Lima belas

3.1K 233 4
                                    

Ada yang kangen sama Domily gk? hehehehehe











Aku terbangun dengan rasa hangat di punggungku dilanjutkan dengan hembusan halus di tengkukku. Tanganku meraba ke pinggangku yang terasa berat dan menemukan lengan besar yang sedikit kasar disana.

Aku tersenyum memikirkan pengalamanku semalam, tidak ada kata menyesal disana yang ada hanya kesenangan murni dan keinginan untuk menjelajahi lebih dalam lagi.

Aku berbalik perlahan agar dapat lebih leluasa meraba tubuh Dom, tanganku memulai penjelajahannya dari punggung tangannya yang kasar dengan beberapa bekas luka kecil disana lalu mulai naik ke lengannya merasakan lapisan otot itu terasa santai lalu ke bisepnya, astaga aku menyukai bisepnya.

Bahunya yang lebar dan kokoh lalu ke dadanya yang di tumbuhi bulu halus di sana, Dadanya lebar dan hangat mengecil ke perut dan pinggangnya. Aku merasakan kulit yang tidak rata di sana lalu garis-garis kecil yang aku raba dengan ujung jemariku, apa ini semua belas luka? seberapa banyak bekas luka di tubuhnya?

Satu... dua... tiga... empat.... Astaga pria ini punya eight pack!

Aku mendengar suara tarikan nafas yang membuat jemariku berhenti di garis V yang ada di pinggulnya lalu bermain-main di sana.

"selamat pagi Dominic" Ucapku mengadah ke atas.

"Selamat pagi tesoro" Dom menciumku lembut sebelum menarikku makin merapat ke tubuhnya, aku tidak akan pernah bosan mendengar dia memanggilku begitu.

"ini adalah cara yang menyenangkan untuk bangun" Ucapnya serak sembari menjilati leherku membuatku menggeliat.

"yeah aku setuju"

Aku meraba kebawah dan menyentuh kejantanannya namun sebelum aku bisa berbuat banyak tanganku segera di ambil oleh Dom dan menempatkannya di samping kepalaku.

"sebelum aku lupa, kau berhutang beberapa penjelasan kepadaku"

"penjelasan?"

Aku tidak merasa pernah berbohong padanya, apa yang harus aku jelaskan.

"kenapa kau masih perawan Lily?"

"karena aku belum pernah berhubungan sex Dom" Aku membalasnya dengan nada malas seolah dia sangat bodoh.

"Tapi kau... kau membuatku percaya kau sudah pernah memiliki kekasih, kau pencium handal dan lebih lagi kau luar biasa dalam hal menggoda"

"Aku memang pernah punya kekasih namun aku tidak pernah bilang aku tidak perawan"

"Tapi kau sangat luar biasa dalam hal bercumbu dan... Astaga Lily" Dom terdengar putus asa membuatku bingung dan sedikit marah akan responnya apa dia menyesal? sungguh?! setelah apa yang aku berikan padanya?!. Aku duduk lalu menurunkan kaki ke lantai memunggungi Dom.

"Kau tidak ingin aku perawan? jika itu masalahmu seharusnya kau bilang, aku bisa menghilangkannya sebelum bersamamu"

"jaga ucapan mu" Dan sekarang dia terdengar marah? apa yang salah sebenarnya? seharusnya aku disini yang marah!

"Lalu apa mau mu?!" Aku berdiri menghadapnya berharap dapat melihat wajahnya agar aku bisa memukulnya.

"Aku hanya bertanya mengapa kau sangat berani saat menggodaku"

"Karena aku menginginkanmu! Demi Tuhan Dom aku jatuh cinta padamu!"

Aku berteriak ke wajahnya berharap dia akan mengerti atas setiap perkataanku. Aku mati-matian menahan air mataku, aku tidak akan terlihat lemah di depannya, tidak sekarang.

The Lady And The BodyguardWhere stories live. Discover now