Bagian 42

495 33 10
                                    






42. Balapan liar











***












Kenan mengeratkan jaket tebal ditubuhnya, menyengir saat melihat teh hangat ditangannya, orang pada buru-buru ke lokasi balapan liar, Kenan malah menyempatkan diri mampir ke angkringan.

"bandung kalau malam dingin euy!"gumamnya mulai meminum teh itu. Kenan mengigil pelan, kembali tersenyum lebar saat tak sengaja memandang Manop yang melihatnya sinis. "Teh, Teteh teh ngeteh teh?"

"Teteh palalo, gue cowok!"dumel Manop.

Revan mengernyit, menepuk pundak Manop melirik kedua orang itu heran. "bisa-bisanya Lo malah protes dipanggil Teteh, gue malah heran Kenan ngomong apaan."

"gue juga gak ngerti, cuma protes dipanggil Teteh aja karena yang gue paham cuma itu,"

Revan tertawa sumbang menjauh dari kedua temannya dan bergabung dengan seluruh anggota geng Ravila. "Manop the real of dongo, HAHAHA,"

Itulah yang Revan gumamkan setiap Langkah kakinya...

Kenan memandang punggung Revan yang menjauh dengan tatapan prihatin. "Revan Kenapa sih? Sepanjang jalan ketawa gak Jelas?"

Manop mengangkat bahu."gatau,"

Kenan buang nafas kembali menyeruput teh didalam gelas plastik. "mau teh nggak?"tawarnya.

"mau,"

Kenan menampilkan giginya, memasang mimik jelek seolah mengejek. "gue cuma nawarin doang yaa, gak niat ngasih. mohon maap."ucapnya, setelah itu melengos pergi menjauh dari Manop.

Manop mengernyit tidak paham. "Kenan ngapa sih? Kok bisa mirip banget sama anjingnya tetangga gue,"




















Mahesa memandang sekilas beberapa anggota geng Ravila yang sibuk mengecek mesin motor yang akan Mahesa pakai nantinya untuk balapan. Sementara anggota inti lainnya menatap heran jalan pramuda yang menjadi lokasi balapan.

Pasalnya... Jalanannya benar-benar sepi, letak Jalanannya sekitarnya dikelilingi hutan lebat, hanya ada beberapa lampu jalan yang memberi penerangan.

 Jalanannya benar-benar sepi, letak Jalanannya sekitarnya dikelilingi hutan lebat, hanya ada beberapa lampu jalan yang memberi penerangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"ini kenapa masih sepi banget gak ada orang, Katanya jam delapan, ini udah lewat lima menit."ucap Sandy melirik jam tangan yang melingkar ditangan Kirinya.

"dari Jakarta kesini lumayan lah jaraknya, mungkin mereka naik pesawat. Positif thinking aja pesawatnya mereka nyasar ke Amazon."

Kenan terbahak menoyor kepala Sagara yang barusan berucap demikian, anehnya Kenan malah aminin ucapan Sagara agar benar, jadinya Ia tidak perlu repot menghabisi anggota geng Servilon.

Mahesa [COMPLETED]Where stories live. Discover now