Delapan

4K 394 42
                                    

Permainan dimulai. Kenneth, Austin, Sebastian, dan Michael memulai mengambil kartu. Permainan ini bukanlah permainan bridge, tapi permainan mencocokkan kartu biasa. Siapa yang mempunyai kartu yang jenisnya sama dan angka atau kedudukannya paling tinggi, ia yang akan memenangkannya.

Siapa pun pasti dapat memainkan permainan mencocokkan kartu seperti ini karena simpel. Tapi, hal ini juga bergantung pada keberuntungan.

Tentu saja ini berbeda dengan Michael, sang juara bridge internasional itu. Ia sudah menghapal seluruh kartu dan bisa memainkan bagaimana alur ini. Jangankan permainan mencocokkan kartu seperti ini, dia adalah rajanya bridge.

Putaran pertama dimenangkan oleh Kenneth dan Austin. Ini sangat membuat mereka termotivasi tentunya. Dengan mengandalkan keberuntungan, mereka bisa memenangkan putaran pertama. Semoga begitu seterusnya. Harap Kenneth.

Tapi ternyata semua itu adalah rencana Michael. Ia sengaja mengalah di putaran pertama untuk membuat suasana menjadi seru. Dua putaran berikutnya sudah dipastikan ia dan Sebastian yang menang. Siapa yang mampu mengalahkan kemampuan bridge dan analisis Michael?

Sebastian hanya menyeringai sambil menatap Kenneth dengan mengerikan.

"Sudah jelas, kan?" Sebastian berdiri. Kemudian ia menarik Kenneth keluar dari secret-room.

"Hey, kau mau membawaku ke mana?" Kenneth berusaha melepaskan diri dari tarikan tangan Sebastian. Tak ada tanggapan dari sang penarik.

Austin yang melihat itu tidak bisa melakukan apa-apa, karena mereka terikat perjanjian. Ya, perjanjian apabila Kenneth kalah dalam permainan kartu ini ia akan menuruti apa pun permintaan Sebastian.

Sebastian langsung membuka pintu mobil yang ada di depannya dan memaksa Kenneth masuk.

"Hey, apa yang kau lakukan? Kau mau apakan aku? Kita akan kemana?" teriak Kenneth di dalam mobil sambil menggedor-gedor pintu mobil Sebastian. Ia berada di samping kemudi.

Sebastian lalu masuk ke kursi kemudi dan mengemudikan mobilnya ke suatu tempat.

Mereka sudah sampai di suatu tempat. Sebastian berjalan di depan dan diikuti Kenneth di belakangnya dengan ogah.

Kenneth sudah berkali-kali mencoba untuk kabur, tapi saat Sebastian berteriak 'pengecut!' Kenneth langsung berhenti seketika. Kenneth adalah orang yang bertanggung jawab. Ia selalu menepati janji, apalagi taruhan seperti ini. Ia sangat menjaga harga dirinya. Ia bukan pengecut.

"Kenapa kau mengajakku ke sini?" Kenneth bertanya lagi ketika Sebastian menghentikan langkahnya di sebuah stand ponsel di tempat itu.

Sebastian kemudian mengambil sebuah bungkusan dan memberikannya pada Kenneth.

"Ambil." ucap Sebastian datar.

"Hah?" Kenneth tampak bingung dengan apa yang dilakukan Sebastian.

Kenneth mengira bahwa ia akan di culik, dipukuli, atau dibuang ke suatu tempat. Ia sangat bisa menebak kalau Sebastian ini mungkin saja psikopat gila yang sedang mengerjainya. Tapi ini? Sebastian memberikannya ponsel baru. Ia tidak pernah berpikir bahwa Sebastian punya sisi yang seperti ini. Tunggu, sepertinya ini jebakannya lagi.

"Katanya lo mau ganti rugi. Ini, ambil." Kenneth masih terlihat kebingungan. Namun ia mengambil ponsel itu.

"Lo mau berdiri di situ sampai kapan?"

Mendengar hal itu, Kenneth langsung tersadar. "Hah? Iya." Lalu ia mengikuti Sebastian di belakangnya.

Kenneth curiga. Sangat.

Meteor Ga(y)den [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz