#5 - Setelah Pernikahan

Start from the beginning
                                    

"Tidak mungkin pria gila ini berada di kamarku—Tunggu dulu ...."

Sontak Krist melebarkan matanya. Ingatannya kembali pulih. Nyaris lupa jika ia sudah menikah, dengan pria gila ini.

Dan sekarang, Krist mendapati wajah keduanya teramat dekat. Padahal kemarin malam, Krist ingat sekali jika mereka tidur saling memunggungi dan berjauhan.

Astaga!

"Kenapa menatapku seperti ingin memakanku?" Singto tiba-tiba bersuara. Tak lama kemudian pria itu membuka matanya. Menatap lurus ke arah Krist yang masih termangu. "Morning," sapanya.

Bugh!

Setelah satu sapaan pagi dari Singto, Krist mendorong tubuh itu dan memukulnya dengan guling pembatas mereka. Singto mengaduh. Menghalau serangan guling dari Krist.

"Hey, Witchturtle hentikan! Kau kenapa?"

"Kau yang kenapa?! Tiba-tiba tidur dekat-dekat aku. Bilang saja kalau kau sudah macam-macam! Cih, pakai pura-pura tidak nafsu padaku segala lagi!"

"Apa kau bilang? Hey ... Semalam aku hanya tidur. Mana tau kalau kita bangun berhadapan seperti tadi. Lagipula, kalau aku macam-macam pasti kau merasakan sesuatu!"

Tangan Krist berhenti. Terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Lalu ia meraba tubuhnya sendiri. Tak ada apapun. Ia juga tak merasakan hal aneh pada tubuhnya. Mungkin benar apa yang dikatakan Singto. Krist jadi sedikit merasa bersalah.

"Masih utuh, 'kan?" tanya Singto sewot. Krist mengangguk lemah. Sungkan rasanya. "Ya sudah, kalau begitu buatkan aku sarapan. Aku lapar," ujarnya kemudian.

"Kau pikir aku pembantumu?!"

"Kau istriku. Salah satu tugas seorang istri  adalah—"

"Iya. Oke. Oke. Aku masak. Puas? Tapi setelah aku mandi," Krist memotong ucapan Singto sambil lalu dan mengomel sendiri. Sedang Singto yang melihat itu terkekeh. Dia jadi gemas dengan tingkah Krist.

Eh, tunggu dulu ... Gemas?

Singto cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Menyadarkan pikirannya sendiri bahwa ini tidak benar. Mana ada Krist menggemaskan? Yang ada malah menjengkelkan!

***

Keluar dari kamar mandi dan merasa segar, Krist segera menuju dapur. Tangannya tergerak untuk membuka kulkas, dan dalam sedetik ia berdecak kagum; isi kulkasnya penuh. Semua bahan makanan ada. Benar-benar komplit empat sehat lima sempurna. Ini pasti ulah Gun dan ibu mertuanya. Siapa lagi kalau bukan mereka?

Selagi Singto mandi, Krist memasak sarapan. Tak butuh lama baginya sampai masakannya terhidang di meja makan.

Singto yang baru saja keluar dari kamar mandi pun segera menuju meja makan. Dilihatnya Krist yang tengah mencuci alat masaknya.

"Ini masakanmu?" Singto menatap takjub.

"Menurutmu? Kau pikir disini ada pembantu?" teriak Krist dari arah dapur.

"Astaga, iya ... Iya ... begitu saja sewot!" Singto menarik satu kursinya. Tanpa aba-aba sudah mengambil nasi.

"Aku tidak sewot, biasa sa—" Krist yang memang berbalik badan pun kicep seketika saat melihat Singto yang tampak segar di pagi hari. Pria itu memakai kaos singlet warna hitam. Tampannya luar biasa. Belum lagi wangi sabun yang menguar ke seluruh ruangan. Krist dapat menghirup aroma floral di penciumannya. Begitu menenangkan. Krist mengakui sekaligus merutuki itu.

"Eh, kenapa kau diam disitu? Nanti kesambet, lho!" tegur Singto yang membuat Krist terkesiap.

"Apaan, sih?! Tidak jelas!" sahut Krist ketus.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now