Gilfa menggelikan.

GALARA [END] ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें