50. the end of everything

11.3K 248 43
                                    

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


Pandangan mata Gara meneduh. Berulang kali lelaki itu mengecup permukaan tangan Gilfa. Penuh kasih dan sayang.

Sejak Gilfa dinyatakan sudah meninggal. Gara lah yang paling histeris. Bahkan lelaki itu sampai mendobrak pintu ruangan operasi hanya untuk melihat kebenarannya. Selepas itu, Gara terdiam dengan pandangan kosong, berulang kali lelaki itu mencoba membangunkan Gilfa. Namun hasilnya, nol.

Tetapi, sekarang Gara bersyukur, bersujud dan berterima kasih kepada yang di atas sana. Jika tidak ada keajaiban itu maka hidup Gara akan benar-benar hancur.

Gilfa sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman. Dan di ruangan ini hanya ada mereka berdua. Saling diam dan saling tatap tanpa ada obrolan.

Tubuh Gilfa masih lemah. Bekas jahitan di perutnya pun sesekali terasa sakit.

"A-anak aku mana?" tanyanya pelan. Gara menegakkan duduknya. Lelaki itu tersenyum hangat. "Ada."

"Kok gak di bawa ke sini?"

Gara menghela napas pelan. "Anak kita belum bisa di bawa ke sini, karena dia lahir prematur."

Wajah Gilfa berubah sendu. "Terus kapan bisa di bawa ke sini nya?"

"Gak tahu juga. Tapi nanti kamu bisa lihat kok ke ruangannya, terus dokter juga bilang kalau untuk kepulangan anak kita bisa sampai 1 Minggu atau dua Minggu," katanya. "Kita berdoa aja biar cepat-cepat pulang terus kita kumpul sama keluarga."

"Nanti anterin aku ke ruangannya, ya? Pengen lihat kek siapa mukanya."

"Kayak aku dia," ucapnya pede.

"Dia cowok apa cewek?"

Gara terkekeh. "Aku menang, Gil. Dia cowok, persis kayak aku, kamu nya gak ada, palingan cuma bibir doang."

Sebentar. Sedari tadi Gilfa berbicara dengan Gara, Gilfa merasakan perubahan yang cukup mengagetkan. Dari gaya bahasa Gara yang awalnya lo-gue terus sekarang?

"Gaya bahasa kamu berubah? Kenapa?"

Gara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mencari alasan apa yang pas untuk di katakan. "Ya... perlu aja di ubah gaya bahasanya. Biar kebiasaan juga, apalagi sekarang udah punya anak, gak mau lah kalau ngomong masih pake lo-gue."

"Udah ya, jangan banyak bicara dulu. Kamu tuh harus istirahat cukup biar cepet pulang."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now