15. Salah paham

114 54 141
                                    

Vote dulu baru baca!
Disusul commentnya juga, ya😊

Satu comment dari kalian sangat berpengaruh bagi semangat Yayaa. Apalagi banyak. So comment yang banyak biar semangat Yayaa banyak juga. Wkwk

---------

Jangan gegabah menafsirkan sesuatu. Salah langkah, kau akan kehilangan sesuatu yang kau anggap berharga.

******

"Pedes nnya gila," ujar Chara sambil mengibas-ngibas mulutnya dengan tangan lentiknya. Matanya melotot memerah. Sesekali menghembuskan nafasnya melalui mulutnya. Guna mempertipis rasa pedas yang melanda mulutnya.

"Udah dibilangin juga 'kan tadi, gak usah pakek cabe banyak-banyak. Rasain tuh. Ntar juga nduwer tuh bibir," kata Hauraa sedikit kesal.

Pasalnya, sudah sedari awal ia melarang Charlina untuk tidak memasukkan cabe terlampau banyak. Namun, si sahabat bar-barnya ini tetap tak memperdulikan larangannya. Alhasil, ya seperti saat ini.

"Bangke lo," umpat Carlina seraya menyeruput jus jeruk nya yang tinggal beberapa tetes saja. "Temen lagi kepedesan, bukannya bantuin cari air malah nyumpahin bibir gue nduwer. Temen laknat lo emang," lanjutnya lagi.

"Gue bukan nyum_"

"CEPETAN CARIIN GUE AIR WOII! BISA MATI GUE," potong Charlina cepat. Ia benar-benar kepedasan saat ini. Ia tak ingin apa-apa, ia hanya menginginkan air mengalir di tenggorokannya. Itu saja.

Hauraa yang melihat Charlina yang sedang dilanda rasa pedas yang sangat teramat itu pun segera bangkit untuk mencari air.

"Huaaaaa Mamiiiii," teriaknya histeris. Lagi bareng, mami lo katain, dah gini baru deh jerit manggil-manggil.

"Untung kantin lagi sepi, kalau gak mati kejeng dah lo nunggu gue dapet antrian," ujar Hauraa yang baru saja kembali ke tempat duduknya sembari membawa beberapa jus.

"Lama, sini!" Belum sempat Hauraa melanjutkan ucapannya, Charlina telah merampas sembarang air yang masih di tangan Hauraa dan menyeruputnya.

Ia tak ingin membuang waktu lama-lama lagi. Minum, maka ia akan terlepas dari rasa pedas yang maha dahsyat, hanya itu yang ada dalam otaknya saat ini.

"Prtttttt, KAMPRET!" umpat Charlina seketika.

Air yang tadinya ia minum pun ia sembur ke sembarang arah, nyaris mengenai Hauraa yang duduk di sampingnya. Untung saja Hauraa belum benar-benar duduk. Alhasil, masih bisa menghindari semburan Charlina.

"APA-APAAN LO? LO MAU BUNUH GUE?  HAHHH?!" makinya.

"Bu-bukan gitu Char," bela Hauraa.

"TERUS INI APA MAKSUDNYA? HAHH?!" tunjuk Charlima pada gelas yang baru saja ia minum.

"Jangan emosi gitu, tenangin diri du_"

"GIMANA GUE BISA TENANG? GUE LAGI KEPEDASAN DAN LO MALAH NGASIH GUE MINUMAN PANAS KEK GINI? LO MAU BUNUH GUE?" Charlina benar-benar emosi saat ini.

"Char bu_"

"BANGSAT!" Charlina benar-benar murka, lalu ia bernjak pergi dari mejanya.

"Char, gue gak ada sama sekali punya maksud yang kayak lo bilang itu." Hauraa mencoba untuk menjelaskan hal yang sebenarnya, namun Charlina tetap tak memperdulikannya.

"Yang lo minum itu emang minuman panas, gue sengaja beli buat gue sendiri," sambung Hauraa.

"Gak usah ngelak!"

BIRU [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang