Bagian 41

558 40 6
                                    

   





41. Ical babak belur










***










"puyeng anjir ... Gue ga bisa ngesadap komputer geng mereka,"ucap Manop menopang dagu, menatap Mahesa disampingnya dengan tatapan tak enak.

Mahesa melipat bibir, ikut duduk sembari berfikir. "cari akun?"tanya Mahesa akhirnya.

Manop mengangguk, "gue bikin fake account dulu,"beritahunya dibalas Mahesa dengan kedipan mata satu kali. Manop berjengit. "balas iya, napa bos. Gitu amaat."

Mahesa berdecak kesal. "buru cari!"

Manop mengangguk santai, matanya kembali menatap layar komputer dengan serius, bermain dengan komputer untuk meretas atau apapun adalah bakat yang menjadi kegemaran tersendiri bagi Manop.

"nama geng mereka apa, lupa gue, lagian gak penting banget diingat-ingat."

"Servilon."

Manop mengacak rambut setelah beberapa saat, raut wajahnya sudah lelah, "mereka gak ada buat account geng mereka disosial media mana bisa gue hack kalau begini, gak mungkin kan gue sadap hp salah satu anggota mereka? Bisa aja sih tapi gue gatau ID ponsel mereka apa,"

Manop memutar kepala kebelakang, menghadap Revan yang duduk bersila, fokus dengan hp ditangan. "menurut lo gimana, Van?"

Revan menaikan alis tanpa menatap Manop. "Hack asal aja lah,"jawabnya.

Manop mencibir. Melempar mouse yang kini tepat mengenai hidung bengir Revan. "Lo pikir gampang, hah?!"

"WOII GUE TAUU!"teriak Sandy, pemuda itu yang tadinya hanya fokus bermain game sembari mendengarkan obrolan Manop akhirnya menyahut. "gue pernah chatan diakun game sama salah satu anggota geng Servilon,"jelasnya mengukir senyuman cerah, seperti menemukan titik keberhasilan.

Revan mengernyit, sudah tak bisa fokus bermain ponsel. "lo sampe chatan diakun game, lo mabar sama geng musuh San?"

Sandy tertawa. "Lahh Iyaa, gue gak sengaja dengar obrolannya sama temannya waktu itu pas dia on mic. Dari situ gue tau dia anggota geng Servilon,"

Revan menggeleng tak abis fikir. "masih mabar lo?"

"Dia pro anjir, yakali ga mau mabar ama dia lagi,"balas Sandy. "aman kok, identitas gue sebagai anggota geng Ravila juga gabakal kebongkar digame."

"Serahh lo dahh San, game teross!"

Sandy memutar bola mata. "lo ngeretas hp lewat akun game bisa gak, Nop?"lanjut Sandy kembali menampilkan wajah sumringahnya, berharap dalam hati semoga setelah ini para temannya tidak menganggap gamenya adalah hal sia-sia.

Revan mendekati Manop, menepuk-nepuk punggung Manop setelah berdiri disamping kiri pemuda itu. "bisa lah ... bisa."ucapnya penuh yakin. "demi, Ical."

Manop tersenyum miring. "lo diem-diem aja Ren, gamau kasih saran juga kah?"timpal Manop pada Reno yang kini memejamkan mata dengan kedua earphone tersumpal ditelinga, percaya sajalah walaupun kedua earphone terpasang, Reno tidak mendengarkan musik malah serius mendengarkan obrolan teman-temannya. Ia mendengarkan musik agar terlihat sibuk, dan gak aneh hanya berdiam diri seperti patung bernafas.

Reno menaikan alis. "gue bagian bunuh mereka aja."

"ngeri ... ngerii!"timpal Manop terkekeh kecil mendengar ucapan Reno, Manop kembali mengetikkan sesuatu dikeyboard komputernya. "cepet Sandy, kirimin gue nama akun gamenya apa."








Mahesa [COMPLETED]Where stories live. Discover now