08 - How Can I Say?

315 51 34
                                    


I hate me now
I hate myself for being like this
For feeling so comfortable
When I'm away from you
Hate me now
I wish you would figure it out
Don't show me a smile
With those endlessly clear eyes

How Can I Say - Day6

❇❇❇

Alden

Selama dua puluh satu tahun gue hidup, hanya ada dua hal yang gue sesali sampai detik ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama dua puluh satu tahun gue hidup, hanya ada dua hal yang gue sesali sampai detik ini. Pertama, gue menyesal karena bersikap terlalu lemah di hadapan bokap gue. Gue menyesal karena terlalu mengikuti apa yang dia perintahkan pada gue. Gue menyesal karena gak bisa bawa nyokap gue jauh dari dia dan berujung membuat beliau terus merasa tersiksa ssndirian di rumah yang sepi juga menyakitkan itu.
Dan kedua, gue menyesal karena meminta Gladys untuk jadi cewek gue.

Iya, gue menyesali hal itu sampai saat ini.

Karena mungkin kalau aja gue gak memintanya untuk jadi cewek gue saat itu, dia gak mungkin ngerasain sakit dan kecewa bertubi-tubi kayak gini.

Pasti banyak dari kalian yang mikir-atau bahkan emang ini yang ada di kepala kalian semua- kalau gue gak sayang sama Gladys. Mungkin keliatannya begitu, dan dia juga pasti berpikir begitu. Tapi sayangnya itu semua gak bener. Gue emang brengsek, tapi gak sebajingan itu buat ngajak seseorang menjalin hubungan tanpa ada perasaan apa-apa.

Gue sayang sama dia, meskipun rasanya gak sebanding dengan yang dia punya untuk gue.

Selama ini gue mencoba buat bersikap seolah-olah mencampakkannya, seolah-olah gue gak mempedulikannya, dan seolah-olah gue gak pernah punya perasaan apa-apa sama dia, karena gue punya alasan.

Gue mau dia pergi. Gue mau dia membenci gue. Gue mau dia mengakhiri hubungan ini.

Karena gue gak bisa ada di sampingnya terus-terusan lagi. Gue gak bisa biarin dia bertahan di hubungan yang cuma bikin dia sakit kayak gini. Namun, gue sendiri juga gak sanggup buat mengakhirinya. Gue belum sesiap itu buat kehilangannya.

"Besok sore kamu temenin Kania fitting baju, jam 4 harus sudah sampai sana."

Dan juga... Gue merasa kalau perasaan gue sekarang terbagi dua. Gue gak pernah memprediksikan ini bakalan terjadi, walaupun gue sering main sama banyak cewek sekalipun, gue gak pernah naruh perasaan apa-apa sama mereka semua. Tapi baru-baru ini... Selama kurang lebih tiga bulan ke belakang, gue merasa ada yang aneh sama perasaan gue sendiri.

"Aku harus ke Jakarta malem ini," kata gue tanpa melihat sosok pria paruh baya yang gak pernah gue duga bakal menyusul gue ke Bandung-meskipun katanya dia ada urusan penting di sini, padahal gue tau dia ke sini buat menyusul gue sekaligus mengunjungi istri keduanya.

"Ada urusan apa? Bimbinganmu 'kan belum selesai?"

"Jadwal bimbingan selanjutnya hari Selasa, masih ada waktu 3 hari buat ke Jakarta sebentar."

Long Way HomeWhere stories live. Discover now