Enam

2.9K 267 6
                                    

Hit the star and enjoy the story!












Pesta ini luar biasa meriah, Aku duduk bersama Ayah dan Ibuku di bagian VVIP bahkan paman Jonathan dan keluarganya ada disini.

"dia sudah besar sekali" Ucap Angel yang dari tadi tidak berhenti mengelus Gypsy.

"dan sangat tampan dengan dasi kupu kupu itu bukan?" Balasku sambil menepuk kepala Gypsy yang berada tepat di bawahku.

"dia memang tampan" Angel sudah hampir tujuh belas sekarang dan saat aku memeluknya tadi aku tahu dia memiliki tubuh yang bagus.

"jadi kau sedang berkencan sekarang?" Tanyaku sambil menyesap Wine yang di edarkan.

"tidak tapi teman-temanku terus menyuruhku berkencan dengan salah satu atlit di sekolah"

"apa dia tampan?"

"dia tidak buruk tapi entahlah"

"tenanglah yang terbaik pasti akan datang nantinya" Jawabku sok berwibawa, astaga aku bahkan tidak punya teman lelaki yang dekat.

"Sejak kapan kau menjadi sangat bijak?" Tanya Henry Jr yang berada di depanku.

"Aku lebih tua darimu jadi tentu aku lebih bijak"

"umur itu tidak menentukan segalanya"

"Astaga kau terdengar seperti kakek" Aku berani bersumpah jika Henry lebih mirip kakek daripada Ayahnya sendiri.

"Mereka akan melakukan dansa pertama!" Pekik Angel sambil bertepuk tangan, Aku menghadapkan tubuhku kearah lantai dansa dan dapat aku lihat cahaya terang, kurasa lampu sorot. Lagu lembut lalu mengalun mengiringi mereka.

"Mereka tampak sangat bahagia dan Nina sangat cantik" Bisik Angel padaku. Aku bersyukur memiliki keluarga yang sangat pengertian bahkan dia menceritakannya padaku sebelum aku memintanya.

"Oke yang lain sedang menari juga, Kau mau berdansa denganku kakak sepupuku yang paling cantik?" Tanya Henry sambil mengambil tanganku.

"Tentu saja" Aku dibawa ke lantai dansa bersama Henry, astaga anak ini baru berusia dua puluh satu tapi bahunya sangat lebar dan kekar.

"kemana jas mu?" tanyaku saat menyentuh langsung kemejanya.

"ada di bangku, lagi pula aku sudah memakainya tadi"

Aku heran dengan pria yang satu ini entah mengapa tapi dia tidak bisa memakai jas berlama-lama.

"Jadi bagaimana denganmu? ada yang sepesial?"

"tidak, aku masih ingin bersenang-senang bahkan aku sengaja menunda menyelesaikan kuliah untuk berpesta"

Aku memutar mataku mendengarnya yang di balas kekehan olehnya. Aku mungkin buta tapi aku telah di ajarkan berdansa dari sekolah dasar sehingga aku sama sekali tidak menginjak kakinya.

Henry memutarku membuat gaunku mengembang di sekeliling kakiku, aku terkikik geli bersamanya.

"astaga baiklah sudah cukup, sana cari gadis lajang"

"Tenang saja aku akan mendapatkannya"

"jangan buat skandal"

"kau mengejak ku, aku selalu berhati-hati" Henry kemudian mengantarkan aku kembali ke tempat dudukku, dapat aku rasakan sekelilingku kosong yang berarti mereka semua sedang berdansa ataupun menikmati pesta.

Aku menikmati musik di telingaku sambil mengambil satu gelas wine lagi dan menikmati rasanya di lidahku.

"Apa itu Lily Constara?"

The Lady And The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang