Tiga Puluh

2K 197 8
                                    

Pelan-pelan bacanya ya gaes!!! 💜

Rasanya seperti berjam-jam aku di dalam disini, Ini seperti mimpi buruk ku waktu ke kecil dulu.

Tidak ada keluargaku tidak ada teman-temanku, hanya kegelapan yang menyelimuti ku di tambah dengan orang-orang ini yang dari tadi hanya berhenti sebentar untuk bergantian mengemudi dan menjagaku.

"Apa sebaiknya dia kita beri minum?" Tanya satu suara yang terdengar pelan.

"tidak perlu kita sebentar lagi sampai lalu sisanya urusan pria itu, Aku hanya kesal pengawal sialan yang menembak kakiku tidak ada disana" Jawab suara lainnya yang lebih berat dan bergetar.

"Kita bisa mencarinya sehabis mengantarkan dia"

"tentu saja akan ku bunuh dia perlahan"

Apa mereka baru saja membicarakan Dom? Apa mereka orang yang sama yang menghancurkan rumahku waktu itu? Sialan kepalaku begitu pusing sekarang ditambah Kulitku sudah melepuh karena dari tadi aku berusaha membebaskan diri, kaki dan tanganku kram dan mulutku rasanya sangat kering.

Aku merasakan mobil kembali berhenti lalu pintu di buka, dapat aku cium aroma laut dan udara dingin malam yang membuat kulitku merinding.

"Sudah sampai Nona" Itu suara ketiga yang terdengar lebih ringan, Sejauh ini aku hanya mendengar tiga suara namun saat aku di tarik keluar aku tahu bahwa mereka tidak hanya bertiga.

"Boss sudah menunggu di dalam" Kata pria baru yang aku duga sudah menunggu disini.

Tubuhku di sampirkan di salah satu pundak pria, Aku berusaha memberontak membuat pria itu mencengkram kakiku lebih kuat.

"Diam manis atau kau bisa terlempar ke laut"

Aku terus berontak sekuat tenaga namun kurasa itu percuma karena selanjutnya yang aku tahu suara menjadi lebih kedap menandakan kita sudah memasuki ruangan tertutup, membutuhkan perjalanan cukup jauh dari dek sampai ke ruangan bawah yang aku rasa ini adalah kabin.

"AKHIRNYA!" Teriak pria lainnya.

Tubuhku di jatuhkan di sofa, Aku langsung berusaha beridiri namun tubuhku segera di tahan, Aku terus berusaha memberontak, Sial aku mungkin buta namun aku tidak akan pasrah begitu saja!

"Ikat saja dia di ranjang" Ucap pria baru itu, Aku menjerit melalui sela-sela kain saat tubuhku kembali di angkat dan di jatuhkan di sebuah ranjang, Ikatan tanganku di lepas hanya untuk di ikat lagi di kepala ranjang, Begitu juga kakiku.

Aku menjerit lagi namun sama sekali tidak di perdulikan oleh mereka.

"Uang kami?" tanya pria dengan suara bergetar itu.

"Tentu saja" Balas si pria baru dan setelah beberapa lama suara kertas bergesekan memenuhi ruangan.

"ini kurang" Protes pria dengan suara ringan.

"Itu karena kalian gagal dalam percobaan pertama"

"Sialan! bukan begini perjanjiannya"

"Bagaimana jika begini saja, Kalian kawal kita sampai Norwegia dan aku akan melunasi perjanjian awal plus bonus"

Terjadi keheningan di udara sementara tiga pria itu menimbang-nimbang kemungkinan yang ada.

"Sialan! Kau itu anak raja kenapa tidak sewa pengawal yang lain?!"

"Jangan bawa-bawa ayahku ke masalah ini Sialan! dia sudah sekarat di atas kasurnya dan aku memang hanya membawa sedikit pengawal karena ini kapal kecil, sekarang kalian mau atau tidak?!"

Mereka kembali diam namun akhirnya mereka menyetujuinya.

"Mau kau apakan dia?" tanya si suara pelan lebih kearah ingin tahu daripada kasihan.

The Lady And The BodyguardWhere stories live. Discover now