39-2

1.1K 187 43
                                    


Gue lanjut nonton tv di ruang keluarga karena disana ada mamih yang lagi nonton juga. Kebetulan mamih sama papih ada di rumah. Papih sama Suho udah jalan ke masjid. Sedangkan gue sama mamih nonton ftv di saluran ikan terbang. Ftv kesayangannya mamih. Gue sih ikut nonton aja. Daripada bad mood di kamar dan bingung mau ngapain?.

Jarum jam menunjukan pukul satu siang, papih sama Suho udah pulang dari masjid dan lagi menyerang daging hasil qurban bagaikan orang yang gak makan setahun. Kalau gue sih udah makan sebelum papih sama Suho dateng. Lalu gak lama ada yang ketuk pintu rumah gue.

"Bukain sono"ujar Suho nyenggol kaki gue.

"Kenapa harus gue?"

"Gue kan lagi makan. Bukain sono buru kasian kesemutan nanti"

Akhirnya mau gak mau gue beranjak dari sofa dan bukain pintu yang sedari tadi diketok. Padahal ada bell, kenapa harus ketuk-ketuk pintu segala.

Ketika gue buka itu pintu ternyata abang-abang paket.

"Apa benar ini rumah mba Yoona?"

"Iya benar saya sendiri"

"Silahkan di tanda-tangani"

Gue tanda-tangani secarik kertas yang disodorkan ke gue. Lalu si abang paket memberikan sebuah box gede yang gedenya segede alahium gambreng. Gue rasa isinya bom ini.

"Paket? Dari siapa?"ujar Suho yang baru aja dateng dari arah dapur.

"Gak tau. Gak ada pengirimnya"

"Gede amat. Segede dosa lo"

"Dih itu mulut enak bener ngomongnya belum ngerasain disabet sandal gue?"

"Mih, Yoona mau mukul aku nih" teriak Suho.

"Dih adu-aduan. Kayak bocah lu" gue tinggallin aja Suho yang ketawa-ketiwi gak jelas. Heran gue, punya kembaran kayak gitu. Gue rasa pas papih dan mamih ngebuat gue sama Suho salah posisi kali ya, jadinya kayak gini dah.

Setiba di kamar, gue kerjain tuh box gede segede alahium gambreng. Gue ambil hp gue yang gue letakkin di kasur. Gak nyangka ternyata banyak chat yang masuk, salah satunya dari Eunwoo. Udah selesai kali ya dia nembaknya? Tapi gue heran, gue sama dia gak deket kenapa dia nanya ke gue? Kenapa gak nanya ke Jaehyun atau Mingyu? Kenapa harus gue?. Aneh emang.

Eunwoo
Lo ada di rumah kan siang ini?

Eunwoo
Na gue mau ngomong sesuatu yang serius
(Read)

Eunwoo is calling

"Gue harap lo gak tutup telepon lu dulu sebelum gue selesai ngomong"

"Entah dari kapan gue mulai ngerasain perasaan yang aneh sama diri gue. Tapi yang jelas lo berbeda diantara cewek yang gue kenal. Lo selalu jadi diri lo sendiri dan gak peduli omongan orang lain. Ketika orang lain takut sesuatu lo justru memberanikan diri walaupun dengan cara lo yang aneh. Lo yang selalu suka ramah sama semua orang tapi lo gak rela ketika sahabat lo disakitin sama orang lain. Lo yang selalu adu mulut sama kembaran lo sendiri sampai semua di sekolah hafal kalau setiap lo ketemu Suho gak jauh-jauh dari berantem walau akhirnya kalian balikan lagi. Lo selalu merasa diri lo baik-baik aja padahal sesungguhnya itu hanya tameng bagi diri lo. Lo yang selalu tersenyum walaupun senyuman itu hanya sebuah topeng. Gue suka sama lo yoon. Gue tau lo masih sakit hati sama mantan cowok lu. Dan gue gak berani bilang gue bakalan lebih baik dari dia atau gak akan menjanjikan kalau gue gak akan nyakitin lo. Tapi gue akan berusaha jadi yang terbaik buat lo dan selalu bikin lo tersenyum. Gue juga gak tau lo punya perasaan yang sama dengan gue atau engga. Tapi gue memberanikan diri buat nyatain ke elo. Lo udah liat hadiah yang gue kasih bukan? Kalau lo jawab 'iya' hadiah itu buat lo dan gue tunggu lo di taman deket rumah lo. Kalau lo jawab 'engga' lo bisa balikin hadiah itu lagi ke gue. Gue harap lo bisa ambil keputusan yang benar"

Panggilan telepon eunwoo terputus. Dan gue masih diam dan memikirkan apa yang terjadi sama gue barusan.

