13 - Trying My Best

368 48 34
                                    

I hope you know that it's not always happy in my head
'Cause I don't know
The perfect road to go down
But I know
I'm trying my best

Trying My Best – Anson Seabra

❇❇❇



Gladys

Melihat sosok Alden Seandra Bastara berdiri di depan unit apartemen gue saat ini, membuat otak gue sibuk menerka-nerka apa maksud tujuannya datang ke sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat sosok Alden Seandra Bastara berdiri di depan unit apartemen gue saat ini, membuat otak gue sibuk menerka-nerka apa maksud tujuannya datang ke sini. Terlebih lagi, penampilannya kali ini jauh dari kata rapih. Kemejanya lusuh, rambutnya yang biasanya tertata rapih sekarang justru terlihat acak-acakan. Dia kelihatan ... lelah.

“Dys,” bahkan suaranya pun terdengar begitu lemah di telinga gue.

“Kenapa?” perasaan gue mendadak gak enak, saat melihat caranya menatap gue saat ini.

“Bunda meninggal.”

Dan pada saat itu juga, gue merasa lutut gue melemas. Dia mengucapkan itu tanpa ada air mata yang mengalir di pipinya. Ketiadaan air mata itu menandakan kalau dia masih gak percaya dengan apa yang dia alami sekarang. Atau mungkin ... dia percaya, tapi dia udah terlalu sedih sampai air mata pun rasanya gak ada gunanya.

Gue bener-bener bingung harus mengatakan apa lagi. Melihat sosoknya yang sekarang terduduk lemas di lorong apartemen gue sambil menenggelamkan kepalanya pada lekukan kakinya, dada gue mendadak sesak.

Gue melangkah mendekatinya, ikut duduk di spot kosong yang ada di sampingnya. Gue cuma mau meluk dia sekarang. Gue cuma mau jadi sandarannya untuk saat ini.

Karena lagi-lagi ... dia gak punya tempat sandaran lain selain gue. Kalaupun punya, dia gak mungkin mendatangi gue saat ini.

Dan lagi-lagi, gue gak tau harus merasa bersyukur atau justru merasa bersalah. Merasa bersalah karena suatu saat gue gak bisa jadi sandaran itu lagi. Suatu saat gue gak bisa ada di sisinya lagi.

Memikirkan hal itu, gue merasa jadi orang paling jahat sedunia.

Saat merasakan hoodie yang gue kenakan basah—lucunya hoodie ini adalah milik orang lain—, gue makin mempererat dekapan gue.

Alden yang sekarang nangis di dekapan gue benar-benar berbeda dengan Alden yang selalu bicara ketus pada gue. Siapapun yang melihatnya ada di titik terlemahnya seperti saat ini, pasti gak akan percaya kalau dia adalah Alden Seandra Bastara, cowok angkuh yang kata-katanya selalu bisa membuat orang lain terintimidasi.

Saat keadaannya mulai tenang, gue membawanya masuk ke dalam unit gue. Sion yang lagi makan kacang sambil nonton TV di ruang tamu kelihatan kaget waktu melihat keadaan Alden. Tanpa ngucapin apa-apa, dia langsung pergi ke kamarnya.

“Aku ganti baju dulu.”

Gue melangkah menuju kamar gue untuk berganti pakaian. Sejujurnya gue lelah, tapi rasanya gak pantes gue mengeluh di saat kayak gini. Di saat ada orang lain yang membutuhkan gue. Orang lain yang jauh lebih lelah dari gue.

Long Way HomeWhere stories live. Discover now