Bagian satu : 1

3.8K 347 22
                                    

16.45 KST

Namjoon memulai harinya didepan seperangkat alat untuk menciptakan sebuah lagu. Hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak tapi dia dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan cepat. Namjoon juga sudah ditunggu oleh beberapa orang penting di agensi tempatnya bekerja. Mereka akan merapatkan beberapa hal, mungkin soal debut artis baru dan sebagainya.

Namjoon tidak lupa untuk menambahkan beberapa sentuhan akhir dan juga beberapa instrumen musik agar lagu yang ia garap itu lebih menyentuh dan pesan dalam lagu tersebut bisa tersampaikan pada pendengarnya.

Namjoon menyiapkan segalanya untuk menghadiri rapat hari ini. Dia menutup pintu studio dan berjalan menuju tempat yang biasa digunakan untuk merapatkan hal-hal penting tentang agensi. Satu hari lagi, Namjoon berada ditengah orang-orang berwibawa untuk membicarakan tentang musik.

Namun ditengah kepenatan itu, dengan earphone kepunyaannya dia membuka ponsel untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Lagu yang dia ciptakan sendiri untuk Jungkook dan dinyanyikan oleh adiknya dengan baik.

Tidak ada yang bisa menghalangi kedua sudut bibir Namjoon untuk terangkat begitu mendengar suara yang indah dari adiknya. Kenangannya terbayang pada masa kecilnya dan masa kecil Jungkook. Waktu terlalu kejam untuk cepat berlalu.

Sekarang Jungkook sudah dewasa dan dia sudah bisa menjaga dirinya. Dulu sekali, Jungkook sangat membutuhkan Namjoon bahkan untuk berlatih berjalan saat usianya hampir satu tahun. Sekarang, Jungkook sudah bisa berlari menjauh darinya.

Jungkook bukan putra kandung ayah dan ibu, Namjoon.

"Namjoon, Namjoon-ah" panggilan yang tepat terdengar setelah benak Namjoon kembali mengingat kalimat menyakitkan dari ayahnya tempo hari.

Namjoon langsung memutar badannya dan menatap temannya Hoseok dengan tatapan yang bertanya ada apa.

"Namjoon-ah, kau harus menungguku. Kau juga akan menghadiri rapat sore ini 'kan?" Namjoon menarik salah satu sudut bibirnya karena kesal. "Aku kira ada yang penting" balas Namjoon.

"Dari pada aku berjalan sendiri. Bagaimana lagumu?" tanya Hoseok sambil menekan tombol lift.

"Hampir selesai. Aku tinggal melihat lagi beberapa part dan setelah itu aku akan menerima pekerjaan lain. Rapat ini pasti berhubungan dengan artis baru" prediksi Namjoon biasanya tidak pernah meleset.

Hoseok hanya tertawa renyah saja menanggapi prediksi itu. Kini kepalanya mulai penuh untuk menemukan cara agar dirinya bisa membagi waktu.

Disaat Namjoon dan Hoseok masuk ke ruang rapat sudah hadir disana PD-nim dan beberapa staf penting yang lainnya.

***

Kookie, si manis Jungkook mempertajam pandangannya pada titik yang menjadi tujuannya. Titik yang berada ditengah itu seakan sedang melambai padanya. Jungkook mengosongkan fikiran dan juga menarik busurnya sekuat mungkin. Ia mengatur nafas sebelum melepaskan pegangannya pada busur dan panahnya melesat dengan kecepatan tinggi.

Wajah serius Jungkook langsung luntur bergantikan wajah kecewa dengan helaan nafas yang menunjukan rasa kesal. Panahnya tidak sampai pada target tapi hampir mengenainya. Jungkook gagal lagi dengan skor yang sangat tipis.

Meski begitu, pelatihnya selalu mengutarakan kalimat pujian atas kerja keras dari semua mahasiswa yang menjadi muridnya. Seperti sekarang, pelatihnya tetap memberikan senyuman dan menepuk bahunya beberapa kali. Kemudian pelatihnya berpindah menuju temannya yang lain dan mengawasi mereka.

Trivia : Love (Brothership Namkook) || FinWhere stories live. Discover now