Samuel, lelaki pintar itu pun sama tak mempercayai rekaman suara alat penyadap itu di motor Leon. Ketika suara itu terdengar jelas di telinganya, yang menyiarkan seseorang berbicara dengan orang lainnya, Samuel menggeleng tidak percaya dengan semua itu. Memang suaranya hampir mirip dengan Leon, tetapi tidak mungkin jika Leon melakukan hal diluar aturan geng ini.

Jiwa, dia masih bingung. Antara mempercayai Leon atau mempercayai Gara. Dua hal itu membuatnya pusing mati kepalang. Jika benar itu ulah Leon, Jiwa pun tak akan pernah tinggal diam. Dia akan melakukan hal apapun untuk membuat Leon jera. Semisal pengkhianat itu adalah Leon.

Terakhir. Dewa, Dewa sebagai wakil dari Rosas Negras masih tak percaya. Dia bergeming di tempat, tanpa mau menimpali atau berkata apapun walau hanya sedikit. Dia masih tak habis pikir dengan kelakuan Leon, menjadi pengkhianat di geng ini. Maksudnya apa? Apa masalah Leon dengan Rosas Negras? Ada dendam tersemat kah? Jika ada, kenapa harus dengan cara seperti ini? Bermain-main dalam bayang-bayang orang lain. Itu semua masih ada di dalam benak Dewa. Ingin mempercayai tetapi takut salah jalan. Dan akhirnya... Dewa akan menunggu. Menunggu sampai kebenarannya terungkap dengan jelas.

Leon masih menatap satu-persatu orang itu. Hatinya seketika sakit. Dia dituduh oleh orang lain, kenapa harus dia? "Terserah Ga. Gue udah bilang yang sebenarnya, tapi lo gak percaya. Lo bisa lakuin hal apapun sama gue. Tapi... kalau akhirnya ketemu siapa pengkhianat sesungguhnya, gue cuma mau bilang... jangan menyesal atas apa yang pernah lo lakuin ke gue."

Leon sudah pasrah dengan semuanya. Lihat saja suatu saat nanti, kebenaranya akan terungkap. Dan Leon menanti-nanti hari itu tiba.

Bugh

Satu kepalan tangan dilayangkan kembali pada rahang tegap milik Leon. Gara menatap Leon dengan tajam, setajam mungkin Gara menatap Leon.

"Pengkhianat, harus dimusnahkan." desisnya. Dan pukulan bertubi-tubi datang mengenai tubuh Leon. Yang lain hanya meringis ngilu melihat adegan itu. Bahkan sebagian ada yang memalingkan wajahnya ke samping agar tidak melihat adegan kejam dari ketuanya.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Tubuh Leon sudah sangat lelah. Mata teduhnya menatap untuk satu kali lagi ke arah yang lainnya. Mereka ditatap seperti itu oleh Leon hanya bisa menghela napas. Pukulan terus-menerus datang, sampai akhirnya... Leon tak sadarkan diri dengan keadaan tragis.

Dada Gara bergemuruh hebat. Kilatan amarah tak berhenti sedikitpun. Ia memandang Leon untuk sekian kalinya. Lelaki itu berdecih tak suka bahkan giginya pun sampai bergemeletuk menahan kekesalan.

"Lo berlima jadi saksi di sini. Gue Gara ketua dari Rosas Negras mengeluarkan Leon dari anggota inti dan geng Rosas Negras."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GALARA [END] ✔️Where stories live. Discover now