Bagian 15

985 67 6
                                    

HAPPY READING!

                          15

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                          15. Ombrophobia





      

                                      ***







 

Kemarin sore...

Mahesa melonggarkan pelukannya pada Rain, hujan semakin deras diiringi kilatan petir dan guntur yang saling bersahutan, tidak baik untuknya dan Rain jika hanya berdiam dilantai atas Cafe diguyur hujan. Mahesa melingkarkan satu tangannya dileher dan lipatan lutut Rain. Bergegas membawa Rain kerumah sakit sebelum hal lebih buruk terjadi. Mahesa bergegas lari keluar Cafe, tentu saja aksinya menyita perhatian pengunjung Cafe yang masih meneduh didalam Cafe.

Mahesa Menarik satu kursi, untuk duduk disamping kasur Rain, Rain sudah selesai diobati, kata Dokter keadaannya baik-baik saja. Mahesa Mengamat dalam wajah pucat yang pulas tersebut. Sebelum akhirnya Mahesa mengalihkan tatapan pada ponsel karena terdengar suara pintu ruangan terbuka.

"Yaampun neng..." Seorang wanita paruh baya bergegas masuk, ia langsung menyerbu Rain dan mengusap kepala Rain penuh kekhawatiran. "bi Mina gabisa liat neng sering masuk rumah sakit gini, Gatega bibi teh.." ucapnya lirih.

"Liat dulu atuh Mina, ada temennya Neng Rain, tegur dulu..." Mang sipto menepuk pundak bi Mina, merasa tidak enak karena Mahesa harus merasa terasingkan.

Bi mina mengusap pipinya yang sudah basah air mata, lalu tersenyum hangat kepada Mahesa. "Maaf den, bibi tadi khawatir sampai gak nyadar ada temennya Rain disini, makasih ya Den, udah bawa Neng Rain kerumah sakit. Makasih pisan..."

"iya," balas Mahesa. Tangan Mahesa yang tersembunyi dipinggir kasur Rain bergerak saling menggosok agar lebih hangat, Mahesa meriang dan demam, ia kerap sakit bila sudah berhadapan dengan air hujan.

Mang sipto tersentak melihat tubuh Mahesa yang gemetar karena mengigil. mang sipto melirik baju Mahesa, benar saja, baju Mahesa  masih basah bekas terguyur air hujan tadi.

"Den sakit? Saya panggilkan dokter biar Aden diobati."

Mahesa menggeleng. "gak perlu,"

Mata mang sipto bergerak tak nyaman. "yaudah mending aden pulang aja, soal Rain biar saya yang temanin dirumah sakit."

"saya nunggu orang tua Rain.." Mahesa meniup tangannya yang terkepal, tubuhnya sudah sangat kedinginan. "mau minta maaf karena ajak anaknya ketemuan sampai sakit kayak gini. Saya harus bertanggung jawab."

mang sipto tersenyum, bersyukur karena Rain memiliki teman yang baik.

"orang tuanya gak bakal datang, percuma kalau Aden nunggu. Lebih baik Aden pulang, supaya besok masih bisa turun sekolah, soal hari ini, itu bukan salah Aden. Kan Aden udah tau, penyebab neng Rain sakit karena neng Rain punya phobia..."

Mahesa [COMPLETED]Where stories live. Discover now