"Gue lagi ditembak?"

###

Eunwoo sudah menunggu sekitar tiga puluh menit sejak dia menelepon Yoona. Tetapi Yoona belum kunjung dateng juga. Hingga akhirnya Yoona muncul dari sebrang jalang membawa sebuah box besar pemberian Eunwoo. Ketika Eunwoo menyadari jika Yoona membawa box tersebut. Eunwoo merasa sedih karena secara gak langsung Yoona menolaknya. Tapi mau bagaimana lagi. Yoona berhak menolaknya lagipula Eunwoo tidak pernah melakukan pendekatan terhadapnya dan terkesan biasa saja lalu tiba-tiba menyatakan perasaan. Bukanlah hal sebuah hal yang aneh yang dilakukan Eunwoo ini?.

"Jadi—" kata-kata Eunwoo terputus ketika Yoona tepat berada di hadapannya.

"Buka aja dulu" tukas Yoona.

"Dibuka? Buat apa?"

"Nanti juga tau" Yoona tersenyum tanpa terlihat oleh Eunwoo.

Dibukanya box besar itu oleh Eunwoo yang ternyata kosong sama sekali. Eunwoo dibuat bingung oleh Yoona. Apa maksud semua ini.

"Kenapa kosong?"

"Karena jawabannya ada disitu"

"Maksudnya"

"Lo sendiri yang bilang, kalau gue terima itu boneka berarti iya. Kalau gue balikin itu boneka berarti jawabannya engga"

"Jadi jawaban lo yes?"

"99% kemungkinannya benar" ujar Yoona tersenyum manis kepada Eunwoo. Eunwoo pun membalas senyuman manis Yoona.

Ya tepat di hari itu Yoona resmi menjalin hubungan dengan Eunwoo. Eunwoo bukanlah sebuah pelarian, Yoona menerima Eunwoo karena beberapa hari terakhir ini Eunwoo menarik perhatiannya. Ketika dia biasa aja memergoki Yoona yang tembus. Biasanya anak cowok yang lain pasti akan meledekinya tetapi Eunwoo engga. Justru dia memberikan jaketnya untuk menutupi rok Yoona.

Keesokan harinya Yoona yang sakit perut karena mendapati sedang datang bulan, Eunwoo dengan suka rela membawakan makanan dari kantin. Bulan berikutnya juga, Eunwoo langsung menyadari jika Yoona sudah merasakan sakit perut berarti Yoona sedang datang bulan karena sepertinya Eunwoo hafal kapan Yoona akan datang bulan. Sejujurnya Yoona sedikit malu karena Eunwoo bisa hapal begitu tapi ya anggap aja ini mukjizat dapet temen cowok yang peduli.

Dimulai kejadian yang memalukan Yoona mulai menaruh perhatian kepada Eunwoo. Eunwoo yang sebelumnya bagi dirinya biasa saja sekarang terlihat berbeda apalagi ketika sedang presentasi, main basket dan jadi pemimpin upacara. Eunwoo jadi terlihat keren.

###

""Lo! Ngapain lo kesini cowok berengsek!"

"Yoona" pria itu melangkah mendekati Yoona, Yoona bergerak mundur.

"Yoona aku bisa jelasin"

"Jelasin palalo pitak. Semuanya udah jelas!. Ternyata lo gak jauh beda sama Kris! Cuma bisanya nyakitin gue doang!" Yoona meninggalkan pria tersebut tanpa pria itu mengikuti Yoona. Pria itu tertunduk menatap sepasang sepatunya. Sepatu dari wanita yang berharga dalam hidupnya yang saat ini benci terhadap dirinya.

Yoona merutuki kebodohannya sendiri kenapa juga dia harus kabur dari rumah di tengah hujan-hujan begini? Kenapa dia gak kabur ke kamar gitu? Kenapa juga otaknya jadi gak berfungsi. Yoona juga gak membawa hp nya yang memang tertinggal di rumah. Udara yang dingin karena anginnya begitu kencang ditambah hujan tidak kunjung berhenti membuat Yoona jadi mengigil. Yoona juga merasa perutnya sakit dan kepalanya pusing hingga seperdetik kemudian Yoona kehilangan kesadarannya. Sebelum Yoona benar-benar kehilangan kesadarannya ia mendengar ada suara seorang pria yang memanggil namanya.

"Yoona!"

BBB (Brother vs Boyfriend vs Bestfriend )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang