Delapan belas

2.4K 210 6
                                    

"Ponsel itu membuatku pusing"

"Apa?" Aku menoleh kebelakang bahuku saat mendengar suara Dom. Aku mencium aroma kopi yang berbaur udara pagi menenangkan syaraf otakku seketika.

"Ponselmu, dia berbicara sangat cepat saat kau sentuh"

Aku tertawa kecil mendengarnya, dia memang tidak tahu apa-apa.

"ini setingan khusus untuk orang buta sepertiku Dom, aku tidak bisa melihat layarnya dan dengan seperti ini aku masih tetap bisa berkomunikasi layaknya orang normal"

"Apa semua milikmu seperti itu?"

"ya, jadi biasakan dirimu dengan wanita robot berbicara cepat ini"

"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa mengerti apa yang dia katakan"

"Latihan"

Dom menciumku cepat membuatku terkejut setelah dia meninggalkan bibirku.

"untuk apa itu?"

"Kau sangat menggemaskan terutama di pagi hari"

Aku merasakan pipiku memerah mendengarnya. Kami seperti sepasang kekasih seminggu belakangan ini meskipun tidak ada kesepakatan secara lisan namun dalam hatiku Dom itu kekasihku.

Ponselku berbunyi nyaring dengan nada yang aku khususkan untuk keluargaku.

"Halo?"

"Lily, apa kabar sayang?" Aku sangat lega ketika mendengar suara kakekku, aku merindukan mereka semua.

"Aku baik kek, bagaimana di rumah?"

"Merindukanmu"

Aku tertawa kecil mendengar kakekku, Dia memang selalu pintar memuji wanita.

"Kenapa kau baru menelpon?"

"Karena situasi baru aman sekarang sayang, Kami sudah menangkap orang yang berusaha menculik mu"

"Sungguh?!"

"Tentu saja? apa kau meragukan kakek mu ini? mereka adalah bisnis keluarga dan sekarang sudah di tangkap jadi kau bisa pulang besok"

Tubuhku langsung menegang mendengarnya, besok? apa tidak terlalu cepat?

"Lily?"

"Aku disini"

"berikan ponselmu pada pengawal mu"

Aku menyerahkan Ponselku pada Dom tahu bahwa sedari tadi dia mendengarkan percakapanku.

Dom berjalan pergi saat menerima telpon itu membiarkanku merenungkan perkataan kakekku barusan.

Satu, Mereka sudah menangkap penculik ku yang berarti situasi sudah aman.

Dua, aku harus pulang besok yang menurutku terlalu cepat

Tiga, bagaimana kelanjutan hubunganku dengan Dom?

"Kita harus berkemas"

Aku mengadah keatas mendengar suara Dom.

"Bukankah penerbangannya besok?"

"Besok pagi jadi lebih baik kita bersiap sehingga tidak membuang waktu"

Dom mulai berjalan pergi membuatku bingung, apa dia baru saja menarik diri dariku?

Aku bangkit berdiri dan berjalan kearah kamar Dom mendengar dia membuka tas.

"Dom?"

"Kamarmu di sebelah Lily"

Lily bukan tesoro jelas ada yang salah disini.

"kau marah?"

"tidak ada alasan bagiku untuk marah"

The Lady And The BodyguardWo Geschichten leben. Entdecke jetzt