9. 2 CeCan

178 65 156
                                    


Tiiitttt

Suara klakson yang nyaring terdengar saat awak mobil telah sampai tepat di depan gerbang. Seketika sang satpam bangkit dari duduknya, guna membuka gerbang untuk melaksakan tugasnya.

"Silahkan masuk Non cantik," sapanya dengah sangat ramah saat gerbang telah terbuka.

"Elah, lama bat dah bukanya. Jan-jangan Mang Ucup molor lagi." Matanya menatap curiga pria paruh baya yang dipanggilnya mang Ucup tersebut.

"Enggak kok Non, tadiii Mang U_"

"Elah, jan curhat, minggir!" Pria paruh baya tersebut terdiam dan mundur beberapa langkah ke belakang. Anak majikannya ini memang tipikal orang yang tak suka bertele-tele. Memotong ucapannya? Ah, itu memang sudah kebiasaannya yang tak pernah absen.

Mobil kembali berjalan memasuki pekarangan rumah, tepat di depan pintu ia berhenti lalu keluar.

Tapp

Suara pintu mobil ditutup.

"Mami... Chara pulang," serunya saat tiba di ambang pintu. 

Tak ada sahutan yang terdengar. Ia terus melangkah masuk, menoleh ke kiri dan kanan mencari sosok yang ia panggil.

"Mamiiii," teriaknya lagi. Namun masih tak ada jawaban. "Elah, kemana lagi tuh si Emak rempong," tanyanya pada diri sendiri.

"Jan-jangan udah pergi duluan lagi. Lah, dasar Emak ogeb, bilangnya pen ditemenin, eh malah ninggalin. Emak durhaka emang," gerutunya tak karuan seraya melanjutkan langkahnya.

Masa bodoh ditinggal belanja. Dia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah kasur. Tidur nyenyak menghilangkan segala penat yang tubuhnya rasa. Uh, membayangkannya saja ia sudah sangat bahagia.

"Et et et, ngomong apa tadi, haa?" Tiba-tiba terdengar suara cempreng yang berasal dari belakang. Milik siapa suara tersebut? Ah, tentu milik Charlina versi tua, alias Erlin- Mama Charlina.

"M-ma sa-sakit." Charlina mulai merengek ketika jeweran mendarat di telinga kirinya.

"Ngomong apa tadi?" tanya Erlin.

"G-gak ada ngomong apa-apa." Charlina mai melancarkan aksi berbohongnya. Cari aman katanya.

"Jan boong!"

"Mami cantik, manis, awet mu_"

"Mulai lagi ngeboongnya, haa?" Belum sempat Charlina menyelesaikan aksi memujinya, wanita paruh baya tersebut lebih dulu memotong ucapan Charlina.

"Elah, ni Emak rempong nyadar juga yak dia kagak cantik," guman Charlin, nyaris tak terdengar.

"Kan, mulai lagi ngatain Mami, mau gak Mami kasih uang jajan besok, haa?"

"Gak kok, Mami salah denger kali. Kan mami rada-rada budek." Oh Charlina. Selamat, anda berhasil menyandang gelar anak durhaka.

"Anak kurang ajar emang ya. Sembarangan aja main ngatain Mami budek," ujarnya seraya memperkuat jewerannya.

"M-mam, sakit. Ntar kalau kuping Chara panjang gimana? Kan gak cantik lagi."

"Biarin, biar jelek, "

"Lah kalau Chara jelek mami juga yang malu." Charlima mulai membela diri. "Mami mau dikatain punya anak jelek? Gak sempurna?  Gak_"

"STOP! " teriak Erlin. "Udah, masuk kamar sana, ganti baju! Mami tunggu 5 menit," perintah Erlin seketika.

Ia jengah mendengar celotehan anaknya yang sama sekali tak tau etika saat berbicara pada orang tua.

"Kok lima menit sih mi? Kecepetan," protes Charlina tak terima.

BIRU [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang