13. Kok ?

116 52 64
                                    

Jangan lupa tekan bintang pojok kiri bawah ya  🙏

      Jangan jadi silent reader 😫


-----------

      Haapy reading 🤗

**** 

Terkadang, keramaian yang selalu menjelma membuat kita mersa jengah dan ingin neronta agar terbebas dari kekangan keramaian yang memekakan gendang telinga itu.
Namun, saat satu hal yang telah menjadi adat/kebiasaan itu menghilang secara tiba-tiba, maka tak urung kita merasa seakan kehilangan sesuatu.
Padahal, jauh sebelum hal itu menghilang, kita selalu berharap semua itu lekas usai.

------------------

Waktu istirahat telah tiba, saatnya bagi masyarakat sekolah untuk menganjal perut yang sedari tadi demo meminta diisi ulang. Seperti biasa, kantin adalah sasaran utama para siswa maupun siswi. Semuanya berbondong-berbondong menuju kantin dengan tergesa-gesa, takut-takut tidak kebagian meja. Terlebih lagi antrian yang super duper panjang, membuat penghuni perut seakan menggonggong menuntut haknya.

Hari biasa di saat jam istirahat seperti ini kantin telah mulai penuh, bahkan nyaris tak ada sisa meja kosong. Namun, entah kenapa hari ini kantin sepi. Hanya ada beberapa siswa maupun siswi yang tengah duduk mengobrol sembari menunggu pesanannya disajikan.

"Lah, tumben. Kok sepi?" Charlina keheranan saat tiba di kantin. Ia menatap Hauraa yang berada di samping kanannya, seakan menuntut jawaban. Tentu ia heran. Tak jarang para murid mau menyia-nyiakan waktu istirahat tanpa menganjal perut.

Hauraa balik menatap Charlina sembari mengedikan bahu, sebagai isyarat bahwa ia juga tidak tahu. Lalu, ia duduk di kursi yang ada di depannya, pergerakkannya diikuti oleh Charlina, namun tatapan penuh pertanyaan masih kentara dari wajah Charlina.

"Perasaan tadi yang lain pada sibuk lari-lari keluar kelas, tapi kok gak ada di kantin sih? Sepi malahan. Pada kemana ya?" tanya Charlina, ia masih penasaran.

"Gak tau." Berbeda dengan Vharlina, Hauraa malah bersikap bodo amat.

Ya, sangat jelas tadi Charlina melihat para murid yang lain keluar kelas dengan tergesa-gesa. Sudah pasti tujuan utama mereka kantin, namun ternyata di kantin hanya terdapat beberapa orang saja. Tidak mungkin Charlina salah lihatkan?

"Ih, kok lo santai banget sih? Ini pasti ada apa-apanya. Gak mungkin yang lain pada mogok makan kalau gak ada apa-apanya." Mogok makan? kayak orang ngambek aja Char.

"Siapa yang mogok makan? Paling mereka lagi ada urusan. Entar juga pada kesini." Orang cuek kayak Hauraa mah pasti acuh tak acuh sama keadaan sekarang.

"Gak mungkin kali ada urusan bareng, sampek hampir kantin sepi gini." Orang super duper kepo mulai mengeluarkan pemikirannya.

"Ya terus mau di apain? Udahlah Char, gak usah ribet gitu. Cepet, mau pesan apa? Mumpung sepi." Ya, kesempatan yang sangat langka. Dengan keadaan kantin yang sepi seperti ini membuatnya leluasa untuk memesan makanan tanpa harus mengantri panjang.

"Cepet-cepet!"  ujar salah satu siswi berambut keriting ombak berlari tergesa-gesa.

"Woii, tungguin napa?"  protes siswi yang berbadan gemuk. Ia juga ikut bangkit dari duduknya menyusul siswi berambut keriting ombak dengan tangan menggenggam gorengan yang belum sempat ia habiskan.

"Ettt ettt, tunggu!"

"K-kenapa Kak?" tanya siswi berbadan gemuk tersebut takut-takut. Yah, siapa yang tidak takut jika dicegat kakak kelas dengan tiba-tiba?  Ditambah tatapan sorot mata tajam seakan hendak memangsa, terlebih lagi yang mencegah adalah Charlina. Cewek bar-bar seantero Mekar Jaya.

"Ini yang lain pada kemana? Kok sepi? Terus teman lo juga ngapain lari-lari kek dikejar setan gitu?"

"I-itu Kak, a-anu." Sungguh ia tak sanggup untuk berkata-kata. Mendapat tatapan tajam Charlina membuatnya ciut seketika.

"Ngomong yang jelas!"

"Jangan galak gitu, dia takut Char, mata lo udah kek mau makan orang tau gak? Nanya lembut dikit bisa 'kan?" Huaraa yang merasa kasihan dengan adik kelasnya yang sudah gemetaran tersebut.

Jangankan bicara pada adik kelas, bicara pada kakak kelas saja Charlina masih memberi tatapan tajamnya. Entahlah, mungkin tatapan tajam memang sudah menjadi tatapan yang biasa bagi Charlina.

"Elah, kucur bat jadi orang, badan doang yang gede, tapi nyali kecil kek biji bayem." Siswi berbadan gemuk itu menunduk, tak berani mebalas ucapan Charlina, ia hanya pasrah menerima perkataan Charlina yang merendahkannya.

"Udah, cepet jawab! Lama-lama gue makan beneran lo." Si siswi berbadan gemuk itu pun meneguk salivanya dengan susah payah.

"I-itu Kak. A-ada yang b-berantem," jawabnya akhirnya. Charlina langsung melepas cekalan tangannya, dengan cepat siswi berbadan gemuk itu melesat pergi menjauh.

"Elah, ada yang berantem aja makek acara mogok makan satu sekolah. Apa untungnya coba? Dapet makan juga enggak." Si cewek rempong  plus bar-bar mulai ngedumel tak jelas. Dia mempertanyakan apa untungnya menonton aksi adu jotos, lalu bagaimana dengan dirinya?  Apa untungnya menggerutu mempermasalahkan kegiatan orang lain?

   --------
Akhirnya bisa update setelah beberapa hari gangguan jaringan😭

Gimana? Gaje ya?

Terima kasih yang sudah membaca dan masih setia ngikutin BIRU sampai sini.

Jangan lupa tinggalin jejak sebanyak-banyaknya. Komen dari kalian sangat berpengaruh bagi semangat Yayaa.

Ajak teman-teman kamu mampir ke sini juga.

See you😘

12

BIRU [ On Going ]Where stories live. Discover now