Unknown Stairway 30

559 138 21
                                    

Hari ini hari terakhir prakerin. Mulai besok murid-murid tak perlu lagi datang untuk bekerja. Semua urusan membereskan kamar, membersihkan lorong hotel, memasak, memotong bunga, mengurus laundry tamu, dan lain-lain untuk sementara berhenti. Kami akan kembali sibuk di sekolah; mengerjakan laporan dan masuk sekolah seperti kemarin-kemarin.

Aku dan Rinrin diam saja. Tak bersemangat. Hari ini bukan hari terakhir bagi kami untuk magang. Masih ada dua minggu lagi yang harus dijalani. Hiii, bagaimana rasanya datang ke hotel tanpa melihat teman-teman seangkatan berseliweran dalam seragam yang sama?

“Kok kalian malah lesu?” tanya Rio yang mengambil duduk tak jauh dariku dan Rinrin. Tas selempangnya tampak menggembung. Sepertinya berisi barang-barang dan seragam-seragam yang disimpan di loker selama masa training.

“Mulai besok aku nggak usah lagi menggosok pintu lift!” seru Yoda kegirangan sambil melompat mendekat.

“Mana ada murid magang ditugasi menggosok pintu lift sampai mengkilat!” sembur Rinrin.

“Eits, anak kitchen diam aja –mana tahu kamu kerjaan di luar dapur.” Yoda menyadari sikap kami yang tak bersemangat. “Kalian kenapa, sih?”

“Oh! Aku tahu!” Seperti ada yang meletik di pikiran Rio. “Kalian dapat hukuman tambah dua minggu masa magang, ya!”

Aku dan Rinrin mengangguk lesu.

Kedua mata Yoda membulat tak terima. “Gara-gara jamu asin itu, ya!? Ini nggak bisa dibiarin begini aja! Ini nggak bisa dibiarin!”

Rinrin melotot meminta Yoda tak bicara keras-keras. Kami sudah tak ingin menambah masalah.

“Ini nggak bisa dibiarin! Nggak bisa dibiarin!” ulang Yoda mengabaikan Rinrin. Tangan kanannya mengepal lalu memukul-mukul telapak tangannya yang kiri. “Kita harus berbuat sesuatu, Rio! Ini nggak bisa dibiarin begini aja!”

“Heh! Jangan! Nggak usah!” tegurku kesal. “Berisik kalian!”

“Benar, ini nggak bisa dibiarin,” sambut Rio kalem.

Aku nggak percaya Rio bakal setuju membikin keributan bareng Yoda! Mereka mau ngapain? Menjotos Tiara tepat di hidungnya atau –

“Iya, kan!” seru Yoda girang. “Ini nggak bisa dibiarin gitu aja. Kalian nggak salah!”

“Ini nggak bisa dibiarin gitu aja!” Rio berdiri sambil meregangkan kedua tangan ke atas. “Kita harus nge-es krim bareng. Perayaan hari terakhir prakerin buat aku dan Yoda. Dan, untuk menghibur dua teman kita yang kasihan-banget-dihukum-gara-gara-Tiara. Kheh-kheh-kheh-kheh!”

“Dih, ketawanya!” protesku kesal tapi juga lega.

“Jelek banget ketawanya,” komentar Rinrin sambil mengernyitkan hidung.

“Aku belajar ketawa jelek begini dari Ana.”

Yoda bergidik. “Hiii, cuma genderuwo yang bakal naksir cewek dengan ketawa jelek kayak gitu.”

Aku memukul bahu tapi Yoda bisa berkelit cepat.

Kami berempat pergi menuju kafe es krim langganan Rio. Empat es krim mangga porsi besar segera tersaji di hadapan kami.

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Stairway to UnknownOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz