CHAPTER 48

28 7 3
                                    

Setelah menunggu beberapa menit Claudia akhirnya keluar. Tanpa aba-aba Rachel langsung bergegas masuk disusul oleh Ari.

Setelah memasuki ruangan Rachel langsung memeluk Revan yang sampai saat ini belum juga sadar.

"K-kak Revan bangun.. hiks.." ia beralih menangkup wajah Revan. "Aku disini kak, hiks.. jadi aku mohon bangun sekarang hiks.."

"Lu bisa bohong sama gua kemarin. Tapi kali ini lu gak bisa bohongin gua lagi hel, kalo lu itu emang ada rasa sama Revan" batin Ari

Tak lama saat Ari diam mematung berusaha menahan rasa sesak dihati, tiba-tiba saja ia melihat jari jemari Revan perlahan mengangkat.

"Hel tangan dia gerak"

Revan menggeram kecil.

Refleks Rachel menggenggam erat tangan Revan. "K-kak?.. hiks.."

Revan perlahan membuka matanya.

"Gua panggilin dokter dulu ya" ucap Ari bergegas keluar dari ruangan

Tak lama dokter pun memasuki ruangan. Lalu segera memeriksakan kondisi Revan.

"Syukurlah keadaan nya sudah mulai membaik, namun Revan masih harus dirawat dalam beberapa hari kedepan. Dan di mohon untuk tidak terlalu banyak berbicara dengannya"

"Terimakasih ya dok" ucap Sonya

Dokter itu pun tersenyum kecil. "Iya sama-sama bu kalau begitu saya permisi mau menangani pasien yang lain"

Sonya dan Randy mendekati ranjang Revan. "Syukurlah sayang, kamu sudah sadar" ucap Sonya sembari mengusap lembut pucuk rambut Revan.

Revan hanya diam menatap kedua orangtuanya, lalu ia segera membuang pandangan.

"Kalian ngapain repot-repot kesini?"

"Kami tau kami salah van, karna selama ini udah gak menganggap keberadaan kamu. Papah sama mama minta maaf, kami sangat menyesal" ucap Randy

"..."

"Mama sama papah janji akan memperbaiki semua kesalahan yang udah kami perbuat"

"Lebih baik kalian tinggalin Revan sekarang"

Saat Sonya ingin berbicara Revan langsung memotong. "Pergi."

Randy menghembus nafas berat. "Yasudah kalo itu mau kamu, kami akan pergi semoga kamu secepatnya bisa memaafkan mama dan papah. Ayo ma"

"Tapi pah.."

"Udah mungkin Revan memang harus butuh waktu untuk memaafkan kita"

Setelah Sonya dan Randy berjalan keluar, Revan meneteskan setitik air mata.

"Loh om, tante kenapa wajah kalian masih sedih Revan udah baik-baik aja kan?" tanya Claudia

"Kamu tenang aja Clau, keadaan Revan sudah membaik tetapi dia jangan terlalu banyak bicara dulu. Kalo begitu kami pulang sebentar ya"

Mereka semua pun mengganguk.

"Yaudah yuk kita langsung masuk aja" ajak Nicho

Saat Claudia hendak mengikuti mereka tiba-tiba saja handphone miliknya berdering.

Nadiva mendecak. "Hallo liska lu ngapain sih nelfon segala gua ini lagi di rumah sakit tau gak"

"Hah serius?! emang siapa yang sakit?"

"Pacar gua kecelakaan"

"Yaampun kasian banget.. gws ya buat pacar lu"

"Iya-iya, udah ah gua tutup"

Gadis Senja [On Going]Where stories live. Discover now