Dua Puluh Empat

1.9K 183 9
                                    

Ayahku sama sekali tidak buka mulut tentang malam itu bahkan segala sesuatunya tampak normal, Daniel dan Mike yang takut akan di pecat pun tidak mendapat teguran sama sekali membuatku lega sekaligus takut.

Sekarang aku dan Dom hanya dapat saling mengirim kabar dari botol anggur yang aku tahu itu adalah botol milik Marco. Aku tersenyum lebar ketika dia mengatakan bahwa dia membuka bisnis restoran dari uang tabungannya selama ini dan sudah menaruh banyak investasi di berbagai tempat.

"tunggu aku hartaku, Aku akan berdiri di depan Ayah dan keluargamu secara terhormat dan memintamu untuk menjadi isteriku"

Katakan aku bodoh namun aku tidak bisa berhenti menangis haru selama satu jam berikutnya setelah membaca itu.

"Lily kau harus turun sayang pesta ini kan untukmu"

Aku menghembuskan nafas lelah mendengar itu karena demi apapun aku lebih baik berada di kamar daripada berpura-pura di bawah sana.

"Baik"

Kemudian Ibuku membantuku memilihkan gaun yang cocok dan mulai merias wajahku, setelah siap aku mendengar suara Nina dari belakangku.

"Kau cantik sekali! Ayo kita turun dan mencari bujangan"

"Bukankah kau sudah menikah Mrs.Constara?" tanyaku menggodanya yang di sambut dengan kikikkan gelinya.

"Untukmu kakakku" Aku hanya menggeleng dan kami mulai turun bersama, suara lembut musik dan percakapan orang berbaur menjadi satu membuat kepalaku pusing sesaat sebelum aku menyesuaikannya.

Kami menyapa beberapa teman lamaku dan sedikit bercanda, mungkin Ibuku ada benarnya aku memang harus sedikit bersosialisasi.

"Apa anggur ini salah satu koleksimu?" tanya Nina tiba-tiba membuatku mengerutkan dahi dan meminum anggur itu.

"Bukan, lagipula aku tidak punya koleksi"

"tidak punya? lalu botol-botol anggur yang kau susun di kamarmu itu punya siapa?"

Aku langsung terdiam dan meminum anggur itu sampai gelas ku tandas untuk bersiap menjawab pertanyaan polos Nina.

"Ohh itu, ya aku hanya suka dengan botolnya dan secara tidak sengaja membeli banyak"

Nina terdiam yang dapat aku asumsikan bahwa dia sedang kebingungan. Sial tentu saja dia pasti bingung.

"Lily Constara" Aku beralih ke arah suara baru yang entah kenapa terdengar cukup familiar bagiku.

"ya?" tanyaku pelan dan dapat aku rasakan tanganku di tarik untuk kecupan sopan di punggungnya.

"Lama tak bertemu, Viscount Falkland siap melayani mu" Mataku langsung melotot saat mendengar gelar itu.

"Zac" ucapku pelan yang di sambut dengan tawa gelinya.

"Ah kau mengingatku tadi aku kira kau akan berjalan pergi setelah tau siapa diriku"

"tentu tidak my lord"

"Apa boleh saya mendapatkan kehormatan dengan berdansa bersama anda?" Zac menggenggam tanganku erat, Saat aku sedang kebingungan tiba-tiba Nina mendorong punggungku pelan.

"tentu saja bawa dia"

Sialan Nina, Aku akan berurusan dengannya nanti.

Zac menarik tanganku perlahan kearah lantai dansa dan bergabung bersama pasangan yang lain.

"Kau masih terampil"

"terimakasih my lord"

"jangan seperti itu padaku Lily, kau bahkan dulu sering memanggilku turtle"

The Lady And The BodyguardWhere stories live. Discover now