Dua Puluh Satu

2.2K 209 8
                                    

Paris, Prancis.

Hari ini adalah hari terakhir Benjamin dan Austin di Paris. Setelah menyelesaikan pameran terakhirnya, mereka menemui Frank dan Drake sesuai janji untuk jalan-jalan di Disneyland Paris bersama sebelum pulang ke negara masing-masing.

"Apa kau yakin akan berangkat? Kau tidak sakit lagi?" Austin terlihat khawatir. Mereka masih di hotel dan sedang bersiap-siap.

"Kau sudah mengatakannya sepuluh kali." Ben sedikit kesal. Ia sedang mempacking barang-barangnya ke dalam tas kecil. "Aku baik-baik saja." Ben kemudian tersenyum.

"Baiklah, baiklah." Austin percaya pada perkataan Ben. "Aku akan memanggilkan supir."

"No, no. Kita naik kereta RER saja. Itu jauh lebih menyenangkan."

"Tapi aku takut kau akan kelelahan." Austin ragu.

"Tidak perlu khawatir. Aku lebih senang jika pergi tanpa pengawal. Hanya bersamamu." Ben tersenyum manis. Austin tidak bisa berkata apa pun selain menuruti anak manis ini.

"Baiklah. Tapi kau harus janji, kalau kelelahan bilang padaku."

"Iyaaa."

Mereka pun keluar dari hotel.

Mereka tidak langsung menuju Disneyland Paris, tapi mengisi perut dahulu dengan roti pagi hari khas paris, Pain au Chocolat. Roti ini memiliki bahan dan bentuk yang sama dengan jenis roti Croissant yang berlapis tipis-tipis. Namun perbedaannya, Pain au Chocolat diisi dengan lelehan cokelat di dalamnya. Secangkir espresso hangat adalah teman santapan yang paling sempurna.

Setelah selesai sarapan, mereka langsung menuju stasiun dan berangkat ke Disneyland. Di tengah perjalanan, Frank sempat menghubungi Ben kalau ia dan Drake sudah sampai.

"Mereka cepat sekali." ucap Ben setelah menutup teleponnya.

"Itu karena kau memilih kereta ini daripada mobil pengawalmu."

"Benar juga. Haha." Ben terkekeh.

Perjalanan mereka masih sekitar sepuluh menit lagi untuk sampai tujuan. Suasana kereta pagi itu tidak terlalu ramai.

Ben menyandarkan kepalanya ke bahu Austin. Lalu ia memejamkan matanya. Hembusan napas panjang mengikuti.

"Hahhh...menyenangkan sekali." ucap Ben yang masih tetap menutup matanya.

"Apa kau kelelahan?" tanya Austin. 

Ben hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Aku bahagia."

"Karena bisa ke Disneyland Paris?"

Ben menggelengkan kepalanya lagi. "Bukan itu. Aku sudah berkali-kali ke sana. Tapi selalu dikawal oleh orang-orangnya papa. Jadi, bisa ke sana tanpa mereka itu rasanya bebas dan menyenangkan." Ia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya.

"Kau selalu bisa mengajakku kapan pun kau mau. Hanya kita, berdua." ucapan Austin barusan sukses membuat kelopak mata Ben terbuka.

"Kau tidak sedang menggodaku, kan?"

"Ao, dari sudut mana aku menggodamu?"

"Aku dengar dari kak Kenneth kalau kau itu pandai sekali menggoda orang."

"Dan kau tergoda?"

Ben melotot.

"Ah, jelas sekali kau tergoda." Austin menunjukkan smirk nya.

"Kak Austin!"

Setelah mereka sampai di tempat tujuan, rupanya Frank dan Drake sudah menunggu di loket antrian tiket.

Meteor Ga(y)den [END]Where stories live. Discover now