"Kakak akan pulang?" Abigail lalu mengangguk. "Aku sudah ditunggu dirumah."

"Aa.. Baiklah. Ayo." Mereka berdua lalu berjalan pergi. Abigail kembali melamun selama perjalanan.

"Kak Abi baik-baik saja?" Abigail menoleh, lalu tersenyum dan mengangguk. "Sering-seringlah main ya kak?"

"Baiklah."

Tak lama mereka sampai di rumah sakit. Mereka segera masuk ke kamar inap Kai. Kai masih terpejam.

Niat Abigail meminta maaf harus tertunda lagi. Ia kemudian berjalan mendekati Ibu Kai.

"Aku akan pulang hari ini." Ibu Kai tersenyum. "Itu bagus. Sering-seringlah berkunjung." Abigail ikut tersenyum. Ia kemudian pergi pulang ke rumahnya.

Namun di jalan keluar rumah sakit,ia bertemu dengan teman Kai. "Ah, kau teman Kai kan? Dimana Kamarnya?" Tanya orang itu.

"Ah,ada di lantai dua kamar A3."

"Baiklah,terima kasih." Abigail tersenyun dan mengangguk. "Well, Siapa namamu?"

"Abigail."

"Aku Taehyun. Taehyun Kang. Aku akan pergi." Pria itu lalu pergi. Abigail kembali berjalan. Ia naik bus untuk pulang ke rumahnya yang tidak cukup jauh dari rumah sakit.

━─ೋ❈ೋ─━

Abigail membuka pintu rumahnya. Ia melepas sepatunya lalu meletakannya di rak. "Ibu," panggilnya. Tak lama seorang wanita paruh baya datang.

"Ah,kau pulang. Istirahatlah." Abigail hanya berdehem lalu pergi ke kamarnya. Diletakannya tas berat itu lalu ia menjatuhkan dirinya ke kasur.

Pintu kamarnya dibuka, Abigail segera duduk. "Ibu membuat kari. Apa kau mau?" Tanya Ibunya. Abigail segera turun dari kasurnya "Baiklah."

Sepanjang menit berlalu,Abigail baru memasukan 2 sendok kari ke mulutnya,sisanya hanya ia aduk-aduk agar tidak bosan.

Ibunya kembali dari mengangkat pakaian kering. "Kau kenapa?"

Abigail segera menoleh. Ia segera memasukan kari ke dalam mulutnya. "Apa maksud ibu?" Ia segera menghabiskan makanan itu,lalu pergi ke kamar. Tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Ia segera mengangkatnya.

"Hallo?"

"Hallo. Kak,Ini Bahiyih. Kakak sibuk sekarang?"

Abigail mendudukan dirinya di bibir kasur. "Tidak,kenapa?"

"Eum,kakak bisa menemani Kak Hueningkai sekarang juga? Aku dan ibu harus pergi ke bandara. Ada masalah dengan Kak Lea."

"Oh,baiklah. Aku akan datang." Percakapan itu kemudian ditutup oleh Bahiyih. Abigail segera berlari keluar,ia sebenarnya sangat senang sekarang ini.

"Mau ke-"

"Aku akan menjenguk teman." Abigail segera berlari keluar. Ia segera memesan taksi lalu pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di depan rumah sakit,Abigail sudah bertemu dengan Ibu Kai dan Bahiyih. "Sebenarnya kakak sudah bangun dari sejak kakak pulang, ia lalu tertidur."

"Ah,baiklah. Aku senang ia sudah bangun." Mereka lalu berpamitan pergi. Abigail segera berlari menuju kamar Kai. Ia harus segera meminta maaf pada pria itu.

Setelah sampai ia tidak langsung masuk,melainkan mengintip pada kaca transparan yang ada di pintu,agar jika ada dokter di dalam,ia tidak mengganggunya.

Dan tidak sesuai harapan,yang Abigail lihat adalah Kai yang tengah terduduk dengan baju rumah sakit. Kedua tangannya menangkup wajahnya. Ia menangis. Sesekali ia mengangkat wajahnya yang basah,lalu mengelap air matanya dengan tangannya.

Abigail terdiam. Ia berdiri selama beberapa menit diluar. Bukan karna apa,tapi ia ingin memberi waktu pria itu untuk merasa tenang. Semua orang bisa merasakan sakit,jadi apa salahnya jika Kai menangis? Toh dia pernah bilang dia bukan pria kuat.

Setelah merasa cukup lama,Abigail mengetuk pintu kamar itu lalu massuk. Kai yang di dalam segera menghapus air matanya lalu bertingkah seolah tak terjadi apa-apa.

"Oh,kau sudah bangun? Ibu bilang kau masih tidur." Abigail lalu duduk di kursi dekat nakas. Kai berusaha menghindari kontak mata dengan gadis itu.

"Barusan ada dokter datang,tepat setelah aku bangun." Abigail mengangguk. "Matamu...merah."

Kai segera menoleh ke arah lain,"Ah,ini karena aku baru saja bangun." Abigail kembali mengangguk. "Aku...benar-benar minta maaf soal kemarin,jika saja aku tidak memaksa imut denganmu,tentu kau tidak akan ada disini."

"Jangan dipikirkan. Kau sudah pulang?" Abigail mengiyakan. Mereka lalu diam selama beberapa menit.

"Kenapa kau menangis? Aku melihatnya tadi." Kai segera menunduk. Pria itu merasa malu. Tidak seharusnya seorang gadis melihatnya menangis,itu menurutnya.

"Lupakan,jangan dipaksakan."

"Terima kasih." Kai masih menunduk. Ia amat sangat menyesal membuat dirinya berbaring disini.

Dasar tidak berguna.

Batinnya. Pria itu,merasa sangat jatuh sekarang ini. Ia merasa dirinya semakin buruk. Bahkan dimata Abigail sekalipun.

━─ೋ❈ೋ─━

sleep boy ·· hueningkai [✓]Where stories live. Discover now