Bagian 8

1.1K 80 0
                                    

Lets enjoy reading this
Slow reading

HAPPY READING!



8. Persiapan touring



"perspektif orang tidak semuanya benar, yang tau kebenarannya hanya diri sendiri. Jika orang pandang kamu buruk, buktikan kalau yang buruk itu juga memiliki nilai yang bisa dibanggakan."

.
.
.

***










Decitan gelas kaca terdengar, sekali tegukan, terus menerus tanpa henti. Botol kaca berisi minuman beralkohol itu tertuang kearah gelas Kaca, Damian menyambutnya, ia meneguk dan mencecap setiap rasa alkohol yang melewati rongga mulutnya. Damian suka ini, malam yang dingin ditemani minuman yang menghangatkan tubuh, tetapi memberikan efek mabuk. Minuman yang tidak bagus untuk kesehatan, Damian tahu tetapi ia tetap menyukainya, bahkan hal buruk yang kamu dapat bisa aja kamu sukai.

Kenan berdecak, Damian kalau sudah mabuk omongannya ngeselin. Lihat saja, Damian sedang tertawa keras, menertawakan Kenan yang dianggapnya bodoh.

"gue campur nih, racun tikus kedalam minuman lo!" dumel Kenan pada Damian.

Damian menggoyangkan gelas kaca di tangannya, sekali lagi ia tertawa. "dicampur ke apa dulu? ke minuman beralkohol? Campur aja, asal rasa minumannya gak berubah, gue tetep suka. Maybe, gue tetep mau minum itu."

"mati baru tau rasa lo!" maki Kenan semakin kesal.

"Orang mabuk diladenin, besoknya palingan Damian gak nyadar apa yang dia omongin. Setuju gue sama Dami, Kenan emang bodoh," timpal Saga kemudian tertawa setelah melihat raut wajah Kenan yang semakin masam. "gue kesini buat ngerayain kemenangan gue kan? Terus ada yang mau dibahas juga soal touring besok, kenapa gak langsung bahas aja. Sebelum Damian makin mabuk," lanjutnya menatap Mahesa dan Kenan bergantian. Malam ini mereka berada di sebuah Restaurant yang menyediakan bar kecil didalamnya, nuansa Restaurant memang cocok untuk pemuda seperti mereka, apalagi mereka kini berada dirooftop restaurant yang berlantai lima itu. Dari atas, pemandangan kota bandung memang tidak kalah dengan ibu kota.

"selamat, gue pikir tim SPB gabakal menang kalau Mahesa mundur. Persepektif gue salah, gue kadang lupa kalau Saga sialan ini, gak terlalu payah."

Kenan menepuk pundak Saga, Saga berdecih kalimat selamat dari Kenan kurang membuatnya puas.

"congrats." suara elang nan dingin itu kini terdengar setelah lebih dari 3 jam mereka direstaurant tetapi pria itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Mahesa menghembuskan nafas, mengeluarkan asap dari mulutnya.

"dikit banget bajingan, gue usaha keras buat tim menang tanpa lo, lo gak apresiasi gue?" tanya Saga.

"lo hebat." ucap Mahesa datar.

Saga tersenyum mendengarnya, ia mengangguk. "iya, gue emang hebat kok, gue tau."

"Mahesa bilangnya terpaksa. Lagian lo Pengen banget dibilang hebat padahal cuma nyetak skor satu, dibanding Bimo yang bikin menang karena nyetak lima angka." seru Kenan. Saga mendengus. "gausah diperjelas juga setan!"

"Rain?"

Mereka bertiga kini mengalihkan atensi pada Damian, mata Damian mengerjap-ngerjap mempertahankan kesadarannya untuk melanjutkan ucapannya. Damian mengusap tengkuk lalu tertawa, merasa canggung karena terlalu diperhatikan.

Mahesa [COMPLETED]Where stories live. Discover now