Bagian 58

458 29 4
                                    


                              58. Revan





                                    ***



Suara bising dari luar ruang cctv SMATA terdengar, cowok yang kini bersembunyi didalam ruangan itu tetap fokus pada tugasnya. Mahesa menaruh ponselnya diatas meja, menyalakan stopwatch mengatur waktu satu menit. Kembali ke layar komputer, Mahesa mulai mengecek satu persatu cctv yang terpasang ditempat-tempat tertentu.

Tempat-tempat dimana dulunya Delvina membully Rain lebih tepatnya...

Mahesa membasahi bibir bawahnya, merasa puas akhirnya menemukan rekaman cctv yang dicarinya. Cowok itu segera mengetikan sesuatu dikomputer, hendak memindahkan file cctv itu ke flashdis miliknya.

Nyaris file itu berhasil dipindahkan, suara gedoran pintu dari luar mengusiknya.

"Gak tau pak siapa didalem, saya pergi ke toilet bentar. Ehhh, pas balik ruangan cctvnya kekunci."

"seharusnya ruangannya kamu jaga yang bener."

Suara gedoran pintu semakin terdengar nyaring, Mahesa berdecak, mengantongi flashdis ke saku celananya lalu berjalan kearah pintu. Membukanya dengan raut santai, pak Ridwan dan satpam penjaga cctv langsung termenung melihat Mahesa.

"ngapain kamu didalem?!!"todong pak Ridwan kalap.

Mahesa berdecih. "jagain ruang cctvnya,"ucapnya, Cowok itu menepuk pundak satpam itu beberapa kali. "lain kali jangan ditinggal ngopi lama-lama ruangannya."peringatnya dingin, segera berlalu dari sana.






Pak Ridwan hanya menatap punggung siswanya sampai hilang dibalik tembok, sampai lupa kalau ia harus menghukum Mahesa karena sudah membolos.








                                    ***




"Maafin ayahh." Radit memeluk putrinya yang baru saja masuk kedalam rumah.

Rain tentu saja kaget, baru saja pulang sekolah ia langsung mendapati Radit memohon maaf padanya. Meski bingung, tangannya tetap terulur membalas pelukan Radit.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya Radit memeluknya sebagai seorang ayah. Biasanya selalu Rain yang memulai memeluk, dan Radit melepas pelukannya tidak suka.

"Maafin ayah sayang, Ayah bener-bener minta maaf. Ayah gak nyangka udah nganggap orang yang sakitin anak Ayah sebagai anak sendiri,"ucap Radit penuh sesal, menghujani kecupan kekepala Rain. "Ayah batalin niat ayah buat nikahin mamanya Delvina, Ayah baru sadar mereka cuman pengaruh buruk buat ayah. Dulu, Ayah stres berat karena perusahaan diambang kebangkrutan. Sekertaris ayah yang juga mamanya Delvina bilang kalau anaknya punya ide buat nyulik Reysa putrinya Arga. Ayah gak nyangka, ternyata Delvina sempet ngarahin pisau ke anak itu. Padahal ayah taunya, Reysa dibawa sementara tanpa kekerasan, bawa Reysa cuman buat Arga ngalah di tender selanjutnya. Ayah bodoh banget."

Rain menekuk bibir bawahnya, matanya berkaca-kaca. "Ayah tau ini dari mana?"

Radit melepas pelukan mereka, mengusap wajah keruhnya kasar. "tadi tiga puluh menit yang lalu, ada paket datang kerumah, Isinya rekaman cctv tentang bullyan Delvina ke kamu disekolah sama rekaman cctv dirumah sakit satu tahun lalu. Ayah juga dapet bukti korupsi mamanya Delvina diperusahaan."

Mata Rain membulat kaget. "paketnya dari siapa ayahh?"

Radit menggeleng membuat Rain menghela nafasnya. Satu bunyi notifikasi masuk keponselnya, Rain segera membacanya.


Mahesa [COMPLETED]Where stories live. Discover now