EPILOG

210 17 1
                                    

Catatan terakhir Rissa di akhir masa sekolah menengah atas;

Satu yang seharusnya selalu kusadari, aku tidak boleh menyalahkan Angga yang jatuh cinta padaku yang adalah sahabatnya.

Dia laki-laki dan aku perempuan. Sejak awal, tidak pernah benar-benar terjadi persahabatan murni kan antara laki-laki dan perempuan?

Aku seharusnya sadar.

Padanya aku juga sayang meski masa remajaku kuhabiskan untuk mencintai Irfan sendirian, dalam diam.

Karena sama seperti ketika Irfan jatuh sakit, aku juga merasa sakit saat melihat Angga terbaring lemah di ruang rawatnya. Waktu itu aku sadar kalau aku juga menyayanginya.

Irfan dan Angga. Mereka adalah kenangan remaja penuh warna yang akan kusimpan di kotak pandora-ku untuk selamanya.

Tidak ingin sakit lagi karena salah satunya pun menjadi orang yang menjadi penyebab sakit bagi satu yang lainnya, aku memutuskan untuk pergi.

Di sisi lain aku juga harus mengobati diriku sendiri tanpa hadirnya Irfan dan Angga. Aku harus menjauh dari mereka sebab di masa depan mungkin sudah digariskan kalau jalan kami harus berbeda.

Irfan berakhir dengan Anisa misalnya (meski di dalam hati ada rasa tak suka). Aih, dasar otak remaja! Tapi segala kemungkinan memang bisa saja kan?

Irfan dengan Anisa. Angga dengan perempuan lainnya. Dan aku sendiri, mungkin dengan seseorang yang tidak pernah kuduga di masa depan nanti.

Maka, setelah upacara kelulusan nanti, aku mantap akan menghilang dari bumi Jombang.

Bukan berarti aku mati!

Untuk beberapa lama aku akan pindah dan menetap di luar negeri---Dalam jangka waktu yang aku sendiri belum tahu, termasuk apakah nanti aku akan memiliki niat untuk pulang dan kembali ke negeri di mana delapan belas tahun aku hidup dan menghirup oksigen ini.

Namun, yang pasti aku benar-benar akan pergi.

Lalu pada kedua pemuda yang segera hanya akan menjadi bagian dari masa lalu penuh warnaku, sejak saat ini aku sudah tahu bahwa akan sulit bagiku menghapus rindu.

Perlahan aku mungkin berhasil melupakan mereka. Tapi selamanya mereka adalah kenangan tak ternilai yang pernah kumiliki waktu remaja.

Irfan, Angga! Good bye, ya!

Sendiri semoga kita selalu baik-baik saja.

Saat tak sengaja jumpa di jalan gak pa-pa-lah saling sapa, meski kenyataannya mustahil, karena aku akan pergi jauh dari jalur edar kita selama ini. Berbeda kota, berbeda negara, berbeda benua, dan ... hanya seorang diri.

Terima kasih untuk semua kenangan dan rasa yang kucecap selama ini.

Kalian sangat berarti.


- FIN -






Jombang, 09 Agustus 2020

With Luv (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang