Sebelas

2.9K 257 12
                                    

Enjoy 🥰🥰🥰








"Hati-hati" Kataku setelah memeluk Giana Pulang dan menutup pintu mobilnya.

"Minggu depan oke?" tanyaku lagi memastikan bahwa minggu depan dia dan Marco akan datang untuk makan malam bersama disini.

"Yes sir" Ucap Giana bersemangat sebelum berkendara pergi. Astaga Adikku itu. Umur kami berbeda cukup jauh, dua belas tahun, membuatku benar-benar protektif terhadapnya apa lagi setelah Papaku meninggal dan beliau menitipkan mama dan Giana padaku, lalu sekarang aku mendengar dia punya pacar dan benar-benar jatuh cinta, aku tidak tahu harus senang atau ketakutan.

Aku kembali masuk kedalam rumah menemukan Lily masih diatas sofa dan meneguk anggurnya lagi. Aku terkejut melihat kedua botol sudah kosong padahal tadi masih tersisa setengah saat aku mengantar Giana kedepan.

"apa kau sudah selesai?" tanyaku melihat dia sedang tersenyum kecil seolah pikirannya berada di tempat lain.

"tidak aku baru saja mulai"

"tidak ada yang bisa kau habiskan lagi" Aku mengambil gelas dari tangannya dan membawanya bersama botol ke dapur.

"Kau harus tidur" Kataku sambil berusaha menarik Lily bangun dari sofa.

"tidak formal lagi padaku?" Tanyanya sambil bersandar di dadaku dan menghembuskan nafas hangatnya di leherku membuatku menggeletukan gigi.

"Kau ingin aku formal lagi padamu?"

"Apa yang ku inginkan jauh berbeda daripada itu" Lily menelusuri dadaku dengan ujung jarinya lalu berpindah ke perutku sebelum masuk dari bawah kausku menyentuh langsung perutku dengan kulitnya.

"Kau mabuk?" tanyaku menatap wajahnya yang terlihat jahil.

"Akan dirimu"

"Lily..." Desahku menjatuhkan kepalaku dan menyatukan kening kami, otakku memerintahkan ku untuk menarik tangannya dan segera membawa dia ke kamar lalu mandi air dingin namun tubuhku menolaknya, sudah lama sekali aku tidak merasakan sentuhan wanita dan sudah lebih lama lagi aku menginginkan wanita ini.

"Dominic..." Balas Lily sebelum berjinjit dan menyatukan bibir kami, Aku terdiam merasakan lembut bibirnya padaku rasa bibirnya seperti anggur manis yang memabukkan.

Satu tangan Lily memegang kepalaku agar makin menunduk sementara yang satunya tidak berhenti meraba perutku lalu berpindah ke punggungku dan mengusapnya lembut.

Lily membuka mulutnya dan membelai bibirku dengan lidahnya membuatku mengerang dan hilang kendali. Aku mengambil tubuhnya dan menempatkannya di atas sofa sebelum memasukan lidahku dan mulai penjelajahan paling nikmat.

Lily mengerang kecil saat aku mengusap punggungnya lalu menangkup pipinya memperdalam ciumanku, Lidah kami mengait dan berkenalan satu sama lain sebelum aku mengisap bibir bawahnya lembut dan mengigitnya pelan mendapatkan desahan persetujuan dari yang punya.

"le tue labbra si sentono molto bene"

"Aku tidak sepintar itu dengan bahasa Itali" Ucapnya geli.

"Maaf, Mulutmu sangat luar biasa. Astaga kau membuatku lupa bahasa Inggris ku" Desahku membuat dia tersenyum geli sementara aku melanjutkan ciumanku ke lehernya membuat dia menggeliat saat aku mencium pertemuan pundak dan lehernya, titik sensitifnya.

"Dom" Lily mulai menarik kausku membuatku berperang dengan iblis di dalam diriku.

"Dominic please..." Lily mengigit bibir bawahnya dengan wajah tersiksa.

Aku menggeram dalam sebelum mencium bibir itu lagi menarik lepas dari giginya dan mengigitnya dengan gigiku sebelum Lily kembali memegang kepalaku dan membelai bibir bawahku dengan lidah hangatnya, Dios dia pandai berciuman.

The Lady And The BodyguardWhere stories live. Discover now