Bagian dua puluh tiga : 23

1.6K 229 21
                                    

Holla Kak~
2 part lagi ending yak. Terima kasih banyak sudah setia sampai pada part ini. Boraheee banyak banyak!

Your Ayes Tell - BTS, inspirasi banget buat bikin part ini.

Luve ya, kak~ thanks alot^^

***

Jungkook hanya bisa duduk dan meratapi apa yang baru saja ia lakukan pada Namjoon. Secara kasar Jungkook membawa luka masa lalu pada kakaknya tentang siapa dirinya. Jungkook mengetahui niat Namjoon hanya ingin membuatnya bahagia dengan menunjukan ia sudah bisa berjalan lagi. Jungkook juga tidak buta, ia bisa melihat Namjoon sangat berjuang keras. Tetapi mendengar perbuatan gilanya ditambah dengan kalimat sarkas itu, pasti ia sudah sangat sukses membuat Namjoon terkejut dan sakit hati.

Fakta bahwa dirinya adalah anak dari seorang psiko yang sudah membuat kakaknya hampir mati tidak akan pernah Jungkook lupakan. Tentang dirinya yang dibuang dan diletakan begitu saja didepan rumah Ayah Yeogun dan Ibu Hana. Sampai saat Ibu Hana menghinanya sebagai anak haram. Semua itu juga tidak akan pernah hilang dalam cerita hidupnya.

Apa kabar ayah kandungnya itu? Pasti dia senang sekali saat anak yang dulunya ingin ia bunuh, sekarang sudah mati secara perlahan.

Mati? Tidak. Aku tidak ingin!

Teriak Jungkook dalam dadanya yang kini sesak. Ia masih sangat ingin berada disini dan memeluk semua orang yang ia sayangi termasuk Namjoon. Pada akhirnya isak tangis dan air mata itu tidak kuasa untuk Jungkook tahan.

Apapun itu Jungkook. Kita masih bisa mengusahakan jalan lain untuk terapimu. Kau pasti berhasil melawannya!

Bersamaan dengan kalimat Dokter Yoongi yang ia ingat, sakit dikepalanya juga ikut menyerang. Jungkook kepayahan untuk melawannya. Ia meremat kedua sisi kepala yang seakan bisa pecah kapan saja itu. Berusaha mengambil obat rasa sakitnya dengan tangan yang gemetar lalu menelannya tanpa bantuan air.

"Argh!" rintihnya yang masih menandakan bahwa penderitaan Jungkook belum berakhir. Kesakitannya itu masih ditambah dengan darah yang perlahan keluar dari kedua lubang hidungnya begitu saja dan rasa panas dalam tenggorokannya.

Dengan kaki yang tidak sekuat dulu, Jungkook berlari menuju wastafel dan membatukkan apa yang mendesak keluar dalam kerongkongannya.

Uhuk!

Darah bukan hanya berasal dari mimisannya, sekarang Jungkook juga bisa memuntahkan darah pula. Tubuh itu semakin gemetar kuat. Kepalanya makin terasa sakit. Tangan kanannya meraih keran wastafel untuk membersihkan darahnya sendiri. Jungkook terlalu takut untuk melihatnya.

Belum selesai dengan itu semua, Jungkook dilanda sesak yang begitu menyiksanya. Entah karena menahan sakit atau bagian dari kankernya. Satu tangannya ia gunakan untuk meremat dadanya. Satu tangan lagi untuk menyangga tubuhnya sendiri. Kedua kelopak matanya tertutup rapat untuk menahan pening dan nyeri dalam kepalanya.

Satu menit dan tidak berkurang sakitnya, Jungkook memindahkan tangan yang tadi didadanya untuk menjambak rambutnya yang sudah tipis.

Uhuk!! Hoek!!

Kedua kalinya memuntahkan darah dengan jumlah yang lebih banyak. Mimisannya juga semakin deras. Jungkook yakin kanker itu sudah mulai memecahkan satu persatu pembuluh darah yang ada diotaknya.

Uhuk!! Uhuk!!

Jungkook menunduk semakin dalam. Tanpa bantuan tangan kanannya yang bertumpu pada salah satu sisi wastafel, ia pastinya akan limbung.

"Argh! Hhh...hhh..." rintihannya kembali terdengar meski dengan suara yang melemah karena semua tubuhnya sudah dilanda sakit. Sesak itu melanda kembali. Ia bisa mendapatkan tranfusi jika darah itu tidak berhenti. 

Trivia : Love (Brothership Namkook) || FinWhere stories live. Discover now