18 - Cliché

420 46 10
                                    

Note: Corona virus doesn't exist in this story

Over the next few days
We got to talking with every single word
I started falling farther, farther and farther for you

You were so witty and so charming, swept me off my feet
You made me laugh you made me blush, no one could compete


Cliché - mxmtoon

***

Two years later (2020)....

Gladys

Udah hampir lima menit gue memandangi kalender yang saat ini berada di genggaman gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah hampir lima menit gue memandangi kalender yang saat ini berada di genggaman gue. Ah, mungkin tepatnya memandangi salah satu angka yang gue lingkari dengan spidol merah di sana. Gue tau kalau waktu terus berjalan, tapi kadang gue nggak menyangka kalau bakal secepat ini.

21 Desember, hari ulang tahun ayah. Hari yang jatuh pada hari Senin itu-atau tepatnya dua hari lagi-adalah hari yang selalu gue tunggu-tunggu tiap tahunnya. Setelah menghela napas dalam-dalam, gue kembali meletakkan kalender itu ke atas nakas. Tangan gue bergerak membuka salah satu laci yang sangat jarang gue buka. Karena setiap kali gue membukanya, satu-satunya yang tertangkap oleh indera pengelihatan gue hanya figura coklat yang di dalamnya terdapat potret anak perempuan berumur tujuh tahun yang tengah dipangku sang ayah di atas ayunan.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, gue meraih figura itu. Kilasan balik akan kenangan manis bertahun-tahun silam terputar di kepala gue bagai untaian script film.

Udah hampir sepuluh tahun berlalu, tapi rasanya gue baru kehilangannya kemarin.

"Kak?"

Buru-buru gue mengusap air mata yang tiba-tiba aja mengalir di pipi gue begitu suara berat seseorang menyapa indera pendengaran gue. Gue menoleh, menatap sosok cowok dengan balutan kaus hitam dan ripped jeans biru langit yang kini berdiri di ambang pintu.

"Bang Elang di luar tuh."

"Iya. Bilangin gue ganti baju dulu."

Alih-alih meninggalkan gue, Sion malah melangkah masuk. Menutup pintu kamar rapat-rapat kemudian menghampiri gue yang saat ini tengah ketar-ketir memasukan kembali figura foto ayah ke dalam laci.

"Miss him, right?"

Kebanyakan orang bilang, katanya anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya. Dan benar, itu berlaku pada gue. Di antara gue dan Sion, gue yang lebih dekat dengan ayah. Nggak tau kenapa gue merasa ayah bisa mengerti semua sisi dalam diri gue tanpa perlu susah-susah gue jelaskan.

Long Way HomeWhere stories live. Discover now