Bagian empat belas : 14

1.5K 225 12
                                    

Bukan saja Yeogun yang berbeda

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Bukan saja Yeogun yang berbeda. Hana yang sebelumnya sangat menyayangi Jungkook kini juga berlaku berbeda padanya. Begitu Jungkook masuk ke ruang perawatan Namjoon, wanita itu langsung mendekat dan lagi, salah satu sisi wajah Jungkook menjadi sasaran empuk untuknya.

"Aku mengadopsimu untuk membahagiakan putraku! Tapi kenapa dia sekarang menjadi seperti ini?!"

Jungkook tidak bisa berbuat apapun. Dia hanya menunduk dalam sambil menggumamkan kata maaf yang tidak didengar oleh Hana.

"Kau mengetahui rencananya?"

Jungkook mendongak seketika dan menggeleng keras beberapa kali dengan wajah kehancurannya. "Ti-tidak, Bu. Aku tidak mungkin. Kalau saja aku tau akan seperti ini, aku tidak akan membiarkan Kak Namu pergi" jawab Jungkook dengan suara yang lemah.

Hana semakin frustasi mendengarnya. Lalu terdengar suara pintu dibuka oleh suaminya. Yeogun mengisyaratkan pada Hana untuk segera pulang dan mengijinkan Jungkook untuk bersama Namjoon malam ini.

"Aku beri kau satu kesempatan sampai besok pagi. Aku akan kemasi semua barangmu lalu segeralah pergi dari hadapan kami!!" Hana bahkan sengaja menyenggol salah satu bahu Jungkook saat dia melangkahkan kakinya.

Tersisa Jungkook yang terdiam dan terisak diposisi yang tidak jauh dari Namjoon yang masih tertidur kesakitan disana. Jungkook merasa belum kuat untuk mendekat pada kakaknya itu. Dia masih ingin menunduk dan menyesali segalanya.

Sementara dalam penyesalan itu, Seokjin datang membuka pintu kamar rawat Namjoon. Seokjin lagi-lagi dihadapkan dengan situasi yang membuatnya ikut merasa buruk.

Seokjin berjalan mendekat pada Jungkook dan menyerahkan botol obat dari Namjoon yang tersembunyi dibalik jas dokternya.

"Kau masih ingin berbohong pada kakakmu, Kook?" pertanyaan Seokjin memang diutarakan pada saat yang tidak tepat. Tetapi Jungkook memang harus menerimanya. Jawaban yang Seokjin dapatkan hanyalah gelengan kepala lemas dan isakan yang semakin dalam dari Jungkook.

Buruk. Seokjin kemudian memeluk anak itu dengan harapan dia bisa lebih tenang. Kepalanya tidak boleh dipenuhi dengan hal-hal buruk. Psikisnya juga tidak boleh terlalu hancur. Seokjin yakin, hanya dialah yang tau tentang penyakit Jungkook.

"Hanya aku saja yang tau, Kook?" dapat Seokjin rasakan Jungkook hanya mengangguk untuk menanggapinya.

"Namjoon akan segera sembuh. Kau tidak boleh menyiksa dirimu sendiri seperti ini. Ikuti pengobatanmu. Namjoon tidak akan senang jika mendengar sesuatu yang buruk terjadi padamu, Kook" Seokjin kemudian melonggarkan pelukannya dan meremat kedua bahu adik dari sahabatnya itu.

"Namjoon akan seperti dirimu yang sekarang saat ia tau kau sakit. Kau tidak mau, kan?" tanya Seokjin memastikan dengan tubuh yang sedikit ia tundukkan pada Jungkook. 

"Disaat seperti ini, hanya Kak Namu yang ada dalam kepalaku, Kak. Aku tidak bisa memikirkan yang lain" Jungkook lalu meraih botol obatnya.

"Aku membutuhkan ini sejak tadi. Terima kasih, Kak Seokjin" lalu Jungkook berjalan lemas menuju kamar mandi. Ia lakukan apa yang harusnya ia lakukan sejak tadi.

Trivia : Love (Brothership Namkook) || FinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant