47. MAKHLUK HALUS

1.1K 82 5
                                    

Gelap.....

Semuanya gelap....

Hanya ada satu cahaya diujung sana. Berjalan dengan beribu keraguan. Disepanjang jalan ada saja kejutan. Entah itu teriakan, ledakan, suara tembakan, tangisan, dan kepergian.

Semuanya samar, putih, hitam, dan abu-abu. Kaki tetap berpijak, tapi serasa melayang. Menoleh kebelakang, disana ada orang. Dia tersenyum lebar, lalu menghilang dalam sekejap mata.

Langkahnya terus melaju ketempat sang cahaya. Terlintas pikiran untuk berbalik, tapi kakinya tak bisa dikendalikan. Dia sampai ketempat cahaya. Matanya menangkap siluet seseorang. Seorang perempuan cantik yang menatapnya dengan senyuman. Naas, sebelum perempuan itu mendekat sesuatu membuatnya berdarah. Dia mundur, lalu melambaikan tangan. Diiringi dengan perginya perempuan itu, teriakkan keras menggema keras.

Hitam. Semuanya hitam.

Ada setitik cahaya lilin dari arah barat. Dia mengikuti cahaya itu. Dihadapan cahaya lilin, berdiri seorang lelaki. Lelaki itu menunduk sambil tersenyum. Teriakan itu terdengar lagi. Tapi lebih keras dan memekakkan telinga.

Ada suara dari arah selatan. Dia mengikuti suara itu. Dia terlihat kebingungan. Terus berpikir sambil bergumam tak jelas. Saat sampai disana, dia melihat seorang perempuan yang terduduk. Dia menggoyangkan tubuh perempuan itu. Dia mendongak, sesaat kemudian semua menjadi putih.

Semua memory nya terputar otomatis disekelilingnya. Pertemanan, kisah kasih, tawa, sedih, dan juga..... Kepergian.

Prang!!!

Suara pecahan kaca terdengar nyaring. Cuplikan memory itu hilang tergantikan oleh bayangan gedung tua yang samar-samar. Belum sempat dia berjalan, gedung itu meledak. Sebuah jam terdampar dihadapannya. Jam hijau zamrud, mirip sekali dengan seseorang yang dia kenal.

Apa yang terjadi? Kenapa semuanya kacau?

Dia termenung sambil melihat jam itu tanpa kedip. Sesaat kemudian dia ingat. Jangan itu milik gadisnya. Dia berlari kesana-kemari sambil berteriak memanggil nama gadis itu. Hingga akhirnya dia tiba ditepi jurang yang dalam.

Dor!!

***

Regal terbangun dari tidurnya. Dia mengusap wajahnya kasar. Cowok itu mengambil nafas sebanyak mungkin. Pasokan udara di paru-parunya semakin menipis seirama dengan detak jantungnya yang menggila.

Sialan! Mimpi apa itu?

Regal mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ada sebuah pesan masuk di WhatsA*p nya. Cowok itu menyeringit saat tertera nama Vander yang mengirimnya pesan tersebut.

Vander: Kita hampir dipuncak.

Seperti itu isi pesan dari Vander. Regal semakin bingung. Cowok itu berjalan keluar untuk mencari angin. Padahal sudah tengah malam loh.

Belum sempat Regal keluar, matanya menangkap bayangan seseorang yang berdiri di ujung lorong. Orang itu semakin mendekat. Regal sudah was-was kalau terjadi apa-apa.

Regal menyeringit bingung saat orang itu menunjuk ke kanan. Regal mengikuti arah tunjuk si orang misterius. Rahang nya hampir saja jatuh saat melihat apa yang ada disana.

Ini gue, Damian. Temennya Leon

Seperti itu tulisan yang ada didinding yang ditunjuk Damian dengan ditulis menggunakan darah. Entah darah siapa itu dia juga tak tau. Regal sendiri tak percaya bahwa dia melihat sosok Damian yang berwujud hantu. Cowok itu melihat penampakan Damian, ada sebuah tato bertuliskan namanya di leher hantu itu. Oh ya, Regal jadi ingat bahwa Vander pernah mengatakan Damian itu mempunyai tato di lehernya.

REGALDIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang